Chapter 3 //Topeng

71 50 9
                                    

Kenzie lari sebisa mungkin untuk menghindari kejaran dari beberapa pria bertopeng,

"Hah! hah!" Suara seruan nafas kenzie yg tak beraturan, "aku sembunyi saja" ujar dia pada dirinya sendiri, sambil melihat ke sekeliling nya mencari tempat yg bagus untuk bersembunyi.

Kenzie bingung setengah mati karena mereka terus mendekat, sedangkan dia belum juga menemukan tempat yang bagus untuk bersembunyi, " kemarilah tuan" ujar satu pohon ditengah kebingungan nya. Kenzie yg mendengar itu melangkah mundur beberapa langkah ke belakang, " jangan takut tuan, kami akan melindungi Anda,Anda tak perlu takut. " Bagaimana kamu bisa melindungi aku, sedangkan kamu sendiri begitu kecil?" Jawab Kenzie yg masih tetap pada tempatnya. Memang benar kata Kenzie pohon itu lumayan kecil. Dan tak memungkinkan untuknya bersembunyi. Kenzie sendiri tidak tahu itu pohon apa. Pohon itu hampir sama dengan pohon beringin hanya saja daunnya berwarna putih dan runcing. Entahlah Kenzie sendiri sangat sulit untuk menjelaskan nya " Kami bisa tidak terlihat tuan, kemarilah kami berjanji akan melindungi Anda" jawab pohon tersebut yakin. " Baiklah" ujar Kenzie dan langsung mendekat. Karena bagaimanapun iya sendiri juga bingung harus bersembunyi di mana.

"Anda hanya tinggal berdiri di belakang saya" ucap pohon itu sopan. Jika kalian bertanya darimana pohon itu bisa berbicara. Kenzie sendiri tidak tahu. Iya hanya mendengar suaranya saja. Kenzie berdiri di belakang pohon tersebut dengan ketakutan, iya takut jika saja mereka menemukan nya iya tak ta hu apa yg akan diperbuat oleh mereka. Dan tentu jika iya ditemukan juga, maka tak ada lagi kesempatan untuk menolong Elvan, Aksa dan Dalvin.

"Dimana dia?" Bentak salah seorang diantara mereka. Saat ini mereka telah sampai di tempat persembunyian Kenzie. "Duh kenapa mereka harus berhenti disini sih!. bakalan ketahuan nggak ya?" Ujar batinnya. "Mari kita cari dulu dia disekeliling ini" lanjut nya. "Mampus"batin Kenzie. Mereka berjalan ke segala sisi di tempat Kenzie. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya Kenzie. Dan benar mereka bahkan tak menemukan kenzie meski telah mengitari punggungnya kenzie."Duh bagaimana ini?" Ujar yg lain lagi. " Jika kita tak bisa menemukan nya, maka kita yg akan dibunuh" lanjut nya khawatir ketakutan. "Tenang saja! Kita laporkan saja pada ketua bahwa dia sudah kita bunuh! Bukan kah kalian sendiri tahu, dia kan lumayan bodoh" ujar temannya dengan menyeringai.
" Yaudah ayo" ajak salah satu dari mereka dan dibalas anggukan dari yg lain. " Kenzie yg mendengar itu sedikit lega. Mereka pun mulai pergi. KRAKK "aduh kenapa gua ceroboh sekali sih" batin Kenzie kesal. " Tunggu" aba aba salah satu dari mereka. "Apa?" "Ah tidak aku hanya salah dengar saja". Mereka pun mulai menjauh Kenzie sangat lega. Iya keluar dari pohon itu sambil mengucapkan terima kasih. "Tunggu tuan, bisakah anda membawaku, aku akan siap melayani tuan dengan sepenuh hati. ." Ujar Pohon tersebut memohon. Kenzie yg mendengar itu sedikit kebingungan. Tapi iya tidak menghiraukan nya. "Aku sih boleh² saja, tapi bagaimana caramu ikut bersama ku?" Tanya Kenzie. "Tenang tuan, saya bisa berubah menjadi biji. Jika Anda memerlukan saya, anda hanya perlu melempar biji tersebut ke tanah. Maka saya akan tumbuh untuk tuan" jelas pohon tersebut. "Ohhh, oke. Tapi tolong jangan panggil aku tuan. Panggil saja aku Kenzie. Dan siapa nama kamu?" Tanya kenzie lagi.
Pohon itu hanya terdiam. " Yaudah mulai sekarang aku akan panggil kamu treo. Dan cepat lah jadi biji karena aku sangat buru buru." Ujar Kenzie. "Baik" dalam sekejap pohon tersebut telah menjadi biji. Kenzie yg melihat hal tersebut tidak lagi terkejut karena menurutnya tempat ini memang aneh. Kenzie mengambil biji tersebut dan memasukkan nya ke kantong. Sekarang iya berencana akan menolong teman teman nya.

Perlahan lahan Kenzie mengikuti pria2 bertopeng tadi dari jauh, "hey sepertinya ada yang mengikuti kita?" Ucap salah satu diantara mereka peka. "Semoga aja mereka gak tahu" batin Kenzie sembari bersembunyi dari satu pohon ke pohon yang lainnya. "Aish jangan bilang yang tidak-tidak, mana ada yg mengikuti kita, toh juga dari tadi nggak ada siapa-siapa di hutan ini. Apalagi bocah tadi, iya tak mungkin bodoh dengan mengikuti kita" jawab yg lain mengabaikan kepekaan si tadi. " Terserah kau saja" balasnya lagi sedikit kecewa.

The Wind [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang