Bagian 7

15 1 0
                                    

Hari ini Fredly ingin bolos rasanya. Lagi pula Fredly sudah jarang membolos sekali-kali ga pa pa kali. Tapi Luna kan gak ada temen kecuali Fredly dan Luna juga suka lapar disembarang waktu bagaimana jika ia tidak makan karena tidak ada teman. Fredly beranjak dari ranjangnya dan pergi untuk mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah.

Fredly sampai saat gerbang akan ditutup untung saja Fredly masuk lebih cepat, dikarenakan hari ini upacara jam masuk sekolah sedikit dicepatkan. Fredly langsung berjalan ke arah kelas.

Tetapi sebelum sampai dikelas ia melihat seseorang tidak sendiri tapi ia mengenal dari postur tubuh tampak belakang. Fredly merasa itu Luna tapi dengan siapa ia berbicara, Fredly memutuskan menghampiri Luna.

Luna menengok ke belakang saat ia merasa seseorang berdiri dibelakangnya. "Eh Lo udah Dateng?"

Fredly mengangguk. "Lo ngomong sam---" ucapan Fredly terpotong saat melihat Gio dihadapannya.

Fredly mensejajarkan dirinya Dangan Luna. Fredly merangkul Luna membuat Luna kebingungan. "Eh elo?"

Luna menyubit Legan Fredly dan berjinjit untuk berbisik. "Dia kakak kelas tau"

Fredly mendecih. "Gue ga peduli dia siapa" Fredly malah mengeraskan suaranya membuat Luna panik dan menginjak kaki Fredly.

"Lo apa-apaan sih!" Ucap Luna ke Fredly. Luna sedikit menunduk. "Ah maaf ya kak, temen aku yang ini agak nakal jadi maaf ya"

Gio tersenyum. Ini yang membuat Luna tertarik kepada Gio. Gio orangnya baik hati, penyabar dan selalu tersenyum. "Iya ga apa apa kok. Lo mau ke kelas? Mau gue anter?" Tawar Gio.

Fredly langsung menarik kerah baju Luna seperti anak kucing saat Luna melangkah maju mendekati Gio. "Dia sama gue, bye"

Fredly menarik kasar Luna membuat Luna risih dan marah. "Apaan sih Lo! Gue bisa pergi sendiri!!"

Luna melangkah cepat dan meninggalkan Fredly, Fredly mengejar Luna. "Tungguin gue!..."

Fredly mengejar Luna sambil mengggelitiki Luna membuat Luna tertawa sambil berlarian. Gio terpaku pada pemandangan didepan matanya dan hanya tersenyum lalu pergi begitu saja.

Sampai dikelas Luna merasa nafasnya akan habis karena berlari sambil tertawa. Luna dan Fredly duduk di bangku masing-masing sambil mengatur nafas dan saat mata mereka bertemu mereka tertawa. Nafas mereka sudah membaik.

"Fredly Lo bawa bekel gak? Laper nih" ujar Luna sambil memegangi perut.

Fredly mengeluarkan kotak makan dari tasnya. "Gue bawain itu aja"

Luna membuka dengan antusias, senyumnya hilang saat melihat apa isi didalam kotak Itu.

"Dari kemarin Lo makan daging Mulu jadi gue bawain itu sekalian hemat pengeluaran"

Luna mendecik, tidak baik mengumpat karena makanan. "Tumben pelit"

"Bukan pelit cuma hemat aja"

"Papa Lo bangkrut?"

"Amit-amit, ya gak lah"

"Gue kira gitu." Luna memakan salad dengan wajah antara sedih dan bersyukur sudah diberi makan. Kalau tahu Fredly membawakannya salad lebih baik Luna makan roti lapis dirumah.

Luna memberikan suapan kepada Fredly dan Fredly memakannya. "Btw kenapa Lo gak sarapan dirumah? Kan gue udah bilangin sarapan dirumah biar gue bisa bolos dengan tenang"

"Lagian juga kenapa Lo mikirin gue gitu?"

"Ya kan Lo temen gue." Fredly memberikan earphone sebelah kirinya ke telinga Luna. "Ga usah dibahas"

Be mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang