Circle I Chapter II

798 65 33
                                    

"Mimpi yang menghantui pikiran"

_________________________________________

Ceklek
Suara Perth membuka pintu kamarnya.

Sore ini Perth dan Blue pulang bersama, kebetulan Blue tidak terlalu sibuk, sehingga dia punya waktu untuk menjemput kekasihnya ini. Mereka terhenti di depan pintu, penasaran dengan suara - suara yang terdengar semakin mendekat.
.
.
.

Terlihat 2 sosok yang tidak asing berjalan di tikungan lorong asrama Atlit.

"Kamu manja sekali Phi, kamu berat."
Eluh Mark pada Ohm yang bergelayutan di punggungnya dari belakang.

"Apa salah manja pada pacar sendiri?"

"Ya seperti itulah kamu, manja dan kekanak - kanakan. Meskipun sok galak."

"Aku harus ditakuti, agar semua orang tidak berani mendekatimu. Berat ya... punya pacar idaman."
Sindir Ohm

"Kalau berat, lepaskan saja aku. Ha ha ha ha ha."

"Enak saja, sekarang gaya bercandamu nyebelin yaa....? Kalaupun ada yg berani deketinmu, aku pastikan orang itu akan K.O."

"Ha ha ha ha ha"

Sejak pertama kali kenal, Ohm sudah menjadi sosok pelindung untuk Mark. Saat itu, Mark tidak tampan, dia adalah hanya pria yang selalu dibully karena sangat lemah dan sok jual mahal.

Sedangkan Ohm saat itu dikenal sebagai pria kaya bertubuh atletis. Tidak ada seorangpun yang tidak ingin dekat dengannya. Awalnya Ohm suka dengan itu, dia adalah orang yang hangat. Tetapi, semakin lama semakin dia sadar, mereka hanya akting. Tidak ada kebaikan yang nyata, semua hanya fatamorgana.

Bertemu dengan Mark yg menggemaskan sekaligus menyebalkan, lemah, sok jual mahal tetapi sangat tulus. Ibarat menemukan berlian yang terbungkus lumut.

Lumut membuat keindahan berlian tidak menonjol dari kejauhan, tapi lumut itulah yang akan melindungi berlian dari goresan.
Seperti itulah gambaran sifat Mark dimata Ohm.
.
.
.

"Ohm?"

"Hai Blue"
Sapa Ohm cuek.

"Sedang apa kalian disini?"

"Kita disini karena kita penghuni asrama atlit lah."
Jawab Ohm dengan nada meninggi

"Tumben kamu mau tinggal di asrama atlit?"
Tanya Blue penasaran pada Ohm yang dulu selalu menolak ketika mandapat tawaran tinggal di asrama atlit.

"Karena dia"
Lirik Ohm pada Mark yang dari tadi dia peluk.

"Dia adalah atlit di sekolahnya dulu, bahkan dia pernah menjadi tim sepak bola junior Thailand. Karena itulah, meskipun dia mahasiswa baru, dia dianjurkan tinggal di asrama. Dan untuk menjauhkan dia dari pria - pria  mesum (melirik pada Perth) harus aku yang menjadi teman satu kamarnya. Iyakan sayang?"

"Hemmmmm"
membuat raut muka seperti orang berfikir, tetapi memanyun -manyunkan bibirnya.
"Terserah kamu deh, kamu kan tipe pemaksa".
Sindir Mark

"Ha ha ha"
Ohm tertawa sambil melakukan kejahilan, dia mengacak - acak rambut Mark.
.
.
.

"Ha ha ha"Ohm tertawa sambil melakukan kejahilan, dia mengacak - acak rambut Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Destiny (PerthMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang