"Langkah yang baru untuk kehidupan yang baru"
***
Tara Olivia Wijaya baru saja sampai di sekolahnya dengan seragam putih abu-abu yang berlambangkan almamater sekolahnya. Tara baru saja berniat akan masuk ke kelas tetapi niat itu Tara urungkan karena teman-temannya tiba-tiba datang dan langsung memeluk Tara dari belakang
"TARAAAAA!!!! OMG GUE KANGEN BANGET SAMA LO" suara Adel yang membuat mereka menjadi pusat perhatian
"Aduh Adel suara lo bisa dikecilin dikit nggak sih? Panas ni kuping gue dengernya masih pagi juga udah teriak teriak aja lo"
"Ih apaan sih lo Nggi gue kan kangen sama Tara lagian terserah gue kek mau teriak-teriak apa nggak sewot amat lu"
"Iya terserah lo kuping gue ni yang panas, lagian kalo kangen nggak usah pake teriak-teriak juga kali" "Udah-udah katanya masih pagi kok udah ribut?" Tanya Tara yang berusah mengakhiri perdebatan kedua sahabatnya itu."Hehe sorry Tar, yaudah masuk kelas yuk" ajak Anggi
Tak lama setelah itu murid-murid lain mulai berdatangan. Pelajaran pertama pun dimulai. Memang pelajaran belum dimuali seperti biasanya tetapi guru-guru tak membiarkan jam kosong terjadi, ya jadinya mereka hanya mendengarkkan guru mereka bercerita tentang liburannya, beberapa menit kemudian bel istirahat berbunyi dan tentunya disambut oleh teriakan-teriakan tidak jelas."Bu, istirahat ni" "Yeeaahh akhirnya bunyi juga tu bel gue kira rusak tadi" "Alhamdullihan bunyi juga tu bel udah laper banget ini gue"
Ya kurang lebih seperti itulah kericuhan saat bel istirahat berbunyi
"Eh guys kantin yuk, laper ni" Ajak Anggi yang tak mau kalah heboh dengan temannya yang lain
"Ayo kangen juga gue sama mie ayamnya Pak Udin" Timpal Adel. Memang tidak bisa di pungkiri mie ayam Pak Udin memang sudah menjadi best seller di SMA GEMILANG "Lo kangen sama mie ayamnya apa sama yang jual Del?" Tanya Tara dengan sedikit tertawa "Apaan sih lo Tar ketularan reseknya Anggi" Jawab Adel dengan mulut yang sedikit dimajukan ke depan "Ih apaan sih lo kenapa jadi bawa-bawa gue" Protes Anggi yang tak terima namanya di bawa-bawa "Udahlah yuk kantin, ngadepin lo berdua butuh tenaga ekstra" Tara dan Anggia hanya merespond dengan tertawa
Ya di sekolah Tara hanya memiliki dua teman dekat yaitu Anggia Noviana dan Adelia Putri Kartika mereka bertiga sudah bersahabat dari awal mereka masuk SMA. Tara bukan termasuk orang yang introvert atau pilih-pilih teman. Tara juga termasuk anak yang humble tetapi hanya dua orang itu saja yang sudah membuat Tara nyaman menjalin hubungan persahabatan di sekolah ini selebihnya Tara hanya menganggapnya teman biasa.****
"Buset dah rame banget ni kantin" Cerca Adel "Tau ni, terus kita mau duduk di mana ni?" Sambung Adel"Situ aja tu masih kosong" tunjuk Tara pada meja yang masih kosong
"Yaudah yuk"
Anggi yang bertugas untuk memesan makanan yang dipesan oleh kedua sahabatnya itu langsung melesat untuk memesan makanannya karena tidak mau mengantre lebih lama. Tak lama kemudia Anggi datang dan membawa semua pesanan mereka "Ni makanan lo pada" "Makasih Anggia baik deh" Kata Adel dengan wajah puppy eyesnya
"Eneg gue litanya" "Eh sialan lo ini tu tatapan termaut gue tau" Jelas Adel yang tak digubris oleh Anggia
"Serah lo" "Makasih Nggi" Kata Tara dengan tawa yang masih tertinggal
"Iye"Tak lama kemudian kantin di hebohkan dengan datangnya sekumpulan anak laki-laki yang terkenal sering membuat heboh seantero sekolah entah itu karena keonarannya atau karena prestasinya. Di bagian depan terlihat sosok laki-laki bertubuh ideal dengan bandana yang mengikat dikepalanya dia adalah Dhirga Gio Alfaro seorang ketua osis yang notabenya anak brandalan dan urakan awalnya guru-guru ragu ketika Dhirga hendak mencalonkan sebagai ketua osis tapi dilihat dari prestasinya Dhirga tidak main-main dia pernah menjuarai olimpiade matematika seibukota dan juga pertandingan sepak bola antar sekolah-sekolah. Sedangkan di belakang Dhirga ada empat laki-laki yang tidak kalah kerennya dengan Dhirga mereka adalah Vito, Rangga, Elang, dan Fano mereka juga pernah menyumbang bebrapa piala untuk sekolahnya.
"Eh eh itu Dhirga sama temen-temenya astaga kece parah""Tau tu ah pengen jadi pacarnya dari salah satu mereka deh"
"Eh eh itu Vito enggak kalah gantengnya dari Dhirga, gpp deh nggak sama Dhirga sama Vito juga mau gue"
"Iya gue juga mau" Begitulah kira-kira keributan kaum hawa saat Dhirga dan teman temannya datang
"Ada apaan sih tu? Rame amat" Tanya Anggi denga kepo
"Itu tu biasa artis sekolah dateng" Jawab Adel dengan memakan mie ayamnya "Segitunya ya mereka" "Ya elah Tar kayak nggak tau aja lo udah biasa kali mereka kayak gitu"
"Iya si tapi masih aneh aja gitu" "Udah cuekin aja" Tara hanya menjawab dengan gumamanTak berselang lama mereka bertiga sudah menghabiskan makanannya tetapi tiba tiba ada suara yang membuat mereka berhenti melakukan aktivitas mereka
"Minggir lo gue sama temen-temen gue mau duduk di sini" kata salah seorang teman Dhirga. Fano "Eh santuy dong ini juga udah kelar kita" jawab Adel dengan nada bercanda tetapi tidak diterima oleh Fano dan teman temannya mereka menatap Adel, Anggia, dan Tara dengan tatapan mematikan "Cepet minggir sebelum lo dapet akibatnya karena nggak cepet-cepet nurutin perintah kita" tambah Elang
"Eh apaan sih lo dateng-dateng langsung marah marah nggak jelas ngusir-ngusir kita lagi emang lo siapa? Pemilik kantin?" Pertanyaan Tara itu sontak membuat Adel dan Anggia menoleh kepadanya dan memberi tatapan untuk tidak meladeni mereka, karena jika sudah berurusan dengan mereka pasti akan panjang urusannya "Kok lo jadi sewot tinggal pergi aja apa susahnya sih lagi pula ini juga meja yang sering kita pake" kini Rangga ikut bersuara "Kan lo sama temen temen lo juga udah selesai makan kan?"
"Belum kita belum selesai kita masih mau di sini" Jawaban Tara lagi-lagi mengejutkan kedua sahabatnya itu"Tar lo apa-apan sih pake ngomong gitu segala ke kelas aja ayo" bisik Adel tak mau berurusan dengan Dhirga dan teman-temanya
"Enggak ini tu namanya penghinaan Del kita juga punya hak untuk make meja ini, kalo mereka juga mau makan di kantin ini yaudah tinggal cari meja yang kosong aja kan" jawaban Tara membuat Dhirga kalut dalam emosinya
"Lo jadi cewek belagu amat ya ini tu meja kita dan kita udah sering make meja ini jadi mending lo sama temen-temen lo pergi dari sini"
"Eh gue sekolah di sini bayar juga sama kayak lo jadi gue juga punya hak untuk make meja ini , toh juga gue sama temen-temen gue dulu yang dateng kalo lo sama geng lo mau make meja ini ya lo harus nunggu sampe kita selesai" jelas Tara panjang lebar tetapi tidak digubris oleh Dhirga
Teman-teman Tara yang sudah tidak tahan dengan perbuaatan Tara pun langsung menarik tangan Tara untuk keluar dari kantin karena sudah banyak murid lain yang menonton perseteruan ini. Ya, pertenggkaran Tara dengan Dhirga dan teman-temannya memang menjadi pusat perhatian di kantin sampai pedagang-pedagang pun ikut menyaksikannya
"Eh apaan sih Del narik-narik tangan gue" teriakan Tara tidak digubris oleh teman-temannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DHIRGANTARA
Teen Fiction[ DHIRGANTARA ] Dhirga Gio Alfaro cowok yang super duper resek tapi bikin kangen cowok yang rasanya pen gue tampol kalo ketemu dan cowok yang selalu bikin gue nggak bisa tidur setiap malem. Seorang most wanted dari SMA Gemilang yang jago main alat m...