6. Pergi Bareng 1

79 18 2
                                    

Tara sedang duduk di salah satu bangku taman sambil memejamkan mata dan mendengarkan alunan melodi yang terdengar begitu indah di telinganya.

Namun saat alunan itu berhenti Tara merasa ada sesuatu yang menutupi sinar matahari. Perlahan Tara membuka matanya, benar saja seseorang dengan postur tubuh ideal saat ini sedang  berdiri di hadapannya tentu saja dengan tatapan mata yang sangat tajam.

“Lo nanti kalo mau beli kebutuhan buat pensi sendiri ya gue ga bisa” ucap Dhirga seraya pergi meninggalkan Tara begitu saja tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.

“Eh apaan maksud lo, ga ada gue ga mau beli sendirian lagian kan lo udah di tugasin buat beli perlengkapan kan” protes Tara, tentu saja Tara tidak mau pergi membeli kebutuhan pensi sendirian pasalnya bukan hanya dia yang di tugaskan untuk membeli kebutuhan itu.

Tentu saja perkataan Tara tak digubris oleh Dhirga, cowok itu dengan santainya terus berjalan meninggalkan Tara tanpa menjawab atau pun merespon perkataan Tara.

“Ih apaan sih tu cowok, ga tanggung jawab banget” cerca Tara. Tanpa dia sadari David memperhatikan Tara sedari tadi bahkan sebelum Dhirga datang menghampiri Tara.

Perlahan David bangkit dari kursinya dan menghampiri Tara yang kelihatannya masih kesal dengan perkataan si ketua osis itu.

Ya bagaimana Tara tidak kesal bisa-bisanya Dhirga melepas begitu saja tanggung jawabnya.

“Hay Tara” sapa David basa basi. “Eh lo Vid, hay juga” balas Tara dengan menyugihkan senyuman manisnya.

Dia tidak mau terlihat sedang kesal di hadapan David karena pasti David akan bertanya banyak hal tentang mengapa dia kesal dan Tara sedang  malas untuk menjawab itu sekarang.

Ya walaupun sebenarnya David sudah tahu apa alasan Tara kesal.
“Lo lagi ngapain? Kok kelihatannya serius amat” tanya David merusaha menghidupkan suasana.

“Enggak lagi ngapa ngapain kok Vid, cuma lagi dengerin musik aja” alibi Tara.

”Oh, oh ya Tar tadi gue liat Dhirga nyamperin lo, ada urusan apa emangnya lo sama dia? Kalo boleh tau si” sontak ucapan David barusan membuat Tara kaget bukan main, bagaimana David bisa tau kalau Dhirga baru saja menemuinnya? Apa jangan jangan David cenayang? Atau sedari tadi David memata-matainya?

“Ha, kok lo bisa tau kalo Dhirga habis nyamperin gue?” tanya Tara balik, yang membuat David kebingung dengan pertanyaan Tara, apa  yang harus ia katakan? Masak David harus jujur kalau dari tadi dia memperhatika Tara.

Bisa bisa Tara ngamuk besar karena Tara pasti tidak suka kalau privasinya diganggu orang apalagi kalau sampai dimata-matai.

“Eh engga itu apa tadi gue liat pas gue mau nyamperin lo” jawab David kelabakan. Tara hanya ber “oh” ria menjawab penjelasan dari David.

“Iya, jadi kenapa tadi Dhirga nyamperin lo?”

“Itu dia bilang kalo ga bisa beli perlengkapan buat pensi” jawab Tara seadanya.

“Lah, terus apa hubungannya sama lu Tar?” David kembali bertanya.

“Ya soalnya yang di tugasin buat beli perlengkapan pensi tu gue sama Dhirga, emangnya lo ga buka grup osis? Kalo Dhirga ga bisa terus gue sama siapa?” jawab Tara kembali dengan emosi.

“Engga, semaleman gue ga megang hp, gue temenin mau ga?” tawar David. “Ah ga usahlah Vid biar si Dhirga aja” tolak Tara dengan halus.

“Kenapa emangnya? Lo suka sama Dhirga?” sontak pertanyaan yang keluar dari mulut David itu mengejutkan Tara.

“Enak aja lo enggak lah, ngawur lu” protes Tara.

“La terus kenapa ga mau gue temenin?”

“Ya biar tu ketos sadar akan tanggung jawabnya” jawab Tara

DHIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang