PART TWELVE

645 71 4
                                    

Flashback on

Moonbyul POV

Aku berlari menuju kelas hyejin..

Kring~ aku buru-buru mengambil handphoneku dan tidak melihat jalan didepanku

Buk! Aku seperti menabrak sesuatu?

"akh!" Aku berhenti berlari karena mendengar pekikan dan suara buku jatuh.. aku melirik kearah suara itu berasal, kemudian aku melihat wanita dilantai dan melihat buku dilantai

'akh ini gara-gara aku terlalu terburu-buru'

"kau tidak apa-apa? maaf aku tidak sengaja" aku mengulurkan tangan untuk membantunya untuk berdiri

"iya tidak apa-apa" dia meraih tanganku dan aku menariknya supaya dia berdiri, kemudian aku mengambil bukunya yg berserakan

"moon cepetan kesini!" aku mendengar teriakan hyejin 'dasar ahn bodoh, dia tidak lihat apa aku habis nabrak orang' pikirku kesal

"hei kau tidak lihat aku menabrak seseorang karena kau hyejin!" teriakku kepada hyejin, yap.. Aku terburu-buru karena hyejin waktu menelfonku terdengar panik

"ini, maaf ya sekali lagi" aku menyerahkan bukuku dan segera pergi kekelas.. aku sempat melihat wajah wanita yg kutabrak tadi tetapi hanya sekilas

Aku menghampiri hyejin

"kau kenapa?"

"tidak ada apa-apa" jawabnya santai sambil mengangkat kedua bahunya

"sialan! Kau membuatku terburu-buru! Ku kira kau kenapa-napa!" aku kesal sekali dengan sahabat tercintaku ini

"hehehe maaf.. habis aku bosan karena wheein tidak masuk" aku langsung menghela nafas

"emang wheein kemana?"

"dia lagi sakit"

...

...

"aku pulang" aku masuk kedalam rumah dan aku melihat orangtuaku sedang duduk diruang tamu

"byul kemari lah" aku segera duduk di sofa sebelah orangtuaku

"ada apa yah?"

"kita akan pindah rumah"

"apa?"

"kita jual rumah dan mobil kita"

"kenapa sampai menjualnya?"

"kita sudah tidak punya uang lagi byul.. jadi kita harus menjualnya, papah juga harus memperbaiki perusahaan yg rugi besar" aku hanya bisa diam

"kita akan pindah besok, rumah ini dan mobil sudah ada yg mau beli"

"baiklah.. bagaimana dengan semua yg pekerja yg ada dirumah?"

"mereka akan berhenti besok"

Aku hanya bisa menghela nafas, aku benar-benar tidak bisa melawan keputusan papahku, karena aku tau dia juga sedang stres memikirkan keluarga dan perusahaan..

...

...

Aku sedang berlari dikoridor rumah sakit.. aku benar-benar lagi panik karena mamahku menelfonku dan bilang papah tiba-tiba pingsan di kantor

"mah!" aku masuk ke ruang rawat papah

"byul" aku melihat mamah menangis, oh tidak kumohon jangan terjadi apa-apa, aku segera menghampiri mamah

MY STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang