TEMU JIWA

46 6 3
                                    

"Jika memang dia adalah hadiah darimu Tuhan, Aku sangat bersyukur atas jiwa yang kau kirimkan kepadaku. Aku akan menjaganya seumur hidup"

Cerita ini tentang bagaimana aku menemukan sebagian diriku yang lain. Dia adalah jawaban atas doa dan keluh kesahku selama ini. Kupikir dia yang dikirim Tuhan untuk membawaku pergi dari jerat perangkap, dia yang "Abadi".

_______________

Hari itu berjalan seperti biasanya, tidak ada sedikitpun perasaan aneh yang sering aku rasakan. Namaku liyuri, panggil saja Yuri. Aku datang ke suatu acara yang memang sebenarnya sedikit malas untuk datang, apalah daya akhirnya aku datang dengan sedikit paksaan dari mereka adik-adik yang sudah aku anggap seperti keluarga.

Disana aku tak tau mau apa, yang jelas gabut (bingung mau ngapain) akhirnya aku masuk ke foodcourt dan duduk lama disana. Handphone ku berbunyi, tanda pesan masuk. Teman lelakiku mengirimku whatsapp. "lu dimana? sini ke stand" . Aku melangkahkan kaki ku ke stand yang dimaksud teman lelakiku. Muncul perasaan aneh seperti ada magnet yang menariku dan ada yang berbisik "cepat, aku mau kasih tau kamu, ada seseorang". Sesampainya di stand, entah perasaan apa ini ? rasanya ada jiwa yang tak asing aku rasakan, ada mata yang menatap dengan tajam dan hangat.

Tuhan, hadiah apalagi yang kau ingin tunjukan? ku harap kali ini bukan airmata lagi. Jujur saja aku lelah dengan jerat ini, pasti kau tau apa yang terbaik untuk ku.

Sedikit aku bergumam dalam hati sebelum memasang senyum terbaik dihadapan semua teman-temanku dan memasang mata dengan jelas. Seperti biasanya gaya centil ku keluar. Sebenarnya aku tak mau dibilang centil sih lebih cocok ke kata "petakilan" menyapa semua orang yang ada disana.

aku menemui teman lelakiku sebut saja Bayu. Bayu ini mengisi stand kopi khas kekinian layaknya kafe kopi, kali ini dia tidak datang sendiri melainkan dengan seseorang.

Bayu memperkenalkan teman nya kepadaku. Perkenalan kali ini sedikit berbeda, aku tak menjulurkan tangan ku untuk bersalaman karena aku pernah bertemu dengan nya satu kali di kedai milik Bayu kupikir dia juga ingat wajahku. Namanya Radit, mantan barista di kedai milik Bayu yang penampilan nya agak mencolok karena rambut gondrong lengkap dengan jambang di sekeliling pipi dan dagu nya. Wajah khas orang jawa tapi sedikit agak ke timur Indonesia dengan mata tajam dan senyum hangat.

Tuhan, apakah dia orangnya? mungkinkah?

Kami berbincang soal kedai Bayu yang akhirnya ditutup sementara dan mendadak tapi aku sudah duga akhirnya akan seperti itu. Perasaan ku campur aduk saat itu. Disaat fokus dengan topik, ada yang lain menarik pandanganku, siapa lagi kalau bukan Radit. Mata tajam dan senyum khasnya menarik perhatianku untuk tau lebih dalam lagi tentang nya sekaligus memastikan bahwa dialah orang yang dimaksud bisikan itu.

Siang itu tidak terlalu ramai aku bisa memanfaatkan waktu untuk membuka perbincangan. Aku harap dia akan menjawab dan aku bisa menahan rasa nervous yang sejak tadi menyerang saat aku berada disampingnya.

"hai dit, namamu Radit kan? inget gak kita pernah ketemu?"

"hei, iya, eh masa sih? dimana yah"

"dikedai nya Bayu, kamu barista saat itu, aku pernah membantumu pula"

"masa sih, duuh maaf gak ingat"

seketika jatuh rasa ingin bertanya lagi, ternyata dia tidak mengingatku. Tapi aku masih punya pertanyaan lainnya yang sengaja aku tanyakan. Tiba-tiba Bayu bilang

"dit, dia orang dieng wonosobo loh"

"masa sih? beneran?" Ucap Radit dengan semangat

"iya bener, yuk kapan-kapan kita main ke dieng"

Obrolan terus berlanjut dari kopi sampai kisah travelling masing-masing dengan tawa canda didalamnya. Entah mengapa hatiku malam itu merasa sangat nyaman berada di dekat Radit. Seolah kita pernah bertemu bertahun-tahun lamanya. Mata yang tidak asing, senyum hangat, bahkan suhu tubuhnya aku bisa rasakan dari jauh dan tersisa hingga aku pulang ke rumah.

Tuhan, kau tau bagaimana keadaanku saat ini. aku sedang tidak baik-baik saja. langit ku sedang mendung siap untuk meneteskan airnya. aku harap tidak kali ini, aku menemukan nya. Menemukan bagian jiwaku yang hilang..

Kau yang Kusebut "Abadi" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang