Aku tersenyum lebar saat memeriksa buku tabunganku yang terlihat penuh angka dengan nol yang-lumayan banyak. Kalau dihitung mungkin mencapai angka delapan. Ugh, aku tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Atau mungkin pernah?
Saku celana jeans yang kukenakan mendadak bergetar karena ada pesan masuk, dari Kak Sohee. Dengan senang hati langsung kubaca.
Kak Sohee
Hei, Aurora! Aku suka sekali dengan barangnya.Aurora itu nama lainku. Nama panggilan rahasia. Yang biasa kupakai saat aku sedang melakukan pekerjaan yang rahasia juga.
Aku
Wah, Kakak! Senang sekali bacanya. Next time kalau order lagi aku kasih potongan harga, deh♥♥Langsung kumatikan layar ponsel dan berjalan menuju rumah dengan langkah senang. Walau aku merasa ada yang mengikutiku di belakang.
*
"Nanti pulang sekolah kita jalan-jalan lagi, ya?"
Aku menoleh ke arah Taehyung sambil tertawa. "Memangnya kau tidak bosan jalan denganku terus?"
"Tidak sama sekali, tuh. Kalaupun harus jalan sama Naree sehari 24 jam penuh, aku malah bahagia sekali. Hehe."
Aku meringis. Melihat Taehyung berlebihan begitu aku jadi agak muak, serius. Bodoh pula. Mau saja ditipu olehku. Tapi-oke, kuakui dia manis sekali. Melihat tingkahnya yang begitu imut, aku jadi gemas.
Saat memasuki kelas, pandanganku disambut dengan suasana riuh seperti biasa. Usai menaruh tas di bawah meja, Ayeong dan Seolri menghampiri.
"Tasmu bagus," singkat Ayeong.
Alis kananku terangkat sambil meliriknya. "Memang."
Mereka tertawa-Seolri dan Ayeong. Dengan jenis tertawa yang tak menunjukkan keriangan maupun rasa suka. Melainkan ekspresi muak.
Kulihat Seolri melipat tangan di depan dada, "Aku penasaran." setelah itu mengembuskan napas panjang. "Apa sih, yang Taehyung lihat darimu?"
"Banyak hal yang bisa dilihat dariku, Seolri." Aku tersenyum lebar. "Aku cantik, baik, cerdas, badanku bagus dan proporsional, tidak ada jerawat di wajah dan aku tidak buncit. Apa yang kurang?"
"Ya, kau memang terlihat seperti yang kau sombongkan barusan. Tapi, setahuku Taehyung itu suka dengan gadis yang setara dengannya. Semua mantan pacarnya tidak jauh-jauh dari anak pemilik perusahaan besar, anak pejabat, dan kau-memang kau siapa?" Seolri tertawa bersama Ayeong sebelum melanjutkan, "Aku tak pernah dengar berita apapun soal keluargamu."
"Kenapa kau tertarik dengan keluargaku?"
"Tentu saja!" sergah Ayeong. "Aku tidak akan membiarkan Taehyung pacaran dengan orang sembarangan. Apalagi itu kau."
Gila. Tanganku gatal sekali mau jambak bibirnya. Namun bukannya merealisasikan kejahatan-kejahatan apa yang muncul silih berganti di pikiran, aku malah menanggapi kalimat kurang ajarnya dengan seringai, "Kalau begitu, kenapa tidak kau rebut saja Taehyung dariku? Kau menyukainya, bukan? Kau boleh merebutnya. Tapi ya, itupun kalau kau bisa."
Tanpa mendengar jawabannya lagi, aku langsung melebarkan langkah dan pergi. Malas meladeni. Mungkin aku akan ke UKS dan tidur saja. Kemarin aku pulang larut sekali karena resto milik keluarga Kim itu sangat ramai. Aku bahkan diomeli Min Yoongi sampai kenyang karena kurang cekatan melayani pelanggan. Gila memang kepala pelayan sok galak itu.
Pintu kelas terbuka karena ulahku. Namun, bukannya langsung berjalan langkah kakiku malah berhenti-karena tubuh jangkung Jungkook menghadangku.
Saat kuangkat kepala agar menatapnya, ia sudah balik menatapku dengan tatapan yang sama seperti kemarin. Tapi kali ini, Jungkook menambahnya dengan seringai.
"Menarik," katanya.
Membuatku meremang, karena Jungkook dengan sengaja hampir menyentuhkan pucuk hidungku dengan pucuk hidungnya. []
Teman-temanku, jangan lupa tekan vote usai membaca, ya!♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Latent
Short StoryNaree tak mengenal Jungkook sebaik ia mengenal Taehyung walau mereka berada di bawah atap ruang kelas yang sama. Namun, ketika Jungkook tahu alasan Naree memacari Taehyung, Naree tahu ia tak bisa menghindari Jungkook. -Feb, 2020 by auliadv All Righ...