Mood booster~

1.1K 174 22
                                    

Dohyon sampai depan rumahnya dengan perasaan takut-takut. ‘Daddy ngga mungkin pulang jam segini’. Membuka pintu-dan benar saja, keadaan rumah masih sepi. Lega?. Jelas Tidak lah!. Justru Dohyon dari tadi mikirin-gimana nanti reaksi daddynya kalau melihat luka di wajahnya.

Suara pintu yang terbuka mengagetkan Dohyon yang lagi melepas sepatu di ruang tv. Dohyon menoleh dan mendapati seseorang yang satu tahun ini sudah mengisi chapter-chapter dalam hidup Dohyon.

“Dohyon” orang itu berjalan masuk, dan menemukan Dohyon yang memandang orang itu bingung.

“ada apa kak?”

“kakak kira kamu belum pulang?”

“kakak ngga kerja”

“kakak.... ijin tadi. Kamu kenapa ngga langsung ke rumah kakak?-  astaga! wajah kamu kenapa dek?!” Dohyon menggaruk tengkuk lehernya-seperti anak kecil yang ketangkap basah sedang menyembunyikan permen di balik bantalnya ketika mau tidur. Dohyon dapat melihat raut wajah khawatir dari orang di depannya. “jatuh”

“jangan bohong” Dohyon melanjutkan melepas kaus kakinya. Orang itu mendudukan diri di samping Dohyon, melihat wajah Dohyon dengan kekhawatiran. Memegang wajah Dohyon dengan hati-hati. Meneliti setiap luka yang tercetak jelas di kulit putihnya. Orang itu mengamati Dohyon, melihat tatap mata Dohyon yang enggan menatap balik ke orang itu.

“kamu berantem?” pertanyaan singkat itu membuat Dohyon berhenti sejenak dari gerakannya-namun melanjutkannya lagi. Hembusan nafas halus keluar dari belah bibir Dohyon, melihat orang itu datar.

“kelihatan ya kak?” tidak ada jawaban dari orang itu. Dohyon melihat orang itu yang berjalan ke arah dapur-mungkin sedang mencari sesuatu buat mengobati luka Dohyon. Dan benar saja, kotak warna putih sudah ada di genggaman tangan orang itu.

“sini kakak obatin” orang itu meraih wajah Dohyon pelan. Menuangkan cairan ke atas kapas dan mengoleskannya pada luka Dohyon “perih kak!” pekiknya ketika kapas itu mengenai lukanya

“tahan sebentar” orang itu juga terlihat memasang wajah miris ketika Dohyon merasakan rasa perih di pipinya. “aku rasa daddy bakalan marah besar, bukannya kasian” gerutunya.

“jadi kamu beneran berantem?” tanyanya masih dengan megoleskan cairan obat luka ke sudut bibir Dohyon. Dohyon hanya mengangguk lemah ketika dia tidak bisa menyembunyikan kebenarannya. “kak Wooseok jangan cerita ke daddy ya”

“kak Wooseok ngga akan cerita. Tapi ngeliat luka kamu yang jelas kelihatan, kakak rasa daddy kamu bakalan tau sendiri nantinya. Dan kalaupun jatuh daddy kamu ngga bakalan percaya”

“terus aku harus bikin alasan gimana?”

“jujur”

“jujur?!, kak Wooseok mau aku dimarahin daddy?- aww! Pelan-pelan kak”

“yang buat ulah kan kamu. Jadi kalo kamu dimarahin, yaudah terima aja”

“ihh! Kak Wooseok mah! Aku ngga buat ulah, dia duluan yang buat ulah sama aku” sambil mengingat kejadian pas waktu berantem bersama Yoonbin. Wooseok terkekeh melihat Dohyon yang memasang wajah kesal.

“udah, jujur aja, kalo kamu jujur, daddy pasti ngerti. Nanti kakak bantuin bicara sama daddy”

“kak Wooseok ngga tau aja marahnya daddy kayak gimana”

“kayak gimana? Apa sampai memakan orang?” ngga tau kenapa, Wooseok selalu dibuat ketawa ketika berbincang dengan Dohyon.

“ya. Mungkin. Pipi aku dulu pernah dimakan daddy” Wooseok menggelengkan kepalanya-heran. Ya mungkin maksud Dohyon bukan makan dalam artian yang sebenarnya. Wooseok membereskan kotak p3k itu dan menaruhnya kembali ke tempatnya semula. “kak”

DADDY~ (Younseok 💕 Nam Dohyun) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang