hal yang paling menyakitkan adalah
ketika kita tumbuh bersama,
menjadi orang yang berbeda,
dan mengambil jalan yang berbeda..
padahal kita tau,
di ujung jalan sana tak ada lagi
jalan untuk kembali bersama.🍃
Malam ini langit tampak cerah. Bulan menyabit indah ditemani berbagai formasi bintang-gemintang. Steve duduk termenung di beranda kamarnya. Ia baru saja sampai di Leaky Cauldron beberapa menit yang lalu bersama anggota keluarganya selepas memakan ice cream di Florean Fortescue's untuk menghibur kedua Campbell. Mereka menjadi sedikit pendiam selepas keluar dari Olivanders. Celine dan Cathtrine memang masih kanak-kanak, namun jelas mereka tahu apa yang terjadi di Olivanders mungkin pertanda buruk bagi saudari termuda mereka.
"[Name] kami mencintaimu, sangat. Apapun yang terjadi kami harap kau tak melakukannya sendirian," ucap Celine diangguki oleh Cathrine saat mereka baru saja keluar dari Olivanders. Saat itu Steve dan Eliz hanya menatap ketiganya dengan tatapan haru. [Name] menjawabnya dengan anggukan, walaupun mereka sangat yakin jika [Name] tak akan membuat orang yang disayanginya terjun ke dalam bahaya.
"Ada yang menggangu pikiranmu?"
Steve menoleh, Eliz berdiri di belakangnya dengan gaun tidurnya berbahan sutra.
"Apa yang kau lihat?" tanya Steve merangkul pinggang Eliz. Eliz diam, menatap langsung ke kedua bola mata suaminya.
"Kau kenal aku Steve, aku tak suka melakukan legilimens untuk hal-hal semacam ini. Aku ingin kita saling terbuka dan kau sendiri yang mengatakannya," jelas Eliz. Steve terkekeh kecil lalu melepas rangkulannya pada Eliz. Tanpa ia katakan pun Steve yakin istrinya itu tahu apa yang sedang ia pikirkan.
"Apa kau tahu jika kita akan berakhir bersama?" tanya Steve pada akhirnya. Eliz mengernyit mendengar pertanyaan Steve, nah kan, ia tahu itu bukan hal utama yang sedang dipikirkan Steve.
"Honesty, I didn't," jawabnya membuat Steve kini menatapnya. Eliz memalingkan tatapannya ke arah rembulan, sejujurnya pun menikah dengan Steve Wallace adalah hal yang tak pernah ia impikan sebelumnya, tapi menjadi hal yang paling ia syukuri saat ini.
"Tapi aku tau, denganmu, aku tidak mencari di tempat yang salah," lanjutnya sambil menatap lamat-lamat lautan biru suaminya. Steve tersenyum tipis, ia pun merasakan hal yang sama—Elizabeth adalah hal terbenar yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Keadaan hening beberapa saat kemudian, keduanya tampak sibuk menyelami euforia masing-masing. Eliz ingat betapa konyolnya dirinya yang tiba-tiba mengenalkan Steve sebagai kekasihnya di hadapan orangtuanya. Semuanya terjadi begitu saja. Pertemuannya dengan William dan Merry, pertemuan kedua keluarga, dan pernikahan. Semuanya berjalan tanpa hambatan. Tak ada penolakan, tak ada drama, tak ad—tunggu. Tak ada penolakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 The Mission : Mission Begins |
Fanfiction[𝙉𝙖𝙢𝙚] 𝙒𝙖𝙡𝙡𝙖𝙘𝙚 𝙬𝙞𝙡𝙡 𝙝𝙖𝙫𝙚 𝙝𝙚𝙧 𝙛𝙞𝙧𝙨𝙩 𝙮𝙚𝙖𝙧 𝙖𝙩 𝙃𝙤𝙜𝙬𝙖𝙧𝙩𝙨 Hampir semua penyihir mengatakan, jika penyihir-penyihir jahat yang ada di muka bumi ini berasal dari Slytherin. Lalu bagaimana jika nantinya satu-satunya m...