part 6- kejutan

0 0 0
                                    

" Bi, ini sandal eiger siapa Bi?"
Lea membuka lemari sepatu disebelah pintu.

"Bi? Bibi!" Lea memanggil Tia dengan sedikit keras.

"Non Lea." Mbok Minah muncul dari belakan Lea.  

"loh kok mbok? Bibi mana mbok?"

"Tia sedang kepasar Non."

"Ohh bagus kalo dia rajin. Kan Mbok gak kecapean lagi. Oh ya Mbok, ini sandal siapa? Perasaan bukan punyaku. Gak mungkinkan ini punya mbok atau bibi. Mang Ato juga gak punya. Terus ini punya siapa dong?" Mbok tersenyum

"ini punya Den Adrian Non. Tadi malam jam 2 dia sampenya. Grasak-grusuk nyapa mbok terus langsung tidur dia. Kayaknya capek banget Non dia."

"Ohh jadi Drian ada disini Mbok? Kenapa Mbok gak bilang dari tadi." Lea langsung berlari kekamar Adrian. Kamarnya tidak terkunci jadi Lea bisa dengan mudahnya masuk dan berteriak sesukanya.

"ADRIAN!!! ADRIANSYAH PUTRA MAHISA, BANGUN!!" Yang diteriaki malah menutup telinganya dengan bantal.

"Adrian! Drian, bangun kebo." Lea makin mengusili adiknya dengan memukul lengan adiknya.

"Dengar yah Nona Athalea NeiRasya! Aku itu baru sampai jam 2, dan sekarang belum sampai jam 7 dan kau sudah berteriak-teriak gak jelas didalam kamarku." Tampang kesal jelas terukir di wajahnya.

"Drian kamu ini gak rindu apa sama kakak? Kakak tuh kangen banget sama kamu." Mengerucutkan bibirnya persis seperti anak kecil.

"Kak, kalo kakak mau oleh-oleh ada tuh di koper ambil aja. Urusan kangen-kangenan entar aja. Drian mau tidur dulu. Drian capek, ngantuk banget yah kak?"

"Yaudah kamu istirahat aja dulu, kakak ambil yah punya kakak" sebelum beralih ke koper, Lea mengusap lembut rambut adiknya.

"mmm" Adrian menyamankan posisi tidurnya.

14:18

"Arhhhhh.. enak banget dah tidur. Jam berapa ini? Jam 2. Kamar ini tidak ada yang berubah. Kakak benar-benar membertahankannya semenjak aku pergi. Aargghh rindu juga sama rumah. Setelah ujian mau netap disini aja deh. Kasihan kakak sendirian disini." Adrian bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan menuruni tangga, menuju dapur.

Adrian memandangi setiap sudut ruangan. Masih sama seperti dulu. Saat empat tahun yang lalu dia meninggalkan Bogor menuju Jogja. Masih utuh dan terawat empat kursi yang biasa mereka duduki. Meja makan masih berhadapan dengan halaman belakang yang di batasi dinding kaca. Di halaman itu masih tumbuh beberapa jenis bunga dan masih ada kolam yang terisi ikan mas disana. Di sana juga masih ada ayunan yang sudah tua. Suasananya masih sama seperti dulu.

"Kakak benar-benar hebat. Dia bahkan masih mempertahankan suasana seperti dulu. Seakan Mama dan Papa masih ada dirumah ini. Kakak pasti sangat kesepian meskipun ada Mbok dan Mang Ato tapi pasti rasanya beda."

Seorang perempuan datang dan menghampirinya.

"Den, Den pasti Den Adrian adiknya Non Athalea, perkenalkan nama saya Tia saya belum cukup sebulan disini." Tia memperkenalkan dirinya sambil meletakkan belanjaan di meja.

"Ohh pembantu baru." Adrian tampak memindai penampilan perempuan di hadapannya.

"Den Drian, Den Drian laper? Itu ada masakan kesukaan Den tadi Mbok sama Non yang masak"

"Mbok, ya ampun ini banyak dan pastinya enak banget. Drian rindu banget sama masakannya Mbok. Disana tuh makanannya gan terlalu enak mbok." Adrian memuji.

"Den Drian bisa aja" Mbok Minah tersenyum.

"Serius Mbok. Btw tadi Mbok bilang Kak Lea bantu masak. Emang dia bisa masak? setahu Drian sih dia gak suka masak." Drian mulai menyantap makanan di depannya.

"Jangan salah Den, sekarang Non Lea udah pintar masak loh"

"Wah. Terus kakak dimana Mbok?"

"Ada dikamar, sibuk ngetik. Mbok juga gak ngerti katanya bulan depan mau ada acara perilisan buku."

"Wah lauching, berarti novel yang dia tulis udah lulus revisi dan di bukukan dong. Wah kakak emang hebat."

"Non Lea memang udah hebat dari kecil"

"Mbok jangan salah Drian udah 5 kali loh menang lomba akustik dan yang kemarin itu tingkat provinsi loh mbok."

"Iya iya Den Drian juga gak kalah hebat kok."

"Yaudah Drian lanjut makan yah Mbok."

"Iya makan yang banyak Den"

"Mbok udah makan?"
"
Sudah tadi, sama Bi Tia dan Mang Ato" Mbok Minah meninggalkan Adrian sendiri di Dapur. Sementara Tia sedang asik menjemur pakaian.

"Oh yaudah"

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang