1 (Prolog)

29 4 0
                                    

Dia,Dhirma Adhilaska.Gadis dengan kesabaran yang tiada tara.Menghadapi segala rintangan untuk mendapatkan seorang Argana Celvoaksa. Bagaimana dengan kisah nya?

    

                                                             ***

Seorang gadis dengan tubuh yang lebih mungil dari teman teman nya tengah berjalan di koridor kelas 10 IPA. Dengan riangnya ia berjalan menuju kelasnya. 10 IPA 3. Gadis dengan kulit putih dan rambut nya yang tergerai indah sebahu menambah kesan 'imut' dalam dirinya.

"Hai!"-Sapanya riang pada teman sekelas nya.Mereka tampak sedang menyalin tugas dari salah satu siswi yang memang berprestasi.

"Hai juga!"

"Baru dateng Dhir?"-Tanya gadis cantik berambut Curly ketika  Dhirma baru saja mendudukkan diri di kursi sebelah nya. "Iya,gue kesiangan"-Jawab Dhirma dengan memamerkan gigi putih nya.

'kringggg'

Bel tanda masuk berbunyi.Siswa siswi SMA Harapan dengan cepat memasuki kelasnya masing-masing. Begitu juga dengan kelas Dhirma yang telah di penuhi oleh para manusia yang berharap guru pelajaran pertama tidak datang.Sebab mereka belum selesai menyalin tugas nya.

Kelas yang tadinya hening pun bertambah hening ketika suara decitan pintu terdengar.Mereka berharap itu bukan guru yang akan mengajar. "Permisi"

Deg

Kemunculan ketua kelas dari luar pun membuat mereka menghela nafas lega.Ternyata bukan guru killer yang mereka hindari.Ada perasaan kesal juga yang timbul di hati masing-masing sebab sudah di buat tegang hingga jantung akan turun ke lambung.Oke lebay.

"BIKIN ORANG JANTUNGAN AJA LO!GUE KIRA ADA SI BUKIM.TERNYARA ELO,KALO DATENG TUH BILANG BILANG DONG!"-Teriak Dhirma menahan kesal yang sudah hampir ke usus.

"Ya maaf,kan gue udah bilang permisi Dhir"

"Bodoamat!pokonya salah Lo!"

Wawan si ketua kelas pun hanya menghela nafas lelah.Sudah seringkali ia di salahkan oleh seorang Dhirma,padahal jelas jelas ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.Ia hanya bisa pasrah dari pada harus meneriman 'bacotan'  panjang dari Dhirma.

"Oh iya,BuKim ga masuk.Kemarin dia jatuh di got depan.Kaki nya terkilir.Jadi sampe jam ke 3 kita freeclass"-Ucap Wawan dengan nada bahagia nya yang tersembunyi.

"ALHAMDULILLAH"-Ucap mereka yang mendengar serentak tanpa aba aba. Betapa bahagia nya mereka.Tanpa pikir panjang mereka dengan cepat melakukan kegiatan apapun sesuka hati.Ada yang tidur di atas meja,ada yang ke perpustakaan,ke kantin,taman belakang,bahkan ada yang naik ke atas pohon depan sekolah untuk menikmati pemandangan dengan di temani pisang.Eh?

"Dhir,kantin kuy!"-Ajak Silva,gadis berambut Curly yang duduk di sebelah Dhirma. Dhirma mengangguk,mereka berjalan beriringan menuju kantin sekolah yang letaknya lumayan jauh dari kelas mereka.

"Mau pesen apa?gue yang pesenin nih mumpung lagi baik hati"-Ucap Silva dengan nada songong nya yang membuat Dhirma mencibir.

"Gue samain sama Lo"

Setelah mengucapkan kata 'oke',Silva melenggang pergi menuju stand makanan.Tinggal lah Dhirma dengan keheningan yang melanda.Ia bosan.Kantin memang cukup sepi,ya karena ini memang masih jam KBM.Dhirma memutuskan untuk menyumpal telingan nya dengan earphone dan mendengarkan lagu 'Always' kesukaannya.

Tak lama kemudian Silva datang dengan nampan berisi 2 porsi mie ayam serta juice mangga. Silva menaruh pesanan dihadapan Dhirma.Dengan cepat Dhirma menyantapnya tanpa menunggu Silva atau apapun.Silva hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.

"Ngapain Lo geleng-geleng?dugem?"-Tanya Dhirma dengan wajah tanpa dosa nya.

"Ye sikamvret!enak aja Lo!"-Jawab Silva sarkas.

"Oh iya Dhir,Lo mau masuk eskul apa?"-Lanjut Silva yang menghentikan pertengkarannya.Dhirma terlihat berpikir,terlihat dari keningnya yang berkerut. "Emang ada apa aja sih?"

"Banyak,adaBasket,Volly,Theater,Tari,Nyanyi,music,renang,Rohis,Bulu tangkis,Panahan,Taekwon__"

"Eh stop!"-Potong Dhirma sebelum Silva menyelesaikan perkataannya.Silva menggerutu kesal.

"Banyak banget gila!,gue ikut basket deh!"-Ucap Dhirma dengan antusias. "WHAT!?SRIUS LO!?"

"Ish pelan-pelan Sil! Lo kata ini kantin nenek lo?!"-Silva hanya cengengesan dan kembali duduk dengan tenang. "Tapi ya Dhir.Emang nya Lo emm"

"APAAN?Gue apaan hm?"-Ucap Dhirma dengan wajah yang merah padam.

"It itu anu"

"Oh jadi menurut Lo kalo gue pendek gue gabisa main basket gitu?iya?oh sorry aja ya say,gini-gini gue mantan atlet panjat pohon cin"

"Apa hubungannya bego!"

                                                               ***

Kini sekumpulan pria tengah berkumpulan di lapangan basket,untuk mempersiapkan seleksi pemain basket inti baru.Terlihat mereka tengah sibuk dengan tugas nya masing-masing.Ada yang mendata sampai yang menghitung jumlah calon anggota baru.

"Dari kelas 10 semua kan?"-Tanya pria berambut cokelat pada salah satu temannya.

"Yoi,Jangan sampe salah ya bro"-Ucap pria disampingnya yang bertubuh agak berisi. Pria berambut cokelat yang tak lain bernama Argana Celvoaksa pun mengangguk mengiyakan.

"Udah semua kan?!"-Ucap pria berambut agak ikal yang tak lain adalah Zulfiandi Asgara dan di balas anggukan oleh teman temannya.Di rasa seluruhnya telah selesai dan hanya menunggu hingga jam pulang sekolah sampai mereka akan melaksanakan seleksi.

Sekumpulan pria itu pun memutuskan untuk ke kantin.Untuk apa lagi selain makan dan mengisi perut mereka.Koridor cukup sepi.Ya seperti biasa di kelas mereka masing-masing tengah jamkos.Bahkan si tubuh berisi yang tak lain adalah Faros Dirgano merelakan untuk bolos demi menyelesaikan tugas mereka.Itu juga kesenangan bagi Faros sendiri.

"Sepi bat nih kantin,eh!woi!liat nih ada dua cewek!"-Teriak Zulfi dengan suara toa nya.Untung saja 'cewek' yang di maksud tidak mendengar karena memang jarak mereka cukup jauh.

"Pelan-pelan Malih! kalo orang nya denger gimana!"-Jawab Faros sambil menoyor kening Zulfi cukup kencang.Membuat sang empu meringis. "Selow njir!"

Tanpa mempedulikan pertengkaran teman-temannya,Argan segera melenggang pergi menuju salah satu meja pojok kantin.Letaknya terhimpit dua meja di belakang cewek itu.
Diantara teman-temannya,memang Argan lah yang di sebut-sebut paling 'cool'

Dua sejoli yang tengah bertengkar pun tersadar tentang hilangnya salah satu teman mereka.Dengan cepat mereka menyusul Argan yang sudah duduk manis di kursi kantin.

"Ye ninggal Lo Bambang!"

"Bodo"

"Yaudah Gue mau pesen dulu.Kaya biasa kan?"-Tanpa menunggu jawaban dari sang empu,Faros melenggang pergi meninggalkan Zulfi yang baru saja ingin menyebutkan pesanannya.

"Bocah Syaiton!!"




Oke!ini cerita ketiga aku,ya emang kurang seru sih karna ini emang pengalaman langsung ya,cuma alurnya di bedain dikit aja hehe.Oke kalo suka silakan vote dan next!

@adindanrl_25

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang