Dhirma masih saja menunggu jemputan nya,pasalnya kini jalanan sudah sangat sepi,sudah hampir Maghrib tetapi Ayah nya masih saja belum menjemput.Silva sempat mengajaknya untuk ikut pulang bersama,tetapi yang namanya Dhirma sangat tidak enak hati pada orang lain.Padahal Silva adalah sahabat nya sendiri.
"Ih ayah mana lagi!!"Gerutu nya entah untuk yang keberapa kali.
Tak berselang lama ponsel nya pun berdering,tertera nama kakak perempuannya di layar handphone miliknya.Tanpa pikir panjang ia pun menjawab panggilan tersebut.
'Kakak!Ayah mana sih?katanya mau jemput aku?'
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.
'maaf ya Dhir,ayah tiba-tiba ada urusan
mendadak,jadi gabisa jemput deh,gapapa kan?'Kakaknya berucap tanpa dosa,sementara Dhirma sudah menghentak hentakan kakinya kesal.
'ish bilang dong kak dari awal kalo gabisa,aku kan bisa bareng Silva tadi'
Dhirma menekuk wajahnya kesal.Padahal ia sudah menunggu sampai satu jam,bahkan uang saku nya tersisa lima ribu rupiah,Jam segini mana ada angkutan umum yang lewat.
'kan di bilang mendadak!naik angkot aja sih!ribet banget deh!udah ah bodoamat!'
'loh loh kak!Terus aku pulang gimana kalo gaada ang__'
Tut..Tut...
Dhirma benar-benar kesal sekarang,bisa-bisanya Kakak nya yang satu itu membiarkan dirinya di jalanan seperti ini.
"Gini nih kalo punya kakak gaada akhlak!"
Tin tin!
Pandangan Dhirma teralihkan,kini ia menatap tiga motor yang di kendarai tiga orang pemuda berseragam sama sepertinya,sepertinya itu kakak kelasnya.
"Dek,sendirian aja?" Tanya pemuda dengan tubuh agak tambun dengan mata jahilnya.
"Iya!emang kenapa!?" Jawab Dhirma galak.
"Yaampun,imut-imut kok galak" Gumam lelaki yang tak lain adalah Zulfi,si kapten basket SMA Harapan yang sekarang menduduki kelas 11.
"..."
"Mau bareng?" Tanya Argan dengan wajah nya yang tetap cool. Dhirma melirik sekilas,lalu membuang muka.
"Gak"
"Udah gapapa" Tanpa menunggu jawaban Dhirma,Argan menarik pergelangan tangan Dhirma dan menuntun nya menaiki motor besar nya itu.
Dhirma terdiam di tempat nya.Tak bergerak sedikit pun.Argan terkekeh.
"Kenapa?Lo ga sampe?" Tanya Argan yang memandang Dhirma dengan motor besar nya yang lumayan tinggi.Dhirma membelalak mata.
"Enak aja!Aku ga pendek!"
"Hahaha,iya iya adik kecil"
"Ish,nyebelin!" Dhirma dengan cepat melenggang pergi meninggal kan kakak kelasnya yang ia sendiri tak tau namanya.Masa bodo ia harus pulang dengan berjalan kaki,yang terpenting ia terhindar dengan mereka.
Tanpa sadar,Dhirma melewati sebuah mobil yang sedari tadi mengikutinya dari belakang,mobil itu terparkir di sampingnya.Dhirma hanya cuek dan melanjutkan jalannya.
Langkah Dhirma terhenti ketika mobil tersebut mengklaksoni dirinya,padahal Dhirma yakin dirinya sudah sangat minggir.
"Mau kemana kamu hm?" Tanya pria paruh baya ketika membuka kaca mobil berwarna merah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Teen FictionHanya seberkas kisah sederhana dari orang yang sederhana. Bukan tentang mostwanted juga primadona sekolah. Bukan tentang si kaya dan si miskin,harta juga kasta. Bukan tentang seorang bad girl maupun bad boy. Hanya sebuah kisah seorang Gadis biasa ya...