6

9 2 0
                                    

Dhirma berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontai.Ia belum mengerjakan tugas sekolahnya.Tapi ia malas.Padahal dulu ketika ia SMP maupun SD Dhirma di kenal sebagai murid yang sangat rajin dan pandai.

Berbeda ketika memasuki SMA, sikapnya berubah menjadi bar-bar, entah karena apa.

Dhirma menaiki tangga dengan malas.Sampai pada anak tangga ke empat, seseorang menepuk bahunya. "Hai Dhir,Lo kenapa?" Tanya seorang gadis yang tak lain adalah Silva.

"Gapapa"

"PR Lo udah belum?" Tanya Silva, ia tau bahwa Silva tengah mengkode untuk mencontek PR Dhirma.

"Boro-boro ngerjain" Jawab Dhirma dan melenggang pergi meninggalkan Silva yang menggerutu.

"Halo kawan-kawan ku yang bego!" Sapa Dhirma ketika memasuki kelasnya. Ia meletakan Tasnya di kursi tengah. Di belakang kursi Silva.

"Salam orang mah,kaya Lo ga bego aja" Sarkas Arfan, siswa dengan tubuh agak gemuk yang paling suka menjahili Dhirma.

"Dhirma ih ninggal!" Pekik seorang gadis yang sangat Dhirma hafal, Silva.Ia mendudukan bokong nya di Samping Aura. Gadis yang termasuk urutan mostwanted girl. Memang Aura itu sangat cantik. Bahkan bisa di bilang Aura itu gadis paling cantik di SMA nya sekarang.

"Berisik banget Lo Silva,ya jelas lah Dhirma ninggin Lo, orang lo aja nyerocos mulu!" Sarkas Aura dengan wajah yang masih dalam telungkupan nya.

"Gapapa nyerocos mulu, yang penting gue ga galau mulu kaya si Dhirma" Jawab Silva sinis. Apa katanya? Dhirma galau? Seumur-umur Dhirma tak pernah yang namanya galau. Hidupnya selalu ceria.

"Gue galau?ga level!" Sarkas Dhirma.

"Oh ya gue lupa. Yang paling galau mah si Aura. Kan baru putus ama pacarnya haha" Ledek Silva dan membuat Aura kesal setengah mati.

"Enyah aja deh Lo Sil"

Dhirma terkekeh melihat perdebatan dua orang itu, ia berniat mengerjakan tugas nya. Ia takut akan di hukum gurunya lagi.Tetapi baru saja ia akan mengeluarkan buku tangannya sudah di sambar oleh Silva.

Silva menarik nya keluar kelas.Ia di bawa ke halaman depan kelas nya.

"Apa sih Sil! Gue mau ngerjain PR!" Bentak Dhirma kesal.Silva manaruh telunjuk nya di bibir Dhirma, menyuruh Dhirma untuk tetap diam.

"Sttt, liat tuh"

Dhirma mengikuti arah pandang Silva, sedetik kemudian ia menyeringai licik.

"Oh jadi itu" Ucap Dhirma dengan kekehan nya. Silva mengangguk antusias dan kembali ke titik pusat pandangan nya dengan pandangan memuja.

"Ganteng banget yaampun Dhirma, gakuat gue!"

"KAK FAHLA!!" Teriak Dhirma, kini mereka jadi sorotan perhatian. Silva membelalak tak percaya.Begitu pun juga dengan sang empu yang di panggil, ia langsung menghampiri Dhirma dan Silva.

"Iya kenapa?" Tanya sosok laki-laki dengan rambut acak-acakan macam badboy, dengan alis yang sangat lebat juga kulit putih bersih yang sangat amat mempesona. Dia Fahla.Pria yang selama ini di kagum-kagumi oleh sebagian wanita, termasuk sahabat nya Dhirma.

Silva menyikut perut Dhirma dengan mata nya yang melotot tajam.Dhirma tersenyum penuh arti.Tamatlah riwayat Silva.

"Nggak kok kak,cuma mau tanya, masih punya nomor nya Elsa ga?"Tanya Dhirma yang membuat Silva merasa sangat lega.

"Oh masih kok, Lo mau?" Ujar Fahla dengan alisnya yang terangkat satu. Dhirma menggelengkan kepalanya.

"Nanti aja, keburu masuk, gue cabut"

Dhirma menarik pergelangan tangan Silva yang masih mematung di tempat.Mereka kembali memasuki kelas. Dan seolah tersadar.Silva langsung saja menghentakkan kaki nya kesal.

"Dhirma! Lo apa apaan sih! Huaaa gue maluuuu,tadi tuh Kak Fahla liatin gue mulu, udah tadi kita jadi pusat perhatian lagi! Aduh Dhirma sumpah ya Lo tuh ngeselin banget!" Cerocos Silva. Apa salah Dhirma? Ia hanya memanggil dan menanyakan apa yang ingin di tanyakan.

Lagi pula kenapa Silva perlu susah-susah bersembunyi? Langsung saja panggil. Gampang kan.

"Lo ribet"Ucap Dhirma singkat.

"Ih Lo mah" Gerutu Silva dan kembali ke tempat duduk nya.

Bel telah berbunyi tanda pelajaran telah di mulai. Begitu pula dengan Kelas Dhirma.Semua berjalan dengan baik tanpa kendala.Pelajaran demi pelajaran mereka terima dengan setengah hati.Begitu pula dengan Dhirma yang sudah mulai jengah.

Dhirma melirik Shara, teman sebangku nya.Ia mencolek lengan Shara.

Shara menoleh sebentar dan kembali menghadap ke depan, benar benar anak teladan. Dhirma beralih ke arah Arfan, ia melempari kepala cowok itu dengan penghapus.

Arfan menoleh sekilas,lelaki itu memungut penghapus Dhirma yang di gunakan untuk melempari nya. Arfan memasukannya ke dalam tempat pensil dan bergumam 'lumayan'. Dhirma tidak habis fikir dengan teman temannya. Sangat tidak modal. Padahal Dhirma baru saja membelinya kemarin.

"Sttt, Fan, siniin ih penghapus gue" Bisik Dhirma dan sesekali menoleh ke arah guru, takut takut gurunya itu dengar.Tetapi sayangnya sang empu yang di ajak bicara tidak merespon sama sekali. Seolah panggilan Dhirma hanya lah bisikan angin semata.

"Arfan!nengok dong" Bisik Dhirma sekali lagi. Arfan menoleh sekali dan kembali pada posisinya.

"Arfan!"Ucap Dhirma agak keras.

" DHIRMA ADHILASKA! APA YANG KAMU LAKUKAN?!"Teriak sang guru murka. Sebut saja Bu Sarimin, sebenarnya namanya Sari Minata, tetapi ia lebih akrab di panggil Sarimin.

"Itu bu!! Masa penghapus saya di ambil sama Arfan! Dia ga mau balikin tuh bu!" Sarkas Dhirma dengan telunjuk nya yang mengarah pada sosok pria yang tengah mencoba menjepit pensil nya di antara bibir dan hidung nya.

"ARFAN!!GA PUAS YA KAMU NYOLONG PENGHAPUS DI KOPERASI?!"

"Enggak lah bu, segitu mah kurang, ibu tau kan kelasan ini tuh solid nya naudzubillah, jadi kalo satu diantara kami punya penghapus, kami harus berbagi bu, jadi saya penghapus nya saya potek jadi 30 bagian,solid kan bu saya?" Cerocos Arfan santai.

"Ck ck,ibu ga melarang kalian berbagi, tapi bisa ga sih kamu Arfan, jangan mengambil penghapus di koperasi lagi, pusing ibu astagfirullah" Jawab Bu Sarimin geleng-geleng kepala.

"Ga bisa bu, kebiasaan kita ini udah turun temurun dari nenek moyang, ya ga Dhir?"

"Yoi lah" Jawab Dhirma dan bertos ria dengan Arfan, ada ada saja kelakuan dia sejoli biang masalah itu.

"Terserah kalian lah, ibu nyerah" Ucap Bu Sarimin di landa keputus asaan. Guru bertubuh aduhai itu melenggang pergi meninggalkan kelas yang kembali gaduh.

"Ijikkk!!! Untung ada lo berdua! Selamat hidup gue haha" Celutuk Aura dan merangkul bahu Dhirma.

"Bilang makasih dong Mak ama gue!" Protes Dhirma.Aura menepuk pucuk kepala Dhirma pelan.

"Oke oke, makasih banget anakku sayang,Emak cinta kamu muah" Begitulah mereka, menganggap teman sekelas mereka adalah keluarga kedua setelah keluarga di rumah, Seperti biasa, dari awal memasuki kelas 10,Aura sudah menjadi sosok ibu kedua bagi Dhirma.

Jika Silva?Dhirma menganggap nya sebagai Tante.Dan seluruh anak di kelasnya? Mereka juga kebagian julukan masing-masing.

"Aduh si dedek mantul!!" Celetuk Arya, Lelaki sangar yang hobi berkelahi.Dhirma nyengir.

"Aduh om, jangan muji-muji deh, jadi terbang nih gue" Ucap Dhirma sok imut dan berakhir mendapat jitakan maut dari Silva.




𝙆𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙧𝙪 𝙮𝙖? 𝙈𝙖𝙖𝙛 𝙝𝙪𝙖𝙖😭
𝙎𝙪𝙥𝙥𝙤𝙧𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨 𝙮𝙖 𝙜𝙪𝙮𝙨.
𝙑𝙤𝙩𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙘𝙤𝙢𝙢𝙚𝙣𝙩






Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang