"Jinho hyung, bisa temani aku ke toko buku? Kau kakak kelasku dalam jurusan ini dan aku berharap kau bisa membantuku dalam mengerjakan presentasi dosen killer ini."
Jinho menatap gugup kedua manik coklat tua milik Hongseok. Mulutnya tertutup rapat. Padahal baru kemarin dia tidak menghiraukan satu pun panggilan masuk dari Hongseok, tapi tetap saja bila bertemu langsung dia akan gugup.
Sangat gugup.
Tanpa alasan yang jelas.Jinho menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, "baiklah. Kapan?" Hanya pernyataan singkat itu yang keluar dari mulutnya, namun membuat Hongseok benar-benar senang.
Katakan saja bila Hongseok sedang dimabuk cinta atau semacamnya. Dia tidak akan peduli. Memang pada dasarnya ini merupakan kali pertama pemuda tan ini merasakan cinta.
Maklumi saja, toh, selama ini dia hanya memainkan hati semua orang yang menyukai dirinya.
"Baiklah. Besok, setelah kelas hyung selesai. Akan aku tunggu di perpustakaan."
Jinho mengangguk setuju, setelahnya pergi dengan senyuman kecil yang nampak begitu manis di wajahnya.
Begitu di tinggal dan melihat Jinho yang sudah turun tangga, Hongseok menghela nafas berkali-kali.
'Sialan, aku benar-benar menahan napas. Jantungku juga berisik sekali, ugh--'
Batinnya berbunyi. Peperangan dalam benaknya mulai terbentuk. Padahal dia hanya mengikuti saran adik kelasnya..
--Ba, banana, ba-ba, banana nana na!
Le's power up!Hyunggu menghentikan kegiatannya. Dengan malas dirinya keluar dari pelukan kekasihnya demi mengambil ponsel yang jauh berada di meja belajar.
Demi apapun, ini sepuluh malam. Biarkan pemuda ini beristirahat dengan nyaman didalam pelukan hangat pria yang dia sayangi.
Pip!
"Ya, halo?" Dia menjawab dengan malas, setelahnya mengembuskan nafas kasar. Kesal dan emosi dengan orang yang menelponnya.
"Hyung, dengarkan aku. Dia hanya memintamu untuk menemani dirinya membeli buku. Kau tidak akan di lukai atau semacamnya!" Hyunggu mengusap wajahnya dengan kasar, ingin mencubit pipi sahabat kesayangannya.
Tapi dia masih menyayangi nyawanya, jadi lebih baik dia tidak melakukan hal itu.
"Ya, selamat malam."
Hyunggu mematikan ponselnya. Dirinya berjalan kembali kearah kasur untuk menemani pacar kesayangannya yang sedang menonton drama sendirian.
"Adachi~" Suara lembutnya memanggil nama pemuda yang kini berkonsentrasi penuh kepada laptop milik Hyunggu.
Yang di panggil menoleh, "hm? Ada apa?"
Hyunggu merentangkan tangannya, dirinya masih berdiri di luar kasur. Celana pendek selutut, hoodie ungu, rambut hitamnya yang acak-acakan di tambah sifat manjanya.
Jangan sampai seorang Adachi Yuto tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Ayolah, peluk saja! Aku kedinginan!"
Manis.
Sangat manis.
Yuto sendiri kehabisan kata-kata."Ada yang ingin aku ceritakaaaan!!!"
.
|Kakao -Talk!|
A.Y.T
|Hyung
|Jangan melakukan hal yang tidak wajar.
|Jinho hyung curiga kalau kau menyukainya dan sudah tau kalau kau anak brengsek.Hongseok
Yuto|
Ini pukul 6 pagi|
Dan hal yang pertama aku baca adalah| """kau anak berengsek"""?
Kau menghancurkan mood pagi ku|A.Y.T
|Aku hanya memperingatimuHongseok
?|
Kau berbicara dengan Jinho atau| bagaimana?A.Y.T
|Hyung. Aku masih sangat menyayangi nyawaku
|Dan aku tidak ingin bertemu dengan hyung kesayanganmu hanya untuk di hujat atau semacamnya
|Dia menyayangiku
|Sebagai ganti rasa sayangnya aku harus menjadi budaknyaHongseok
Intinya?|A.Y.T
|Pacarku yang menceritakannya kepadaku
|Dan aku tidak menerima ocehan bodohmu itu
|Ya. Aku punya pacar yang sangat manis. Ya dia seseorang yang aku sayangi. Ya aku tau kau pasti akan menghujatku
|Bye.
|Hyunggu mengajakku untuk sarapan. Cepat cari pendamping hidup. Kau menyedikan, hyung.Hongseok
Aku menerima semua perkataanmu|
Tapi yang terakhir tadi menyakitkan|.
Hongseok menggerutu. Baru saja selesai berolahraga, pesan dari Yuto membuatnya sedikit kesal.
Mana mungkin dia mau mengajarkan hal buruk kepada malaikat seperti Jo Jinho?!
*Cough* Malaikat.
Belum saja dirinya melihat sisi asli seorang Jinho.
Hongseok membuka kulkas, di acaknya isi mesin pendingin makanan tersebut dan berharap untuk menemukan makanan berupa buah atau sekedar dada ayam untuk dimasak. Tapi nampaknya hari ini pemuda itu harus memakan mie instan.
-- Neoreul saranghaneun jjijiri, jjijiri!
Geurae naneun meojeori, meojeori!Ponselnya terus berdering. Mengganggu kegiatannya dalam memasak ramyeon untuk sarapannya. Kesal, tapi perasaan itu hilang begitu mengetahui orang yang menghubunginya pagi itu adalah Jinho.
Pip!
"Hongseok? Um, aku akan menyelesaikan jadwalku jam enam sore. Mungkin itu menyusahkanmu--"
"--Tidak, hyung, tidak menyusahkan ku. Aku bisa menunggumu... di perpustakaan kampus? Perpustakaan itu di tutup jam tujuh, kan?"
"Heum. Baiklah kalau begitu. Kalau kau ingin membatalkannya juga tak apa. Maaf mengganggu pagi harimu, Hongie"
"Tidak apa, hyung."
Tuut--Tuut..
Sambungan dimatikan sepihak. Hongseok memang telah menyingkirkan benda persegi panjang tersebut dari dekat telinganya, namun senyuman menghiasi wajahnya.
Benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya pagi itu.
"Whoa, Jinho hyung menelponku..."
Pss...
Air panas mendidih, menyadarkan Hongseok yang masih dimabuk percintaan kecilnya. Padahal hanya sebuah panggilan kecil, tapi kenapa pemuda Yang ini sangat berbahagia?
"Ah-- Ramyeon ku!!!"
-----
A/n :
SKDNAJHSGAUAHA APA ITU FLUFF AKU CUMA BISA NGETIK ADEGAN BAKU HANTAMTapi y bomat lah ya aku diabet jinhongseok meski honggu winning the whole ship rn. Not even sorry nyelipin yuki hehehhehehe.
Anw, vomment ya wankawan. Dan terima kasih bagi yg sudah vomment. May the force be with ye,
Samlekom.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.✔] Him ▪ Pentagon [JinHongseok]
Fanfiction"It's all about him." Ini semua kisah tentang dia, Yang berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang disukainya. . . . . . . Warning : - B x B - [Probably] Harsh-words - [Probably] Out of Character Baru pertama kali ngetik dan publish cerita di W...