[4.]

544 74 3
                                    

Hongseok selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.
Ponsel baru, kendaraan baru, sekolah bagus, teman sepergaulan, hingga masalah percintaan.
Dia selalu mendapatkannya.

Tapi kali ini berbeda.
Pemuda bernama Jo Jinho itu membuat kondisi dirinya berbeda.
Jinho itu sangatlah manis, berbakat, dan sulit untuk di dapatkan.
Dia sangatlah sulit untuk didapatkan.

Seperti saat Hongseok meminta nomer ponselnya. Tidak, Jinho tidak memberikan nomor ponselnya semudah itu. Dia mengobservasi Hongseok secara singkat terlebih dahulu, barulah nomor ponsel juga akun SNS miliknya bisa dimiliki oleh Hongseok.

Jinho sangatlah susah untuk di gapai oleh Hongseok yang selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya. Sulit, susah. Memerlukan kerja keras ekstra. Tidak seperti beberapa gadis manis yang bisa didapatkannya melalui ketampanan juga perhiasan yang ditawarkannya. Tidak seperti beberapa lelaki imut yang berhasil didapatkannya hanya melalui ucapan manis yang keluar dari bibirnya.

Jinho tidak semudah itu untuk didapatkan. Dan hal itu membuat Hongseok semakin ingin mengenal dekat Jinho, pemuda yang sudah bisa membuat jantungnya berdegup tidak karuan bersamaan dengan perasaan tidak menentu yang berputar di kepalanya.

"Lagi," pemuda itu bermonolog. "Lagi-lagi dia tidak menjawab telpon," Hongseok terdengar putus asa.

Yuto menyesap segelas cappuccino miliknya. "Hyung, kau menjijikkan. Jangan bertingkah seperti itu. Bisa saja dia sibuk," Hongseok tidak merespon, mengabaikan ucapan Yuto.

"Yuto-ya, apakah aku terlalu menyedihkan untuk berada di sisi Jinho?" Hongseok menatap kedua manik hitam milik pemuda dihadapannya. Yuto hanya mengangguk sebagai respon.

Helaan nafas kasar lepas dari mulut Hongseok. Dia salah untuk berbicara kepada Yuto yang notabene pendiam dan susah untuk di ajak bicara, kecuali bila dengan Wooseok atau Kino. Juga beberapa temannya yang lain.

Ayolah! Hongseok juga teman dia, bukan?

Pemuda Jepang di hadapannya masih velum membuka suara, tidak membalas perkataan apapun dari Hongseok. Jengkel, itulah yang dirasakan Hongseok saat ini.

"Hyung, mau aku saja yang mengajak Jinho hyung keluar? Dia mungkin tidak mau dengan mu karena kalian baru kenal dan dia merasa tidak enak dengan itu," Yuto menyerahkan ponselnya kepada Hongseok, membuatnya mendapatkan tatapan bingung.

Yuto menarik kembali ponselnya, "ya sudah kalau tidak mau. Toh, kau langsung mengajaknya oergi bukan pendekatan dulu."

Hongseok termenung, dia baru saja mendapat nasihat dari Yuto? Yang lebih muda dari diri-nya? Di bidang percintaan?

"Woah, sebentar Adachi. Memangnya kau pikir kau siapa? Menasihatiku sesuka hatimu--"

"--Aku sudah berpacaran tiga kali."

Hongseok terdiam. Dia tidak salah dengar, kan? Pemuda pendiam seperti Yuto sudah berpacaran tiga kali?!

Yuto memperhatikan lawan bicaranya yang masih membeku di tempat. Sepertinya Hongseok benar-benar terkejut dengan perkataan Yuto.

Yuto hampir sama dengan Hongseok. Bedanya, dia tidak pernah memainkan perasaan maupun hati seseorang. Bila dia menyukai orang tersebut, dia akan mengatakannya dan bila tidak, dia akan mengatakannya.

Berbeda dengan Hongseok yang selalu keluar masuk club hanya untuk bermain dengan banyak wanita, Yuto hanya memasuki club bila di ajak.

Mereka berdua berbeda.

Helaan nafas kembali keluar dari mulut pemuda Yang. Di tatapnya kedua manik malam milik Yuto,

"Oke, ajari aku pendekatan yang baik dan benar."

.

"Jinho hyung, kenapa kau tidak menjawab panggilan itu?"

Jinho melihat ke arah ponselnya, tampilan nama "Hongseok" sudah memenuhi notifikasi ponselnya.

Jinho menggidikkan bahunya, malas menjawab pertanyaan pemuda jangkung dihadapannya.

Hongseok mendial nomor ponselnya berkali-kali. Tanpa adanya pesan singkat atau semacamnya. Mana mungkin Jinho mau mengangkatnya? Dia baru saja kenal dengan pemuda Yang itu seminggu yang lalu.

"Sudah lah, Woo. Fokus saja pada kegiatan mu." Jinho memberikan sebuah pensil warna kepada pemuda di sampingnya.

Wooseok mendengus sebal, diambilnya pensil warna tersebut untuk segera mewarnai tugas desain miliknya.

Kalau boleh jujur, hati pemuda Jung tersebut terasa sakit. Sakit karena dijadikan budak oleh Jinho, juga mengetahui bila ada seseorang yang berusama sama kerasnya dengan dia untuk mendapatkan hati Jinho.

Tapi dia selangkah lebih dekat, kan?

-----

A/n :
Please leave some vomment!!!

Dan juga dukung Pentagon di CB mereka, ya!!! UwU.

[1.✔] Him ▪ Pentagon [JinHongseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang