"🌚Prolog🌝"

177 13 0
                                    


"Menetaplah seperti bulan" Pintanya.

"Bulan tidak setia Moon. Dia hanya datang jika hari mulai gelap. Terkadang, ia juga hanya menampakkan setengah bagian saja jika hujan bersiap turun esok hari. Wujudnya tampak rumpang. Aku ingin menjadi langit saja."

"Ahh ayolah, langit selalu menangis saat mendengar suara petir menggeram"

"Lalu aku harus menjadi apa, agar aku bisa menetap lebih lama dari bulan?"

"Cukup temani saja aku, agar wujud bulan itu tidak rumpang lagi"

"Oh jadi kamu tokohnya. Dasar. Moon yang rumpang" pekiknya dilanjutkan dengan memukul pelan bahu lelaki disampingnya itu.

Malam ini bulan tampak bulat sempurna, seolah turut bersuka melihat tawa keduannya. Wujudnya tak lagi rumpang. Angin semilir yang lembut menelusup kebahagiaan kedua insan Tuhan ini. Jembatan tua inipun menjadi saksi bisu rangkaian alur hidup kisah mereka.







_
_
_

Thank u
Please vote & comment
15/02/20

Switch for next chapter...

Moon RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang