"🌝Chapter 3🌚"

137 12 0
                                    


Zeeva menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Fikirannya benar-benar sedang berkecambuk. Dia datang kembali, menggali lagi perasaan di masa lalu. Bersiap merobohkan tameng yang sudah dibangun kokoh.

"Hush" gadis itu mendengus pelan.

Zeeva beranjak menuju meja rias, menatap cermin dihadapannya, menampilkan wajah yang begitu polos tanpa polesan makeup. Pandangannya beralih ke arah laci paling bawah, sepertinya sangat lama tidak dibuka. Dengan sedikit penasaran, Zeeva segera membukanya. Lumayan menguras tenanga untuk menarik laci tersebut. Mungkin akibat lama tidak dibuka.

"Gantungan kunci gue" tangannya kembali mengobrak-abrik isi dalam laci, berharap menemukan barang-barang lain, yang menghilang tiba-tiba.

"Oh jadi kalian disini" Zeeva mengeluarkan semua isi perut laci. Mengangkat tumpukan buku yang selama ini hanya menjadi hiasan saja, karena memang ia tak pernah membaca semua buku-buku itu.

Setelah semua telah dikeluarkan. Kini hanya tersisa selembar kertas yang tampak sedikit usang, seperti sebuah foto. Zeeva meniup-niup kertas tersebut berusaha membersihkannya.

"Foto?" Lengannya menggenggam kertas itu sekarang, menatapnya baik-baik, mengingat setiap gerak yang diciptakan adalah sebuah kenangan utuh. Zeeva tidak sendiri di foto itu, terlihat teman-temannya dengan tawa bahagia menatap kearah camera dan Keyla yang merangkul Zeeva. Tidak bisa disembunyikan, sorot mata mereka terlihat begitu bahagia, begitupun dengan Sam dan Rey.

"Zee" Ina mengetuk pintu kamar Zeeva.

"Iyaa mah, masuk aja"

Setelah mendengar jawaban dari anaknya, Ina segera membuka pintu.
"Gimana bajunya udah dianterin ke bu Inah kan?"

Zeeva mengangguk pelan.
"ini uangnya" Zeeva mengodok saku celananya, lalu menyodorkan uang yang langsung diterima oleh Ina.

"Itu foto siapa?"

"Foto Zeeva sama temen-temen pas SMP"

"Lucu, masih pada imut-imut" Ina ikut menatap foto ditangan Zeeva.

"Sekarang juga masih imut kali mah"

"Amit-amit"

"Ihs mamah mah" Zeeva sedikit mengerucutkan bibirnya.

Ina hanya tertawa melihat ekspresi wajah anaknya. "Yaudah, sekarang kamu mending belajar dari pada ngacak-ngacak kamar kaya gini. Senin besok kan kamu masuk sekolah"

"Iyaa mamah" balas Zeeva malas.

Ina pun hendak pergi meninggalkan kamar Zeeva.

"Mah tunggu" Zeeva mengangkat tangan ke arah Ina, sembari menaik-turunkan kedua alisnya. Seperti pengemis yang meminta-minta di jalanan.

"Kenapa si kamu Zee?" Tanyanya heran.

"Masa gaada uang jalan buat Zeeva si. Rumahnya bu Inah tuh jauh loh mah"

Ina menghembuskan nafasnya kasar.
"Iya-iya. Beresin kamar kamu dulu" lalu ia kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan putrinya sendiri.

Drtt.. Drtt..

Zeeva melempar pelan foto tersebut ke tengah kasur dan buru- buru mengambil benda pipih yang tiba-tiba saja bergetar.

"Hallo?"

"Hallo Zee, Lo ga lupa kan sama janji kita sore ini?"

Moon RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang