"🌝Chapter 1🌚"

152 11 0
                                    

Cahaya matahari memaksa masuk menembus celah-celah jendela kamar seorang lelaki. Membangunkannya dari mimpi buruk. Matanya masih enggan untuk membuka, semuanya masih teringat jelas. Malaikat yang ia panggil bunda itu tengah menangis tersedu-sedu, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Lelaki itu berusaha memeluknya berharap menghentikan isakkannya, tetapi nihil. Memang tampak dekat namun sulit untuk diraih. Perlahan malaikat itu menghilang, menjauh seperti memudar dari pandangannya. Ia hanya terdiam tak mampu mencegah kepergiannya, Tuhan seolah sudah mengutuknya menjadi sebuah benda mati tak berguna.

''ugh'' Rey mendengus malas, ia terdiam sejenak mencoba melupakan semua mimpi yang mengganggu tidurnya akhir-akhir ini, lalu pria itu mengucek matanya sambil berjalan lesu menuju kamar mandi.

Reymon Alexo Halderman adalah anak bungsu dari dua bersaudara dengan kakak laki-laki yang bernama Revano Aldrico Halderman. Keduanya sama-sama memiliki kepala batu,keras,dan keinginanya sulit untuk dibantah. Bedanya Revano lebih agresif dan sering di cap playboy oleh teman-temannya, ya karena ia memang sering bergunta ganti pasangan dengan modal tampan dan badan tinggi tegap yang dimilikinya. Sedangkan Rey, entahlah pria itu cukup sulit untuk ditebak, semenjak kepergian ibunya 3 tahun lalu.

Rey memiliki pesona yang tidak kalah dari sang kakak, dengan mata tajam berwarna coklat, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, badan tinggi tegap dan kulit sawo matang yang membuat dirinya tampak terlihat sangat manis namun tetap gagah dan berwibawa.

🌝🌚🌝

Disinilah Rey sekarang, ditempat yang sudah ia anggap sebagai rumah keduanya. Dengan halaman yang luas, ruangan yang tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung Rey dan teman-temannya. Tempat ini dijadikan sebagai tempat tongkrongan mereka.

"Gua pulang duluan ya Rey" ucap Sam sembari menggendong tas ranselnya dilanjutkan dengan menepuk pundak lelaki disampingnya itu.

"Aelah baru jam segini masih siang kali" balas Rey sambil mengepulkan asap rokoknya ke udara, dilanjutkan dengan menatap arloji yang sudah menunjukan pukul 22.00.

Waktu sudah semakin larut satu per satu temannya pun mulai berpamitan untuk pulang. Namun belum ada niatan untuk pulang bagi pria yang sedang asik dengan minuman dan rokok vape ditangannya itu.

Rey dan teman-temannya memang sering menghabiskan waktunya di tempat ini. Bahkan akhir-akhir ini ia jarang pulang kerumah dan memilih untuk tidur disini.

Matanya mulai lelah sekarang, kepalanya berat dan tubuhnya terasa lemas, kini lelaki itu terhanyut dalam kegelapan.

Rey tidak pernah kekurangan, dengan fasilitas dan kemewahan yang orangtuanya berikan untuk dirinya, namun sebenarnya bukan itu yang Rey butuhkan, ia hanya ingin kenyamanan, ketenangan hati dan kebahagiaan yang sudah lama ia rindukan semenjak kepergian ibunya itu. Rey seperti anak angin sekarang, menurutnya hembusan anginlah yang selalu menemani malam-malam gelap dan kelam. Dia kesepian.

Pagi mulai datang, membuat lelaki bertubuh tegap itu segera bangun dari tidur sembarangnya lalu setelah mengumpulkan nyawanya kembali, ia segera besiap-siap untuk pulang. Ia takut jika bi Inah atau pembantu dirumahnya itu akan mengkhawatirkannya, dengan tergesa-gesa ia mengendarai motor trailnya itu dengan kecepatan tinggi. Di tengah perjalanan tiba-tiba.

"Tittttttttddd" Rey membunyikan klaksonnya dengan sangat kencang dan buru-buru menarik rem motornya.

"Oh shit apalagi ini" Batinnya sangat kesal.

🌚🌝🌚

"Assalamualaikum warohmatullah" Setelah mengucapkan rukun terakhir dalam shalat, gadis itu segera melipat mukenanya dengan rapi.

Moon RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang