Malam ini langit tampak keruh, warnanya abu gelap dan sedikit ada bercak biru tua di tengahnya. Beruntung beberapa bintang berhasil membuat ia yang gelap menjadi remang, walau tak ada sang rembulan yang membuat si remang menjadi terang.
Rey memutar-mutar kunci motornya di jari telunjuknya, sedari tadi ia berdiri di depan motor sembari menatap pintu rumah yang dipenuhi lampu-lampu cantik dihadapannya, dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Huh" Rey menghela nafasnya, ia benar-benar tidak menyukai pesta dan baju formal seperti yang ia kenakan sekarang. Teman-temannya memang sialan, mereka memaksa dan mendandaninya seperti ini, membuatnya terasa palsu.
Setelah berfikir untuk beberapa saat, Rey memutuskan untuk menggerakkan kedua kakinya, tak lupa ia kaitkan kembali jaket hitam di pundaknya.
Dentuman musik yang lumayan keras, suara obrolan dan tawa terdengar bising di telinga Rey. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan teman-temannya.
Rey berjalan beberapa meter kedepan, melewati orang-orang yang tengah asik menikmati pesta, ya malam ini adalah pesta ulangtahun Lenata. Disanalah Rey melihat teman-temannya. Mereka tengah mengobrol asik dan sesekali tertawa.
"Nahhh kembaran gue baru dateng" sapa Alzi heboh ketika melihat kedatangan Rey.
"Muka lo kembaran" cerca Fero dengan wajah santainya.
"Lah emang muka gue yang kembar sama dia"
Fero mendecih sebelum akhirnnya menyambut Rey dengan adu tangan dan menepuk bahu andalan mereka.
"Kemana aja lo?" Tanya Fero.
"Tadi gue ada urusan bentar" balas Rey lalu berpindah menyalami Alzi lalu Bara.
"Jadi juga nih" Ledeknya ketika melihat seorang gadis di pinggir Bara, gadis itu adalah Keyla.
"Jadi dong" Tawa Bara dan lengannya segera melingkar di bahu Keyla.
Keyla yang merasakannya pun segera menepis kesal "Apaan si lo, jadi apaan lagi" ia mendelik.
"Sabar, awal-awal emang kaya gitu" timpal Alzi yang langsung di serbu tawa yang lainnya.
Bara kembali menatap Rey yang duduk di sampingnya "Lo kira mau balapan motor segala pake jaket, ini party bro jangan malu-maluin gue" Bara segera menarik jaket tersebut.
Pria itu kembali menarik jaketnya "Apaan si lo. Justru gue malu pake baju kaya gini"
Alzi bangkit dan memilih duduk di samping Rey. Ia menepuk-nepuk bahu temannya itu dan sedikit merapihkan pakaiannya "Apanya yang musti malu bro, lo keren pake baju kaya gini, iya ga?" Tanya Alzi yang langsung mendapat anggukan dari Fero dan Bara.
Alzi berdecak dan menggeleng "ga nyesel gue narik-narik lo tadi siang buat nyobain ini jas. Keren bro keren, lo emang cocok jadi kembaran gue Rey"
"Ga nyesel juga gue bantuin lo Zi" Kata Fero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Rumpang
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] "Menetaplah seperti bulan" Pintanya. "Bulan tidak setia Moon. Dia hanya datang ketika hari mulai gelap. Terkadang, ia juga hanya menampakkan setengah bagian saja jika hujan bersiap turun esok hari. Wujudnya tampak rumpang. Aku ingin...