"🌚Chapter 6🌝"

111 11 4
                                    

Disini Zeeva sekarang, diatas motor dengan Sam. Perlahan motor sport milik Sam berhenti di halaman rumah Zeeva.

"Gue gamau denger lo bolos pelajaran lagi"

Zeeva mengangguk.

"Ini pertama dan terakhir buat lo Zee, kalo lo gitu lagi gue gabakal segan-segan buat bilangin ke orangtua lo"

"Iya maaf" Zeeva tampak kesal. Sam selalu saja mengancam dengan membawa-bawa kedua orangtuanya.

"Zee lo harus jujur sama gue, si Reymon kan yang ngajak lo bolos?"

Zeeva menghela nafasnya berat "Tadi kan gue udah bilang, Rey sakit jadi gue bawa dia ke UKS. Dia sama sekali ga ngajak gue bolos ko"

"Itu modus namanya Zee, dia cuma pura-pura sakit biar lo nolongin dia. Gue udah hafal triknya"

Zeeva terdiam sejenak "Udah sore Sam, mending lo pulang"

"Yaudah, pokonya lo harus hati-hati sama si Reymon. Dia itu cowo gabaik"

"Iya" Zeeva memasang wajah kesalnya. Bagaimana tidak, sedari tadi Sam terus saja membicarakan hal yang tidak baik tentang Rey.

Sam menggenggam tangan Zeeva "Zee lo harus percaya. Gue cuma gamau lo di apa-apain sama dia"

"Iya gue percaya Sam" Jawaban itu mampu membuat Sam tersenyum simpul lalu ia mengacak-ngacak rambut Zeeva sebelum akhirnya pergi.

🌚🌝

Zeeva menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, matanya menatap langit-langit kamar. Ucapan Sam terus saja mengiang di telinganya.

'Rey dikeluarin gara-gara dia berani mukulin orang sampe babak belur dilingkungan sekolah, gue denger si orangnya sampe masuk rumah sakit. Pokoknya banyak deh, lo harus extra hati-hati sama dia'

'Bukan cuma itu Zee, dia juga seneng maenin cewe. Kalo dia berani deket-deket sama lo, gue yang bakal bikin dia babak belur'

"Sam bener, dia gamungkin boong" Zeeva mencoba meyakinkan diri. Mengingat kejadian dimana Rey meninggalkannya dulu, Zeeva semakin yakin dengan apa yang Sam katakan.

Setelah itu Zeeva menenggelamkan wajahnya ke bantal dan menghentak-hentakkan kakinya. Merasa kesal sekaligus bingung.

Ponsel berbaju merah muda berdering. Zeeva menghentikan kegiatan memukul-mukul kasurnya dan mengambil benda itu dengan malas.

"Hallo?"

"Halo Zeeva, gimana-gimana gaun ultah gue udah jadi kan?" Gadis itu sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga, suara Lenata benar-benar membuat telinganya sakit.

"Oh ini yang mau birthday teh"

Di sebrang sana Lenata terkekeh "Ahh Zee gue udah gasabar banget. Pokonya lo harus datang paling awal ya, bantuin gue tiup balon"

"Hahaha siap-siap"

"Jadi gaunnya gimana nih mba?"

"Bentar gue tanya mamah dulu"

"Oke"

Zeeva melepaskan tas yang sedari tadi mengait di punggungnya, kakinya berjalan keluar kamar dengan ponsel yang masih menyala dan tertera nama Lenata disana. Ia mencari-cari dimana keberadaan mamahnya, namun tak ia temukan.

"Deen?" Di ruang tv Aideen yang sedang asik dengan games ditangannya hanya mengangkat kedua alisnya.

"Liat mamah ga?"

"Ga"

Zeeva mendesis "Ssh So cool"

"Serah gue dong" Jawabnya dingin dengan mata yang tak bepaling dari games sedikitpun.

Moon RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang