Tentang Lucas Shaquille Aldebaran dan segala kisah hidupannya.
Anak SMA yang di klaim hidup dengan segala kemudahannya.
Ada keluarga, cinta, dan juga sahabat.
Bergelimang harta, disayang orang tua, memiliki dua orang sahabat yang senantiasa disampi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jangan perlakukan mereka dengan cara yang sama!
Vonment kuy🤩
══════ •『 ♡ 』• ══════
Lima menit yang lalu, Lucas sudah sampai dirumahnya. Ia langsung memarkirkan motornya di garasi, dan masuk kedalam rumah. Lalu Lucas mendapati sang bunda yang tengah serius memasukkan beberapa baju, celana, alat make up, dan lain-lainnya didalam koper.
"Bunda sama ayah jadi ke Jakarta?" Celetuk Lucas tiba-tiba, melupakan kebiasaan baiknya ketika memasuki rumah.
"Assalamualaikum!" Sindir Mona.
Lucas yang mendengarnya tertawa kecil, lantas ia langsung mengulurkan tangan kanannya, mencium tangan kanan sang bunda, kemudian mengucapkan salam.
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam. Abis main, ya? Kok sampek lupa waktu gitu? Hampir Maghrib loh, nak!"
Lucas langsung menggeleng, "abis nganter temen, bun."
Mona tersenyum, tampak ingin menggoda sang putra, "temen apa temen?"
"Temen, bun!" Ujar Lucas.
"Temen atau gebetan?" Goda Mona.
Lucas tampak sedikit kesal, "temen!"
Mona pun tertawa dengan tingkah Lucas yang menurutnya lucu, "gebetan atau temen?"
"Temen, bun!" Tegas Lucas, namun seketika ia tertawa kecil, "tapi doain aja ya, bun?!"
Mona menggelengkan kepalanya, heran dengan sifat ajaib Lucas. Mona pun langsung mengalihkan topik yang ia buat, "udah makan?"
Lalu, wanita cantik ini memperhatikan wajah putranya, instingnya berkata bahwa Lucas belum makan.
"Belum." Jawab Lucas.
"Ya udah, sana makan! Cuci tangan dulu, ya?!"
Lucas langsung mengangguk semangat. Ia pun berdiri dari posisinya. Lalu melangkahkan kaki panjangnya. Dan kemudian berbalik lagi.
"Bunda sama ayah yakin mau jemput Rion di Jakarta? Keluarganya aja udah gak mau nerima dia, bun."
Mendengar perkataan Lucas, Mona langsung tersenyum tipis. Kemudian mengangguk mantap, seolah perkataan Lucas hanyalah perkataan biasa yang hilang ditelan angin lalu. Mona menghampiri Lucas, ia mengusap pelan lengan putranya.
