Tentang Lucas Shaquille Aldebaran dan segala kisah hidupannya.
Anak SMA yang di klaim hidup dengan segala kemudahannya.
Ada keluarga, cinta, dan juga sahabat.
Bergelimang harta, disayang orang tua, memiliki dua orang sahabat yang senantiasa disampi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lucas, Elena, & aku comeback 💥 long time no see!! Btw, ada yang kangen gak? 💙 Ok, ga ada . Skip!! :)
Vote + komen ya!
══════ •『 ♡ 』• ══════
Bel pulang telah berbunyi sekitar sepuluh menit lalu, namun gadis itu belum juga pulang. Ia tengah menunggu jemputannya.
Sendirian, membosankan, dan kesepian. Begitulah yang dirasakan Elena. Namun sesekali ia membuka handphonenya, namun tidak ada juga notifikasi yang menarik, penting, atau apalah itu baginya. Dimata Elena semua notifikasi terlihat biasa saja, tidak ada yang spesial. Mungkin lebih tepatnya belum ada.
Tepat di ujung gerbang sekolah, terdapat dua cowok yang Elena kenal betul. Keduanya berjalan, mendekat kearah Elena.
"Lo anak siapa sih? PD bener perasaan deh!" sahut Arion, terdengar kasar ditelinga Lucas yang sedikit sensitif.
"Anak orang kaya," jawab Lucas, seusai fakta.
Elena diam. Menyaksikan tingkah laku Lucas dan Arion.
Tanpa diperintah ataupun dipersilahkan, Lucas langsung duduk disebelah Elena. Arion yang melihat jadi ikut-ikutan. Kini posisi duduk mereka bertiga terdiri dari Lucas disebelah kanan, Arion disebelah kiri, dan Elena yang berada diantara keduanya.
Dapat disimpulkan bahwa Elena diapit oleh dua cogan.
"Minggir!" usir Elena. Tiba-tiba.
Jujur, Elena merasa sama sekali tidak nyaman dengan posisi ini. Diujung gerbang sana tampak siswa-siswi kelas dua belas yang baru saja keluar kelas. Bisa-bisa mereka berpikir bahwa Elena itu bukan cewek baik-baik. Seperti yang sudah terjadi, semasa Elena tinggal di Jakarta beserta kedua orangtuanya.
"Lah? Ini yang diusir siapa? Lucas atau gue?"
"Wong ganteng ga bakal diusir, Yon."
"Oh iya, gue kan ganteng. Mungkin lo yang diusir, Cas! Lo kan jelek."
"Kok lo gitu sih? Iri bilang bos!"
Kini Elena merasa terganggu dengan perdebatan kecil keduanya, ia pun memaksakan tubuhnya untuk berdiri. Namun gagal, luka di lututnya masih terasa. Sakit dan perih.
