This Conflict

110 8 0
                                    

Kuy baca baci^>^

"Siapa?" Tanya Sanha yg tiba-tiba duduk disebelahku.

.

.

.

*****

"Anu..." Jawabku masih kaget.

"Rajin banget udah nunggu duluan disini" EunWoo datang langsung duduk disebelahku, disusul Soobin duduk disebelah Sanha.

"Yaiyalah, ga kayak Oppa, lemot!" Ceplosku.

"Enak aja, orang kalem kayak gini dibilang lemot. Kamu aja yg gak sampek mikir sejauh itu" Ledek EunWoo. Sanha & Soobin hanya menunduk menahan tawa.

"Serah deh! Males debat!!" Balasku yg memang sudah kalah bicara. Moodku sedikit turun karena teringat sifat Pangeran bantet tadi. Menyebalkan!

"Noona kenapa sih? Tumben ngalah" Kata Soobin membuatku melirik tajam kearahnya.

"Udahlah, kayaknya aku tau deh penyebabnya" Ucap Sanha seolah mengerti apa yg kurasakan saat ini.

"Sok Sokan tau, udah ah. Aku duluan" Aku berdiri beranjak dari kursi, namun ditahan oleh EunWoo.

"Kamu kan janji buat makan malem disini, ini makan malem terakhir bareng Ayah Bunda. Yakin gk mau?" Ucap EunWoo sedikit membujukku.

"Kan Oppa sendiri yg ngusir aku, yaudah aku cabut" Malasku sambil menepis tangan EunWoo.

"Aku nggak ngusir kok, maafin aku ya. Tadi aku bercanda, aku ga tau kamu bakal marah" Kata EunWoo memelukku dari belakang.

"Sekarang kembali duduk Nee, maafin aku" Bujuknya lagi.

"Hm" Aku kembali duduk, masih dengan tempat dan posisi yg sama.

.

.

Makan malam berlangsung, sunyi rasanya. Ayah dan Ibu juga tidak mengatakan apapun, begitu pula dengan yg lainnya.

"Bun.." Panggilku.

"Kenapa sayang?" Jawab Ibu lembut.

"Aku..." Sedetik kemudian aku meneteskan air mata.

"Sayang, kamu kenapa?" Ayah beranjak dari duduknya, lalu menghampiriku.

"Kai, kenapa?" Tanya EunWoo tidak kalah panik dengan yg lain.

"Noona baik-baik aja kan?" Soobin memegang tanganku.

"Kai, apa ada yg salah?" Tanya Sanha.

"Aku.. tidak mau..." Ucapku sesenggukan.

"Ada apa sayang, ada yg menyakitimu? Siapa?" Tanya Ibu.

"Sanha tau penyebabnya, tadi aku melihat Kai memandangi hantu yg berjalan menjauh dari meja makan. Mungkin karena itu Kai sedih" Kata Sanha hanya menebak.

"Apa itu benar sayang?" Tanya Ayah lembut.

"Aku memang memandangi hantu itu, tapi itu bukan alasanku menangis" Kataku sedikit tenang.

"Noona kenapa? Apa yg terjadi?" Tanya Soobin setelah aku tenang.

"Tidak ada, sudahlah. Cepat habiskan makananmu. Aku sudah selesai, aku duluan" Pamitku kepada keluarga.
Satu keluarga masih heran dengan tingkahku yg tiba-tiba seperti itu.

.

.

Aku berjalan menuju anak tangga, aku mulai berjalan naik dan kembali menangis. Aku menangis tanpa suara, agar tidak ada yg mendengarku.
Sesampainya dikamar, aku sudah dikejutkan dengan kehadiran mereka berenam. Aku acuh, aku tidak peduli. Aku langsung merebahkan diri kekasur besar itu.

Special 7 Ghost | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang