Part 2

210 103 69
                                    

Di pagi hari, Delwyn sudah membuat keributan karena stock oreo di kulkasnya sudah habis. Semalam Delwyn lupa mengecek stock oreo-nya.

"Nyemilnya di ganti yang lain aja ya nak?" tawar Bi Santi, Bi Santi adalah orang yang bekerja di rumah Delwyn sejak Delwyn masih kecil.

Delwyn sudah menganggap Bi Santi seperti orangtuanya sendiri, sejak kecil Delwyn sudah terbiasa memanggil Bi Santi dengan sebutan 'Bunda'.

"Tapi Delwyn maunya oreo, Bun." rengek Delwyn seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen.

"Ya udah kalo gitu, biar Bunda belikan sebentar ya ke minimarket depan?"

"Gak usah deh, biar Delwyn aja yang beli. Bunda lanjutin aja masaknya." tolak Delwyn karena merasa bersalah sudah uring-uringan dan mengganggu  Bi Santi yang sedang memasak.

Delwyn berjalan keluar rumah, lalu berhenti sebentar menyapa Pak Joko yang sedang membersihkan taman kecil yang ada di halaman rumah. Pak Joko adalah tukang kebun yang sudah berkerja di rumah Delwyn selama 5 tahun.

"Pagi Pak Joko!" sapa Delwyn.

"Pagi den, pagi-pagi udah mau keluar aja?"

"Iya nih, mau ke minimarket."

Delwyn tidak langsung berjalan ke minimarket, melainkan mampir ke rumah Lano yang letaknya tepat di depan rumah Delwyn.

Saat Delwyn mau memanggil Lano, kebetulan Wina, Mama Lano keluar rumah dengan pakaian dasternya tampak habis melakukan pekerjaan rumah.

"Eh Mama Wina." cengir Delwyn saat Wina membuka pintu rumahnya. Sejak kecil Delwyn sudah terbiasa memanggil Wina dengan sebutan 'Mama' seperti Lano.

Wina adalah sahabat Olin saat masa mereka masih kuliah. Dulu mereka sama-sama kuliah di universitas oxford. Olin adalah warga negara Inggris asli, sedangkan Wina adalah warga negara Indonesia yang melanjutkan study-nya di universitas Oxford.

"Hai sayang, mau ketemu Lano pasti."
Wina sudah hafal, jika Delwyn ke rumahnya pasti ingin bertemu Lano yang ujung-ujungnya membuat kerusuhan di rumahnya ini.

"Enggak kok, Delwyn kesini kan mau pamitan sama mama."

"Hah? Pamitan mau kemana kamu?"

"Delwyn mau belanja ma. Stock oreo di rumah udah habis." Delwyn memanyunkan bibirnya dengan menampilkan ekspresi sedihnya.

"Ya ampun Mama kira kamu pamit mau kemana." Wina sudah terbiasa dengan segala tingkah Delwyn, bahkan Wina sudah menganggap Delwyn seperti anaknya sendiri. Wina juga sangat menyayangi anak sahabatnya ini.

"Kalo gitu Delwyn jalan dulu ya, Ma." Delwyn menyalami tangan Wina, lalu mencium pipi Lina seperti dia mencium Mamanya sendiri.

"Hati-hati ya sayang. Kamu jalan kaki?"

"Iya dong, Ma. Biar sehat gitu ... Sekalian olahraga."

"Ya udah kalo gitu sana."

Delwyn memanyunkan bibirnya, "Ih, mama ngusir Delwyn ya?" 

"Enggak sayang, kan kamu bilang mau jalan." sanggah Wina.

"Delwyn jalan dulu ya ma."

Saat Delwyn berjalan, Wina masih berdiri di depan rumahnya memperhatikan Delwyn dari belakang dan tanpa disadari air mata mulai berjatuhan di pipi Wina.

Wina menghapus air matanya, "Anak kamu sekarang sudah besar Lin. Dia anak yang sangat baik, kamu beruntung punya anak seperti Delwyn."

***

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang