Pagi ini SMA Bina Wijaya di gemparkan dengan kedatangan Delwyn dengan seorang gadis yang sangat cantik dan tampak asing di kalangan semua murid.
Hari ini adalah hari pertama Carissa masuk ke SMA Bina Wijaya sebagai murid baru. Lano menitipkan Carissa pada Delwyn, karena hari ini Lano berhalangan untuk masuk sekolah.
"Delwyn, ruangan kepala sekolahnya di sebelah mana?" tanya Carissa sambil menyerahkan helm pada Delwyn.
"Biar sama gue aja kesananya."
Delwyn dan Carissa jalan bersisian dengan diiringi tatapan penasaran dari para murid. Sampai akhirnya mereka berpapasan dengan Gibran yang baru saja keluar dari pintu kantin.
"Woi Delwyn!" sapa Gibran.
"Sama siapa lo? Tumben bawa cewek." heran Gibran sambil menatap Carissa.
"Ini sepupunya Lano." jawab Delwyn.
"Oh yang ini, cantik juga ternyata." Gibran memperhatikan Carissa yang membuat Carissa kurang nyaman di tatap seperti itu oleh Gibran.
Delwyn yang menyadari jiwa buaya Gibran dan Carissa yang kurang nyaman di perhatikan seperti itu langsung merangkul Carissa dan membawa gadis itu untuk ke ruang kepala sekolah.
"Tadi itu teman kamu?" tanya Carissa.
"Iya. Lo kalo di gobalin sama dia jangan di ladenin ya."
"Emang dia kenapa?"
"Dia itu emang suka gitu kalo liat cewek cantik dikit."
"Carissa?! Itu lo riss?" tiba-tiba ada seseorang yang berteriak heboh dari arah samping mereka.
Carissa menengokkan kepalanya ke samping, dan betapa terkejutnya dia saat melihat sahabatnya saat masih SMP dulu.
"Ferra?!"
Orang yang di sebut Ferra oleh Carissa langsung mempercepat langkahnya dan langsung memeluk Carissa sangat erat.
"Ya ampun lo balik ke Indonesia kok nggak ada ngabarin gue sih?" cemberut Ferra sambil melepaskan pelukannya pada Carissa.
"Maaf ya, aku baru sampai di Indonesia tiga hari yang lalu." jawab Carissa merasa bersalah karena tidak mengabari Ferra jika dia balik ke Indonesia lagi.
"Lo sekolah disini?"
"Iya, Mami aku nyuruh aku satu sekolah sama Lano aja."
Ferra melirik orang yang berada di sebelah Carissa yang sedari tadi tampak memperhatikan interaksi mereka dengan bingung.
"Lah kok bisa sama Delwyn?" tanya Ferra dengan nada bingungnya.
"Iya lah, kan bareng sama gue." jawab Delwyn dengan nada sombongnya sambil menaikkan alisnya.
Ferra hanya merespon jawaban delwyn dengan memutar bola matanya ke atas.
"Ya udah deh, gue balik ke kelas dulu ya ... Lo jangan lupa kabarin gue, ok? Keburu bel masuk, gue belum ngerjain tugas sejarah ini."
"Ya gini, salah satu contoh murid yang males. Tugas di kasih buat ngerjain di rumah, malah ngerjain di sekolah." ledek Delwyn pada Ferra.
"Perlu gue bawain kaca?" setelah mengatakan itu, Ferra langsung berjalan meninggalkan mereka untuk kembali ke kelasnya.
"Kok bisa kenal sama Ferra?" tanya Delwyn.
"Dia teman aku waktu SMP dulu."
Delwyn hanya menganggungkan kepalanya, "Yuk jalan lagi ... Keburu masuk, lo kan anak baru. Jadi jangan sampai telat."
***
Bagi Carissa hari pertamanya masuk sekolah ini sangat menyenangkan. Karena dia di terima sangat baik oleh semua teman barunya.
Baginya yang paling membuatnya senang adalah dia bisa satu kelas bersama orang yang sudah di kenalnya yaitu Lano, Delwyn, dan Ferra.
"Lo laper nggak?" tanya Delwyn yang sedang mengendarai motor besarnya.
Saat ini mereka sedang perjalanan pulang ke rumah setelah hampir seharian menghabiskan waktu di sekolah.
"Laper sih." cengir Carissa.
"Mau mampir dulu makan bakso nggak? Di tempat langganan gue biasanya makan bakso."
"Boleh."
"Nama lengkap lo siapa?"
"Kenapa?" tanya Carissa karena dia kurang mendengar jelas suara Delwyn yang bergabung dengan angin sore.
"Nama lengkap lo siapa?" ulang Delwyn.
"Carissa Aurora Pevina."
"Bagus juga nama lo. Kalau gitu, mulai sekarang gue bakal manggil lo Aurora ... Nggak ada yang boleh manggil lo Aurora selain gue." cerocos Delwyn seenaknya sendiri.
"Ih, mana bisa gitu?"
"Bisa lah ... Kalau ada yang manggil lo Aurora sama kayak gue, bakal gue samperin orang itu entar."
Carissa tertawa ringan mendengar jawaban ngelantur Delwyn, "Emang kamu siapanya aku kok cuma kamu yang boleh manggil aku Aurora?"
"Ya kan gue nanti yang bakal jadi imam lo."
"Apaan sih Delwyn?!" Carissa memukul pelan punggung Delwyn.
"Cie ada yang salting nih." goda Delwyn sambil melihat Carissa lewat kaca spion motornya.
"Sok tahu kamu." jawab Carissa sambil menahan diri untuk tidak tersenyum.
"Kalau mau senyum ya senyum aja, nggak usah di tahan ... Gue suka liat lo senyum, senyum lo itu bagus."
"Gombal."
"Siapa juga yang lagi gombal sih? Gue itu ngomong serius."
"Oh iya, nanti malem lo mau pindah ke apartment kan?" tanya Delwyn.
"Iya, sementara aku bakal tinggal di apartment sampai keluarga aku nyusul kesini."
"Kenapa kok nggak bareng-bareng aja ke Indonesia-nya?"
"Sebenernya mau barengan gitu, tapi karena Mami aku harus nunggu Papi yang lagi banyak meeting disana terus juga adek aku masih ada ujian. Jadi, aku duluan gitu yang pindah ke Indonesia. Kebetulan juga aku punya saudara di Indonesia, ya udah deh Mami aku ngasih izin buat aku pindah duluan."
"Katanya, dulu lo sempet tinggal di Indonesia ya?"
"Iya, dari awal SMP aku udah tinggal di Indonesia. Karena perusahaan Papi yang di Rusia lagi ada masalah, jadi aku balik lagi ke Rusia."
"Terus kenapa sekarang pindah lagi ke Indonesia?"
"Papi mau fokus lagi sama perusahaan yang ada di Indonesia."
"Jadi sewaktu-waktu lo bisa pindah lagi dari Indonesia?"
"Kayaknya sih iya." jawab Carissa.
Entah kenapa saat mendengar jawaban dari Carissa, Delwyn merasa gelisah jika nanti Carissa akan meninggalkannya.
Perasaan apa sebenarnya yang sedang di rasakan Delwyn saat ini?
***
Hai guys🤗 aku kembali lagi.
Jadi gimana sama part kali ini?
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian yaa:)
See you guys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Подростковая литератураDelwyn Genandra Adisson. Siapa yang tidak kenal cowok bernama Delwyn Genandra Addison? Yang mempunyai segudang keceriaan dan selalu menjadi incaran para guru karena selalu melanggar peraturan sekolah. Menjadi pusat perhatian disekolahnya karena mem...