Part 4

102 39 62
                                    


"Main sosor aja, Lo. Minuman orang juga!" kesal Tian karena minumannya di habiskan oleh Delwyn yang baru saja datang di tempat tongkrongan mereka.

"Ya gini nih, salah satu contoh orang yang pelit ... Nggak ada yang mau, tahu rasa, Lo!"  Tian hanya mencibir mendengar ledekan Delwyn yang sudah biasa di dengarnya.

Delwyn berjalan ke arah sofa panjang yang terlihat sedikit usang. Lalu, dia mengambil duduk di sebelah Lano yang sedang menyeruput kopi panasnya.

"Gibran mana? Nggak ikut nongkrong dia?" tanya Delwyn saat dia menyadari tidak ada Gibran disana.

"Nggak, biasa lah ... Dia lagi ngurusin ceweknya yang lagi ngambek." Delwyn hanya mengangguk paham saat mendengar jawaban Tian.

Delwyn menoleh kesamping kanannya, tepatnya ke arah lano yang sekarang sedang menghisap rokoknya.

"Carissa udah pindah ke apartment?"
Tanya Delwyn

"Udah, baru aja tadi malem."

"Kenapa emang?" tanya Lano.

"Nggak, siapa tau belum pindah ... Gue mau bantuin dia."

Lano menoleh saat mendengar jawaban Delwyn, "Tumben lo mau bantuin?"

"Lah, gue kan orang baik, gue ini ringan tangan ... Nggak sadar lo?" cerocos Delwyn.

"Loh ada Delwyn? Kapan datangnya?" tanya Bang Prapto pemilik tempat kedai tongkrongan langganan Delwyn dan teman-temannya.

"Baru aja Bang."

"Mau pesen apa lo?"

"Es susu stoberi kayak biasanya ye, Bang."

Bang Prapto mengacungkan jempolnya karena sudah paham apa yang selalu di pesan oleh Delwyn saat ke kedainya.

Terdengar suara Tian tertawa mengejek ke arah Delwyn. Delwyn yang merasa di ejek pun menoleh ke arah Tian, "Ngapa lo?"

"Cowok kok pesennya es. Udah gitu rasa stoberi lagi." remeh Tian.

"Sirik lo? Namanya juga orang ganteng, mau pesen apapun ya bebas lah." Lano dan Tian menunjukkan ekspresi seperti orang ingin muntah saat mendengar jawaban Delwyn.

Tak lama dari itu, Gibran datang dengan wajah lusunya. Lalu, dia berjalan dan duduk tepat di sebelah Delwyn.

"Kenapa, Lo? Kusut bener itu muka?" Tanya Delwyn.

"Capek, Gue. Cewek itu emang seenaknya aja, pake acara ngambek segala. Di kira gue apaan? Ngode-ngode minta di bujuk."

"Lah, emang lo habis ngapain?"

"Gue lupa ngabarin dia, soalnya waktu itu gue lagi jalan sama Anisda."

"Gila emang." decak Tian dan Delwyn, sedangkan Lano hanya diam dan menyimak pembicaraan teman-temannya.

"Anisda anak kelas ipa bukan?" tanya Tian sambil mengingat-ingat karena seperti mengenal nama tersebut.

"Iya, dia ngedeketin gue. Siapa juga yang nolak kan? Udah cantik, body-nya kayak gitar spanyol lagi." Delwyn yang berada di sebelah Gibran langsung menoyor kepala Gibran saat mendengar jawaban temannya itu.

Perlu di ingat, jika Gibran adalah playboy kelas kakap. Ceweknya ada dimana-mana.

Bang Prapto datang membawa pesanan Delwyn, Delwyn yang mendapat pesanannya langsung sumringah dan menyeruput es susu stoberi favorite-nya.

"Bang, gue kopi kayak biasanya."

"Sip, lah." Bang Prapto langsung saja membuat pesanan Gibran yang selalu dia ingat, karena memang sekawanan itu setiap hari selalu mampir di kedai kopinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang