satu

92 6 0
                                    

Seorang anak berumur tiga tahun memasuki sebuah toko kue bersama ibu nya, ia membawa sebuah boneka beruang berwarna coklat dengan tangan kanan di tuntun sang bunda.

"Mama, mama mau beli apa?" Kata anak itu cadel.

Sang mama tersenyum. "Mama mau beli kue sayang, hari ini Abang kamu ulang tahun." Jawab Mama anak tersebut.

"Ih, ko Abang ulang taun, Ade engga." Kata anak kecil itu cemberut dan duduk di lantai toko.

Wanita paruh baya itu tersenyum lalu menjawab. "Queen sayang, kan kamu ulang tahun nya nanti, masih empat bulan lagi." Kata Namila. Mama Queen. "Nanti kalau Queen ulang tahun mama beliin kue yang besar." Lanjut nya.

"Mama enggak bohong kan?" Tanya Queen sambil berdiri dari duduk nya.

Namila menggeleng. "Mana enggak bohong sayang, mama janji." Jawab Mama nya, Queen tersenyum dan mengangguk senang.

Pemilik toko kue itu keluar bersama anak laki-laki nya. "Eh ada Bu Namila, kue nya jadi Bu?" Tanya pemilik toko itu. Dengan anak umur lima tahun di belakang nya.

"Iya jadi." Jawab Mama Queen.

"Qier, ajak Ade nya main dulu di taman gih." Kata pemilik toko pada anak laki-laki nya.

Anak itu mengangguk dan mengajak queen keluar dari toko kue menyisakan masing-masing ibu mereka.

"Bang, Ade mau main ayun-ayun." Kata Queen pada Qier.

Queen dan Qier sering bermain di taman itu, karna mama Queen selalu ke toko kue setiap minggu nya, terkadang Queen lebih senang di toko kue dari pada ikut pulang kerumah. Kata Queen, di toko kue itu enak, mau makan bisa langsung ambil. Ya namanya juga anak kecil.

"Bang Qier, ayun yang kenceng." Kata Queen meminta.

Qier menuruti ke inginkan Queen, ia mengencangkan dorongan ayunan nya, Queen yang asik tertawa sampai lepas pegangan.

"Ade pegangan,nanti ja-" Terputus ucapan Qier. "Queen!" Qier berteriak melanjutkan ucapan nya, ia meneriaki nama tersebut.

Pemilik nama tak merespon jarak antara Qier dan Queen lumayan jauh, Queen terpental dari ayunan. Qier berlari menghampiri Queen namun sial nya saat Qier berlari dirinya tersandung membuat diri nya jatuh dan kepala nya terbentur batu.

Tangan kiri Qier berhasil memegang tangan kanan Queen, posisi Queen meringkuk dengan tangan kanan di tindih badan nya.

"A... Abang salah, ma...af De." Setelah kata itu Qier tak sadar semuanya gelap, ia pingsan bersama darah yang mengalir dari kepala nya.

Setelah koma selama dua bulan, Qier sadar lebih dulu, ia teringat dengan gadis kecil nya. "Ma, Queen?" Qier bertanya pada orang tua nya.

"Queen ada sayang, dia belum sadar, kamu sabar ya." Kata mama Qier.

"Permisi." Seorang perempuan memasuki kamar.

"Iya, eh Bu Mila." Kata mama Qier.

"Zaqier, gimana keadaan kamu sayang?" Tanya mama Queen.

"Tante gak marah sama Qier? Qier udah celakain anak Tante, Qier gak sengaja Tante, Qier minta maaf." Kata Qier menagis.

"Ini ujian, Tante tidak menyalahkan kamu atau siapa pun, terima kasih ya sudah menjaga anak Tante sampai kamu harus masuk rumah sakit juga." Kata mama Queen.

"Tapi tante." Kata Qier ingin membantah.

"Tante minta pertanggung jawaban kamu nanti, Tante harap kamu menikahi anak Tante, sebagai pertanggung jawaban kamu, Qier." Kata mama Queen.

"Qier bakal nikahin Queen Tante, Qier janji." Kata Qier membuat mama nya dan mama Queen tersenyum.

"Qier, mata kamu?" Mama Queen yang mengamati mata Qier bingung.

"Kenapa Tante sama mata Qier?" Tanya Qier.

Mama Qier yang baru menyadari nya pun bingung dan saling tatap. "Mata kanan kamu berwarna biru terang Qier." Kata Mama Qier.

"Qier mau liat, mama kaca."

Mama Qier mengeluarkan kaca yang selalu ia bawa dan memberikan nya pada Qier.

"Ini mata nya mirip mata Queen." Kata Qier.

Namila mengangguk menyetujui lalu menjawab. "Iya, mata Queen biru terang." Kata Namila.

Mereka yang ada di ruang itu bingung dengan ke adaan Qier, akhirnya memutuskan untuk menunggu sampai Queen sadar, setelah 2 Minggu Qier sadar baru lah Queen sadar, mata nya pun sama seperti Qier, beda nya Qier di sebelah kiri yang berwarna biru terang sedangkan Queen di sebelah kanan.

"Queen sayang, akhirnya kamu sadar." Namila langsung memeluk putri nya itu dengan sangat erat.

"Mama, kenapa Queen ada disini? Queen gak di ajak ke ulang tahun Abang?" Tanya Queen melihat sekeliling.

Namila tersenyum sebelum menjawab. "Ulang tahun Abang, mama undur sayang, Samapi kamu sembuh." Jawab Namila.

Queen cemberut. "Ih Mama, kasian Mama Bang Qier, kalo Mama enggak jadi beli kue, nanti Mama Bang Qier rugi, Mama." Kata Queen.

"Kue nya tetap Mama beli sayang, tapi Mama kasih ke panti asuhan dan jumlah kue nya juga Mama tambah, Mama juga minta agar mereka mendoakan keluarga kita, terutama kamu yang kemarin enggak sadar supaya cepat di angkat penyakit nya dan kamu bisa sehat kembali." Jawab Namila dengan tangan membelai rambut anak nya yang berumur tiga tahun itu.

"Queen sayang Mama." Kata Queen memeluk lengan Namila ya g sedang membelai rambut nya dari samping ranjang.

~®~

"Sial! Mimpi itu lagi, ada apa sih sama gue?" Anak perempuan dengan rambut panjang di gerai itu kesal, setiap malam tidur nya selalu terganggu dan ia selalu terbangun jam 2 dini hari.

"Apa yang terjadi sama gue? Apa ada ingatan gue yang hilang? Nama gue Queen, nama Mama Namila, tapi dimana anak dan pemilik toko itu sekarang?" Pertanyaan yang sama di setiap malam ketika terbangun karna mimpi aneh nya.

"Lebih baik gue lanjut tidur." Kata nya dan memejamkan kembali kedua mata nya yang indah.

~®~

Semua nya masih teka teki.
.
.
.
Tinggal jejak⭐

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang