Part 4

1.8K 196 35
                                    

Happy reading~

---

“Waahh, rumah Bapak gede banget. Kayak istana.” puji Sooyoung, mulutnya tak bisa berhenti berdecak kagum.

“Terima kasih.” balasnya singkat lalu ia memasukkan motornya ke garasi.

“Haaa, mobil sport keluaran terbaru, Range Rover, Ford? Ini.. ini semua punya Bapak?” Sooyoung terkejut melihat isi garasi Taehyung, sementara pria itu hanya mengangguk.

“Tapi, kenapa Bapak naik motor ke sekolah?”

“Untuk menghindari kemacetan,” jawabnya enteng, “Ayo masuk.”

Rumah bertingkat dua itu memang menakjubkan, halaman depan dipenuhi tumbuhan yang rindang dan juga air mancur agar suasana menjadi segar. Begitu pintu depan terbuka, Sooyoung tidak bisa menutup mulutnya yang menganga lebar. Sofa yang mewah, furniture yang elegan dan pajangan kristal yang berkilau membuat Sooyoung terpukau.

“Tutup mulutmu kalau gak mau masuk angin.” saran Taehyung sambil tertawa.

Sooyoung segera menutup mulutnya, pipinya merona merah karena malu sudah terlihat bodoh didepan gurunya tersebut. Tiba-tiba perutnya berbunyi, ia menyesal tadi tidak makan dulu sebelum kabur dari kafe.

“Kamu lapar? Mungkin dikulkas ada yang bisa di makan, jujur aja, aku gak bisa masak. Dan disini gak ada pembantu, karna biasanya Mami menyewa cleaning servis untuk membersihkan rumah ini. Kalo untuk urusan makanan, aku lebih suka makan di luar, lebih praktis.” Taehyung menjelaskan.

Sooyoung mengekori Taehyung sambil mulutnya ber-ohhh pelan. Ia tidak sepenuhnya mendengar penjelasan Taehyung karena matanya masih sibuk mengamati rumah super megah itu. Ia juga melihat tumpukan baju yang di bungkus plastik, sepertinya baru di ambil dari laundry.

Taehyung menyadari arah tatapan Sooyoung. “Itu baju-bajuku, seminggu sekali akan diantar oleh petugas laundry kepercayaanku. Mereka juga aku beri kunci cadangan, jadi mereka bisa masuk tanpa harus menungguku pulang. Gak ada makanan, mungkin lebih baik kita pesan aja. Kebetulan aku punya resto langganan.” Taehyung membolak-balik buku telpon di ruang tamu, tapi seperti tersadar sesuatu.

“Ada apa, Pak?” tanya Sooyoung.

“Sial! Aku lupa kalau nomornya dibuku telpon di kamarku. Ikut aku, kita pesan dari atas aja. Disana ada balkon dan aku jamin, kamu pasti suka pemandangannya.”

Sooyoung hanya menurut, ia mengikuti Taehyung ke lantai dua.

“Bisa tolong bukakan pintu?” pinta Taehyung sambil menyodorkan selembar kartu seperti atm dengan susah payah. Karna kedua tangannya sibuk membawa tumpukan baju-baju dari bawah.

“Buka pintunya pake ini?” tanya Sooyoung heran.

“Iya, kamu gesek aja pada alat yang menempel di dinding. Lalu masukkan pinnya.”

Sooyoung belum pernah melihat kunci pintu seperti itu sebelumnya, sebenarnya kunci seperti itu banyak digunakan di hotel-hotel atau apartment. Tapi emang dasar Sooyoung aja yang kudet, makanya gak tau.

Akhirnya pintu terbuka setelah Sooyoung menekan pin yang disebutkan Taehyung. Sebuah kamar yang mewah, mirip hotel bintang lima.

“Tunggu sebentar, aku mau ngambil cemilan di bawah. Mana kuncinya?” tagih Taehyung, pintunya memang akan terkunci otomatis kalau menutup.

“Kunci? Aku taruh di alat yang di luar tadi” jawab Sooyoung.

“Apa?! dasar ceroboh! Gimana kita bisa keluar kalo kuncinya gak ada?!” bentak Taehyung.

Guru Tampan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang