Part 17

1.1K 150 49
                                    

.
.
Happy reading~

Tidak terasa Taehyung dan Sooyoung sudah 2 bulan lebih menjadi pasangan suami istri. Selama itu mereka tidak pernah bertengkar atau ribut yang berarti. Mereka hidup secara normal, ya bisa dibilang begitulah.

“Kak, cepetan dong. Nanti telat,” keluh Sooyoung, hari ini pesta pernikahan Jimin dan ia tak mau datang terlambat.

“Iya, sebentar. Kita nggak akan telat kok, acaranya kan masih dua jam lagi,” kata Taehyung yang masih mematut dirinya dicermin agar terlihat perfect seperti biasanya. Tapi ia menyerngit ketika Sooyoung memanggil, “Kamu mau pakai gaun itu, Sayang?”

“Iya, emang kenapa?” Tanya Sooyoung.

“Gaun itu nggak cocok sama jas yang aku pakai, harusnya kamu pakai warna yang lebih soft,” gerutunya sambil mendorong Sooyoung ke lemari dan memilihkan baju untuknya, “Yang ini lebih cocok.”

“Aku nggak mau, aku nyaman pakai gaun ini,” bantah Sooyoung, “Lagipula gaun ini lucu ada bunga-bunganya.”

“Gaun ini bikin kamu jadi kelihatan kayak anak abg, nggak cocok!”

“Aku kan emang masih abg,” Sooyoung mencibir.

“Tapi kamu kan udah punya suami, lihat nih buktinya!” Taehyung membuka kancing kemeja atasnya dan memperlihatkan kiss mark hasil perbuatan Sooyoung di lehernya yang tertutupi kerah dan membuat Sooyoung merona.

“Oke, oke, aku ganti.” Sooyoung menurut dan segera mengganti gaunnya.

---

“Kak Jimin!” panggil Sooyoung ceria saat melihat kakaknya sedang berdiri dengan gugup.

“Hai, Soo. Untunglah kamu udah dateng,” Jimin memeluk adiknya untuk meminta semangat.

“Tenang aja, Kak. Nggak usah gugup, Kakak pasti bisa,” kata Sooyoung menyemangati. Taehyung melihta-melihat gedung tempat acara pernikahan Jimin digelar, konsepnya minimalis tapi tetap terlihat mewah. Dan saat itu ia membayangkan pesta resepsinya nanti saat bersama Sooyoung bulan depan. Ia ingin semunya juga terlihat sempurna.

“Hai, Tae!” Sapa Naeun yang tiba-tiba menggelayut mesra di tangannya, ia terlihat cantik dengan gaunnya yang sedikit seksi.

“Oh, hai juga,”sahut Taehyung canggung sambil berusaha melepaskan tangan Naeun yang membelit dengan kuat.

“Istri kamu nggak diajak ya? Kalau gitu kamu temenin aku ya, kebetulan aku sendirian,” pinta Naeun sambil menarik tangan Taehyung menjauhi Sooyoung lalu melempar tatapan sinisnya.

Sooyoung ingin mengejar Taehyung tapi ia tidak bisa meninggalkan Jimin sendirian. Sekarang Jimin sangat membutuhkan teman untuk mengatasi kegugupannya.

“Kami belum terlambat kan?” sebuah suara menyapa mereka.

“Mama, Papa!” pekik Sooyoung lalu menghambur ke pelukan mereka berdua dengan senyum lebar.

“Enggak, Om, Tante, acaranya belum dimulai. Terima kasih sudah datang,” kata Jimin sopan.

“Tentu saja kami datang, ini kan pernikahan putra kami juga,” ujar Suho yang disetujui oleh Istrinya dengan senyum manis.

“Mulai sekarang kamu boleh panggil kami dengan sebutan Papa dan Mama, kamu mau kan? Anggap kami ini orang tua kandungmu sendiri,” kata Mamanya lembut.

“Dengan senang hati, terima kasih, Ma, Pa,” Jimin menghambur ke pelukan mereka sambil terisak, ia bahagia karena disaat seperti ini yang ia butuhkan adalah kehangatan pelukan orang tuanya yang telah tiada.

Guru Tampan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang