Happy reading~
---
“Kaakkk, kaus kakiku sebelah lagi mana?” teriak Sooyoung dari kamarnya.
“Mana aku tau, makanya kalo naruh barang tuh jangan sembarangan. Kalo mau pake kan jadi susah” gerutu Jimin.
“Gak pake ngomel2 juga kali, Kak. Aku kan cuma nanya, kalo gak tahu ya udah” sungutnya. Ia panik mencari mencari kaus kaki hijau gambar babi favoritnya.
“Buruan, Soo. Udah siang ini, hobi banget sih kesiangan”
”Bentar, Kak. Hobi banget sih ngomel2” balas Sooyoung. Ia turun dengan tampang cemberut.Jimin yang sudah buka mulut untuk marah jadi tertawa geli melihat Sooyoung. “Wah, mentang2 udah tahun baru jadi pake gaya baru segala”
Sooyoung tidak menimpali ucapan kakaknya, ia sibuk membawa tas dengan tangan kiri, buku-buku di tangan kanan dan memakai sepatu tanpa lihat dulu. Untung sepatunya gak pake tali, jadi langsung pakai.
Sejak pertaruhannya dengan Taehyung kemarin, teman-temannya sering melihat dan berbisik-bisik di belakangnya. Tapi hari ini, mereka juga menertawakan Sooyoung, mungkin menertawakan kebodohannya, tapi ia tidak ambil pusing.
“Pagi, Jen.” sapa Sooyooung saat Jennie hampir masuk kelas.
“Hai, Soo. Tumben lo gak telat?”
“Hampir aja, Jen. Tapi Kak Jimin udah ngomel2 mulu jadi terpakasa deh daripada telinga aku budeg.”
“Beruntung banget yah lo, punya Kakak sebaik Kak Jimin. Mau berangkat kerja juga masih sempet nganterin dan merhatiin lo” kata Jennie kagum.
Sooyoung cuma tersenyum, ia tidak membantahnya. Sejak orang tua mereka meninggal, cuma Kak Jimin yang ia punya. Kakaknya yang banting tulang dan mengurus keperluan mereka.
“Park Sooyoung” sebuah suara bariton menghamburkan lamunan Sooyoung.
“Pak Taehyung?” Sooyoung berseru kaget. Hari ini Pak Taehyung terlihat super tampan dengan kemeja warna salem yang lembut.
“Sepertinya ada yang sibuk belajar semalaman sampai saking sibuknya, ia tidak melihat kalau ternyata ia salah pakai kaus kaki.” sindir Taehyung.
“Maksud Bapak?” tanya Sooyoung dan Jennie berbarengan.
“Lihat ke bawah.” jawab Taehyung singkat sambil menahan senyum, lalu ia berlalu menuju kantor guru.
Tanpa disuruh dua kali mereka serempak menatap ke bawah, tapi pandangan Jennie tertuju pada kaki Sooyoung.
“Ya ampun, Soo!! lo gila, ngelamunin apa lo sampe gak nyadar pake kaus kaki hijau dan putih sekaligus?” sembur Jennie, seketika tawa anak-anak yang ada disitu pun meledak.
Muka Sooyoung merah padam, ia ingat tadi pagi sedang mencari kaus kaki hijaunya tapi tidak ketemu jadi ia memakai kaus kaki putih, sialnya ia lupa mengganti kaus kaki sebelahnya dengan warna putih. Alhasil kini ia memakai kaus kaki hijau dan putih. Oh my God! Pantas saja tadi Kak Jimin berhenti ngomel dan berkata begitu
Awas nanti kalo pulang!“Semalaman aku gak bisa tidur, Jen.” ujarnya lesu. Setelah berhasil duduk dibangkunya dengan menahan malu.
“Lo belajar semalaman, Soo? Salut gue sama lo” Puji Jennie.
“Bukan, aku tuh beli komik baru ceritanya seru banget jadi aku baca sampe kelar. Eh, gak kerasa udah hampir subuh” sesal Sooyoung.
“Apa? Lo bela-belain begadang cuma buat baca komik? Lo lupa sama taruhan fisika lo sama Pak Taehyung?” Jennie histerik. Seperti mau memakan Sooyoung hidup-hidup dan Sooyoung bergidik melihatnya.
“Sorry, Jen. Abisnya semalam aku udah nyoba belajar, tapi ngapalin angka-angka malah bikin aku pusing” Sooyoung menunduk dalam sambil memainkan jemarinya.
Jennie menghela napas berat, dia kasihan juga melihat sahabatnya itu kesusahan. Akhirnya sebuah ide terlintas dalam pikrannya.
“Lo tenang aja, Soo. Gue bakalan bantuin lo” kata Jennie berbinar sambil menggenggam tangan Sooyoung.
Gadis itu mengangkat mukanya dan tersenyum, ia terharu dengan kebaikan Jennie.
“Makasih ya, Jen. Kamu memang sahabatku yang paling baik” Sooyoung memeluk Jennie dengan hangat.
“Gak usah dipikrin, Soo. Itu emang gunanya sahabat. Kalo gitu, nanti siang kita ke perpus”
--
Sesuai janji, jam istirahat pertama mereka rela tidak makan dan pergi ke perpustakaan untuk mencari-cari buku fisika yang komplit.
“Lo udah bawa buku sama pensilnya, kan?” tanya Jennie begitu mereka sampai diperpus.
Sooyoung mengangguk. “Tapi buat apa pensil sama buku kosong ini?”
“Buat ini” jawab Jennie, lalu ia merobek buku itu menjadi potongan kertas kecil dan memanjang.
“Lo tulis rumus-rumus yang sekiranya bakalan keluar di ulangan besok, terus lo umpetin di tempat yang gak bakalan ketebak sama Pak Taehyung” lanjut Jennie menjelaskan.
“Maksud kamu, kita mau bikin kertas contekan?” tanya Sooyoung kaget.
“Bukan kita, tapi kamu. Dengan otak pas-pasan, kamu gak bakalan bisa menang dari Pak Taehyung. Terpaksa kita pake cara ini, lagi pula kita kan cuma nulis rumus bukan nulis jawabannya” tambahnya.
“Iya juga, ya” kata Sooyoung akhirnya.
--
Kring….
Waktu pelajaran fisika sudah habis dan Sooyoung sudah berhasil menyelesaikan ulangannya dengan baik berkat bantuan “kertas ajaib” nya.
“Park Sooyoung nilamu, 9” kata Pak Taehyung lantang. “Sesuai janji, mulai besok saya akan memakai pakaian super norak seperti yang kamu inginkan”
“Lo berhasil, Soo. Selamat ya” kata Jennie, disertai gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai dari semua teman-temannya.
Sooyoung tidak senang meskipun ia menang. Karena ia tahu, kalau ia sudah melakukan kecurangan. Jadi ia hanya membalas ucapan teman-temannya sekedarnya saja.
Bersambung...
Penasaran gimana penampilan taehyung setelah kalah taruhan? Dan gimana reaksi murid2nya?😂
Tunggu next chapter!
See you💜
Jgn lupa vote dan komen guys💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Tampan ✔
FanfictionKisah seorang gadis polos bernama Sooyoung dan Guru tampan yang menjadi favorit semua murid bernama Taehyung dalam menjalani hubungan diam-diam sebagai sepasang suami istri. Pasalnya, Sooyoung masih seorang siswi yang duduk dikelas 12 sedangkan Taeh...