Part 19

1K 143 53
                                        

.
.
.
Happy reading~

Taman itu sepi, Sooyoung memilih duduk menyendiri dengan hati yang kalut.

Kenapa berpisah itu rasanya sesakit ini?

Kenapa Taehyung tidak berusaha mengejarnya?

Poselnya berdering, Sooyoung berdebar dan ia langsung kecewa saat melihat nama penelpon terpampang di layar ponselnya.

Tunggu, kenapa ia masih berharap Taehyung akan menghubunginya?

Bukankah ia yang ingin berpisah karena Taehyung sudah mengkhianatinya?

Sepertinya hati dan pikirannya tidak sejalan kali ini.

"Halo," ucapnya pendek.

"Soo, kamu dimana? Tadi Taehyung telpon Kakak dan bilang kalo kamu pergi dari rumah. Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Jimin panik diseberang sana.

Kenapa Taehyung tidak menelponnya tapi malah menelpon Kakaknya?

Huh, Sooyoung mendengus kasar.

"Aku baik-baik aja, Kak." Jawabnya datar.

"Kamu dimana sekarang? Biar kakak jemput."

"Nggak usah, aku mau kerumah Mama, Papa," tolak Sooyoung.

"Oke, hubungi aku kalo terjadi sesuatu," pinta Jimin.

Sooyoung mengangguk meskipun ia tahu kalau Jimin tidak melihatnya. Ia menutup teleponnya lalu menghembuskan napas kasar.

---

"Mama!" Seru Sooyoung ketika pintu dibuka dan langsung menghambur dalam pelukan Irene.

"Sayang, Mama seneng banget kamu datang. Mana Taehyung?" Tanya Irene riang.

"Aku kangen Mama," rengeknya manja, air matanya mengalir deras.

"Mama juga, Sayang. Kenapa kamu nangis?" Tanya Irene lembut.

Sooyoung menggeleng sambil berusaha tersenyum, "Aku nggak papa, Ma. Cuma seneng aja bisa meluk Mama kayak gini," dustanya.

"Ya udah, ayo masuk. Kebetulan Papa juga sedang cuti, pasti Papa senang ketemu kamu," ajak Irene.

"Loh, kenapa kamu datang sendirian. Mana Taehyung?" Tanya Suho sambil tersenyum lebar.

Pertanyaan itu yang dari tadi Sooyoung hindari, ia tak tahu harus menjawab apa.

"Dia nggak ikut, Pa. Gimana kalo kita main catur, Papa mau kan?" Sooyoung mengalihkan pembicaraan.

Suho melirik Istrinya sekilas, tapi Irene hanya mengendikkan bahu. Mereka yakin sesuatu sedang terjadi, tapi mereka tidak mau memaksa Sooyoung untuk bercerita.

"Baiklah, nanti kita main. Tapi sekarang, kita makan dulu, Papa udah nggak sabar makan masakan Mamamu. Ayo, Sayang," Suho mengajak menantunya itu ke meja makan.

Dengan setengah hati Sooyoung menikmati makanannya, ia sering kali terlihat melamun dan menghela napas panjang untuk mengusir rasa sakitnya.

"Masalah dalam rumah tangga itu biasa, Sayang. Terkadang sering terjadi kesalah pahaman antar pasangan. Tapi itu bisa diatasi dengan bicara dari hati ke hati." Kata Irene bijak.

Sooyoung tertegun dengan ucapan Irene, ternyata sejak tadi mereka sudah curiga kalau ia memang sedang memiliki masalah.

"Kamu sudah bicara dengan suamimu?" Tanya Suho dan Sooyoung hanya menggeleng. Ia memang belum mendengat penjelasan dari Taehyung.

Guru Tampan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang