Setelah selesai makan dengan berbagai macam debatan, keduanya pun memilih untuk ke ruang tengah, duduk di sebuah karpet bulu yang di kelilingi oleh kursi sofa dan ditengahnya terdapat sebuah meja. Sambil menghadap ke sebuah layar yang menampilkan berbagai tayangan yang acak.
"Rev, malam ini ada horor nggak?" Tanya Arthalita sambil mengarahkan pandangannya kepada laki-laki yang duduk di sampingnya tengah memencet-mencet asal nomor mencari film.
"Hem...ini gue lagi cari kok!" Balas Revan tetap mengarahkan pandangannya ke arah TV.
"Yey..seru dong!"
"Emang berani?, kayak nggak pernah tuh gue lihat Lo nonton horor"
"Beranilah, walaupun nggak pernah sih, tapi kan ada Lo juga. Hehehe" jawab Arthalita tak lupa dengan kekehannya di ujung kalimatnya, serta sambil memasukkan cemilan ke dalam mulutnya. Revan hanya menganggukkan kepalanya seolah-olah paham."Nah ketemu!" Ucap Revan sambil meletkkan remote di rak TV.
Revan menemukan film The conjuring di salah satu siaran. Walau film ini film lama, tetap saja hantunya tetap seram, siapa sih yang tidak kenal dengan hantu valak di film ini.
Mereka menonton dengan sangat tenang seperti tidak menonton horor sedikitpun, tidak seperti orang biasanya yang menjerit ketakutan akan seramnya hantu yang di tampilkan.Entahlah tak di ketahui, ternyata sebelum film berakhir kedua penonton ini sudah tertidur lelap dengan masing-masing gaya mereka. Revan dangan satu kaki di sofa dan kepalanya berada di bawah meja, sedang Arthalita entah sejak kapan berada di sofa dengan gaya tidur tengkurap. Jangan lupa kalau TV belum di matikan.
🕟🕔🕠
"Ya Allah.....Nih anak berdua, semaleman tidur di sini. Udah di sediain kamar, bukannya tidur di kamar, malah di luar! Terus Televisi nggak di matiin lagi"
Omel Saras di pagi-pagi buta, melihat kelakuan anaknya dengan sahabatnya. Lalu bergerak tangannya mematikan telivisi.
"Atha, Revan, Bangun! Udah pagi. Nggak pada sekolah apa?" Ucap Saras sambil menepuk-nepuk pipi Arthalita, dan beralih menggoyang-goyangkan lengan Revan.Keduanyaa terbangun, dengan keadaan masih setengah sadar.
"Jam berapa tan?" Tanya Revan setengah sadar dengan mata yang masih tertutup seraya berdiri dari duduknya.
"Setengah enam. Mandi gih!"
Angguk Revan, dengan berjalan ke arah sofa panjang yang sudah tak berpenghuni, lalu tidur kembali di tempat tersebut.
"Astagaa Revan,, Bangun! Ya Allah ni anak, Atha juga udah nggak ada lagi. Kemana si tuh anak. Asttagfirullah.." setres Saras sambil memijat-mijat keningnya yang tidak sakit.
Saras beranjak ke kamar Arthalita untuk melihat anaknya itu."Ya Allah hu ya Robbi, nih anak lagi satu susah banget di bangunin. Nggak tau kalau Revan bakalan sama kayak Atha susah buat di bangunin. Eh taunya sama-sama kebo" Kesal Saras sambil melihat anaknya yang berbaring di atas kasurnya.
"ATHALA....UDAH JAM 7!" Alibi saras, agar bisa membangunkan Arthalita.
"Hah jam tujuh?..." Ucap Arthalita terlonjak dari tidurnya walau belum sepenuhnya sadar,,,,,,, "kyaaaa... gue terlambat!" Teriak Arthalita setelah mencerna ucapannya.
Arthalita langsung berlari ke arah kamar mandi secepat mungkin. Dan menyelesaikan ritual mandinya hanya dengan lima menit.Setelah selesai mandi, Arthalitha melirik jam beker yang berada di nakas sampi tempat tidurnya.
"MAMAH....INI MASIH JAM ENAM!" Teriak Arthalita kesal dari dalam kamarnya, sedang Saras yang tengah mengurus suaminya, hanya tertawa......
"Tante, Revan balik!" Pamit Revan kepada Saras untuk pulang kerumahnya.
"Iya, Cepetan mandi, nanti terlambat ke sekolah. Nanti kamu sarapannya di sini aja. Berangkatnya nanti barengan sama Arthalita, soalnya Mang jojo kemarin pulang kampung. Nggak papa kan Van?" Ucap Saras tanpa jeda, yang hanya di sambut kekehan oleh Irvan yang baru keluar dari ruang kerja membawa Tas berisi berkas.
"Iya tante saras yang cantik...!" Ucap Revan seraya menggoda saras.
"Yaudah, sana cepatan pulang, biar sarapan bareng!"
"Yaudah, tungguin aku ya tan...!"
"Iya, iya cepat mangkannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams And Longing
Teen Fiction"Kamu, aku, adalah kita. Serta mimpi dan rindu menjadi milik kita berdua" -Revan Andara "Sekarang, waktu tidurmu hanya untuk memimpikanku, dan biar aku yang merindukanmu." -Arthalita Reynata