-7

24 4 0
                                    

Mobil Revan berhenti di sebuah pantai, ini sebab keinginan Arthalita yang ingin melihat sunset berhubung hari yang juga sudah soreh.

Revan mendekatkan dirinya pada Arthalita.
"Ngapain Lo!" Tegur Arthalita
"Setbelit Lo!"

Revan membukakan setbelit Arthalita. Lagi-lagi jantung Arthalita di buat maraton sama Revan.
Entahlah, Arthalita selalu deg deg gan ketika Revan berbuat manis padanya, serasa jantungnya ingin copot saja. Beda seperti Dio, jika Dio berbuat manis padanya rasanya seperti biasa-biasa saja. Mungkin ini adalah efek ketika kita benar-benar menyukai orang itu.

Arthalita menegapkan badannya, menetralkan dirinya kembali. Menurutnya ini sudah biasa terjadi, jadi dia harus bersikap seperti tidak terjadi apa-apa pada perasaannya.

"Woy,  ngapain bengong! Yuk turun" Ajak Revan. Arthalita hanya mengangguk.
Lalau mereka keluar dari mobil, mereka menyendarkan tubuh mereka pada sisi mobil yang berhadapan langsung dengan pantai, mereka hanya memperhatikan pengunjung yang asyik dengan legiatan mereka masing-masing.
seketika angin sejuk dari arah pantai menyapu keudanya.
Rambut Arthalita yang tergerai juga ikut terhempas oleh angin.

Revan yang menangkap itu tak bisa lepas dari sebuah senyuman.
"Cantik" Gumam Revan dengas suara yang sangat kecil mungkin hanya terdengar samar oleh Arthalita. Arthalita yang tersadar langsung memalingkan wajahnya ke arah Revan.
"Kenapa Van?" Tanyanya.
"Gue pengen nyabut gingsul Lo! Kesel gue lihatnya!" Alibi Revan dengan sebuah candaan, yang pastinya akan disambut wajah cemberut Arthalita yang menjadi kesukaan Revan.
"Ih, nanti gue nggak kelihatan manis lagi dong" Kata Arthalita dengan menggembungkan sebelah pipinya. Arthalita selalu menggembungkan sebelah pipinya ketika cemberut, inilah yang membuatnya beda dengan yang lain.
'Biar Lo kelihatan manis di depan gue aja, nggak usah di depan orang lain. Gue kesal, pengen nyolok mata orang itu' sambung Revan dalam hati.

"Lo imut banget sih!" Ucap Revan langsung mencubit pipi Arthalita yang di gembungkan sebelah.
"Ih, sakit tau! Nanti pipi gue bengkak sebelah!" Pekik Arthalita sambil mengelus pipinya yang nyeri bekas cubitan Revan.
"Haha, biarin!"
Revan langsung berlari ke arah pantai meninggalkan Arthalita. Arthalita yang tak terima, harus merelakan kaki cantiknya berlalri mengejar Revan.
"Woy, Revan! Tungguin gue!" Teriak Arthalita yang tidak di sahuti oleh Revan.
"Ih ngeselin!" Gerutu Arthalita.

Setelah keduanya Lelah kejar-kejaran. Sekarang waktunya menikmati Apa yang di inginkan Arthalita.
"Van! Gendong gue dong! Capek!" Ucap Arthalita kembali pada sifatnya yang manja, Revan yang sudah terbiasa tidak bisa menolak sebelum sang empuh ngambekkan.
"Sini! Naik ke punggung gue!" Balas Revan yang di sambut senyum sumringgah oleh Arthalita.
Arthalita lalu naik ke punggung Revan.
Revan berjalan di bibir pantai, keduanya tersapu oleh sinar senja. Sangat indah bukan?
Cekrek
Seorag anak kecil tertangkap basah sedang mengambil gambar mereka. Anak kecil yang kira-kira berumur 10 tahun itu berlari ke arah mereka sambil membawa kamera polaroidnya.

"Kak, ini gambarnya bagus. Ini kakak ambil aja. Simpan yah!" Ucap suara mungil itu seraya menyerahkan sebuah foto polaroid gambar mereka tepat pada tengah matahari yang sudah merah. Revan dan Arthalita hanya bisa tersenyum. Revan mengambil foto itu lalu mengacak rambut anak cowok itu pelan.
Lalu anak kecil itu berlari meninggalkan keduanya.

Hari sudah menjelang malam, keduanya beranjak dari pinggir pantai ke sebuah gazebo yang di sediakan di tempat itu.

"Eh ada ukulelenya nih!" Ucap Revan saat menduduki dirinya di gazebo di ikuti Arthalita yang juga ikut duduk.

Revan menyandarkan dirinya pada tiang gazebo lalu mengambil Ukulule yang tergeletak begitu saja di atas meja kecil gazebo.
"Gue nyanyi yah?" Tanya Revan meminta izin pada gadis cantik di depannya.
"Emang Lo tau main ukulele?" Tanya Arthalita meremehkan.
"Ya taulah!"
"Nggak usahlah! Nanti suara Lo kayak gagak kejepit lagi!" Ledek Arthalita
"Enggaklah!"

Revan mulai mengenjreng ukulelenya
Lalu menyanyikan lagu everytime yang di nyanyikan oleh punch dan chen exo sebagai soundtrack film Descendants of the sun.

OH EVERY TIME I SEE YOU
Geudae nuneul bol ttaemyeon
Jakku gaseumi tto seolleyeowa
Nae unmyeong-ijyeo
Sesang kkeuchirado
Jikyeojugo sipeun dan han saram

BABY OH OH OH OH
OH OH OH OH
BABY OH OH OH OH

OH EVERY TIME I SEE YOU
Geudae nuneul bol ttaemyeon
Jakku gaseumi tto seolleyeowa
Nae unmyeong-ijyeo
Sesang kkeuchirado
Jikyeojugo sipeun dan han saram

Geudae nareul barabol ttae
Nareul bomyeo miso jil ttae
Nan simjangi meomchul geot gatayo nan
Geudaen eotteon-gayo
Nan jeongmal gamdanghagi himdeun-geol
Onjongil geudae saenggakhae
Jogeum meolli uri dorawattjiman
Jigeumirado nan gwaenchanha

OH EVERY TIME I SEE YOU
Geudae nuneul bol ttaemyeon
Jakku gaseumi tto seolleyeowa
Nae unmyeong-ijyeo
Sesang kkeuchirado
Jikyeojugo sipeun dan han saram

Nal tteonaji marayo
Gakkeumeun al su eobtneun miraera haedo

Nal midgo gidaryeojullaeyo

Wo namanui geudaeyeo
Naegen jeonburaneun mal
Gobaekhan jeogi isseottnayo
Nae unmyeong-ijyo
Sesang kkeuchirado

Jikyeojugo sipeun neo

BABY OH OH OH OH
Saranghallaeyo
OH OH OH OH
Ni nunbitgwa ni misowa
Geu hyanggikkajido
BABY OH OH OH OH
Gieokhaejwoyo
OH OH OH OH
Eonjena uri hamkke isseumeul
i love u

Revan menyelesaikan lagunya lalu tersenyum melihat Arthalita yang tersenyum malu-malu.
Revan sengaja membawakan lagu Everytime yang merupakan kesukaannya, dan satu alasan lagi kenepa Revan membawakan lagu ini, karna Revan yakin sekali kalau  Arthalita mengetahui airti dari lagu ini. Karna Arthalita sangat menggemari Korea, mulai dari lagu, film, dan K-POP hingga bahasa pun Arthalitah mengetahuinya.

"Ngapain Lo senyum-senyum" Goda Revan, yang menimbulkan semburat merah di pipi Arthalita.
"Ih, apaan. Gue senyum karna gue suka dengerin suara ukulelenya" Bela Arthalita sambil memalingkan wajahnya ke arah
pantai.
"Pipi Lo merah Athala....Hahaha" Ledek Revan dengan tawanya.
Sedang Arthalita langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Revan merangkak mendekat ke Arthalita lalu duduk di depan gadis itu.
Revan mengacak rambut Arthalita, lalu menarik kepala gadis itu ke dada bidangnya.

"Sarangheo" Ucap Revan Pelan.
Arthalita yang tidak begitu mencerna Ucapan Revan, menyurh Revan untuk mengulang kalimatnya.
"Apa?" Tanya Arthalita minta di ulangi.
"Lo sahabat gue yang paling gue sayang" Ulang Revan yang tidak sesuai dengan ucapan pertamanya, Dia sedikit bersyukur karna Arthalita tidak mendengarnya. Karna Revan takut itu akan menimbulkan kecanggungan di antara keduanya.

Revan melepas dekapannya lalu menatap Arthalita.
"Lo lapar nggak?" Tanya Revan yang langsung di angguki oleh Arthalita.
"Eits. Ada tiketnya tapi!"
"Apa tuh?" Tanya Arthalita penasaran.

Revan membuka lebar telapak tangannya lalu membiarkan mengambang di udara, sebagai kode meminta tangan tangan gadis itu menyatu dengan tangannya. Tapi gadis itu masih belum peka.

Revan meniup niup telapak tangannya.
"Tenang aja, tiketnya steril kok" Ucap Revan yang di sambut senyuman oleh Atrthalita, mungkin sang empu sudah paham sekarang. Arthalita menerima tangan Revan, Lalu Revan membawanya pergi dengan menggandeng tangannya.



Hai hai hai...

Untuk teman" yang tidak tahu arti lagu Everytime, cari di google aja ya! In syaa Allah artinya sesuai dengan isi hati Revan.

Lanjut....

Dreams And LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang