6. "Talk."

5.3K 693 22
                                    

"Alaska."

Aku menggeram ketika mendengar suara Michael yang memanggil namaku.

Kenapa sih dia selalu berusaha untuk menganggu ku?

"Leave me alone." ucapku ketus tanpa menoleh dan terus melanjutkan aktivitas ku yang sedang mencari baju ganti.

"Kenapa sih kau bersikap seperti gadis menyebalkan seperti ini?" Ucap Michael yang tiba-tiba menarik tanganku dan membuatku berbalik badan sehingga kami saling berhadapan.

"Karena kau duluan yang menyebalkan!" seruku balik.

"Apa salahku?" serunya. Aku mengerutkan kening tak percaya.

Apa salahku,katanya?

Woah... apa dia benar-benar tidak tau,atau pura-pura tak tau?

Lagipula,bukankah dia duluan yang memulai perang di antara kami ini?

"Apa salahmu? apa salahmu? what the fuck,Michael." ucapku sinis. Dia menatapku serius.

"Ya,apa salahku sehingga kau membenci ku?"

"Oh itu karena kau mengingatkan aku pada seseorang yang pernah menyakiti hatiku dan meninggalkan aku setelah aku memberikan segala yang kupunya untuknya. orang yang sangat kucintai dan orang yang bilang bahwa ia mencintaiku namun kenyataanya itu semua palsu." ucapku ketus,menyembunyikan rasa sakit hatiku.

Aku melihat raut muka Michael yang terlihat sangat bersalah.

"Aku sudah bilang padamu kalau itu semua tidak benar! Awalnya semua itu memang karena sebuah taruhan tapi ke---" aku mengangkat tangan kanan ku,menyuruhnya berhenti bicara,aku tidak mau memikirkan hal yang membuat ku hancur itu lagi. Aku tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari Michael.

Aku tidak mau jatuh kedalam lubang yang sama.

"I don't want to hear it. now,leave me the fuck alone." ucapku sambil menunjuk kearah pintu. Michael menatapku dalam.

"Kau berubah.." Ucapnya pelan.

"Say the boy who always make fun of me." ucapku sambil memutar mata.

"Al,bisakah kita memperbaiki semuanya dan jadi teman atau apapun yang tidak membuat kita terlihat saling membenci seperti ini?" Ucapnya sambil menarik rambut merahnya frustasi.

"Tapi kita memang saling membenci." ucapku dengan penekanan di kata kita.

"Aku tidak membencimu,Al." ucap Michael lagi,wajahnya serius dan ia menatapku tepat di manik mata.

"Sure.." walaupun ia terlihat serius,tapi aku sama sekali tidak menganggap ia serius.

Bayangkan saja,bagaimana bisa seorang lelaki mengataimu dan menganggu mu habis-habisan dan ia bilang ia tidak membencimu?

Huh.

"Aku serius. Aku tidak membencimu. Aku tidak akan bisa membencimu." ucapnya.

"Tapi aku membencimu. aku sangat mem-----" sebelum aku selesai bicara,Michael membuatku berhenti bicara.

Kau tau apa cara yang ia lakukan untuk memotong ucapanku?






He kiss me.

He fucking kissed me.



Dan ketika bibir nya menyentuh bibirku,aku merasakan getaran itu muncul lagi.

Getaran yang hanya bisa di berikan oleh Michael.


Stop,Al!
Just...Stop.

Dengan mengumpulkan logika dan kekuatanku,aku pun mendorong tubuh Michael yang jauh lebih besar daripada tubuhku itu. Aku mendorongnya sekuat tenaga,dan tak lupa menampar wajahnya dengan penuh kekuatan.

"You fucking prick. kau kira kau bisa begitu saja mengobati rasa benci dan rasa sakit hati seseorang dengan menciumnya?" seruku marah.

"Al,aku----"

"GO TO HELL MICHAEL!" teriakku,dan dengan begitu aku berjalan keluar ruangan,bertepatan dengan Ryder yang mau masuk. Ia memanggilku namun aku tak menghiraukan.

Samar-samar,aku mendengar percakapan Michael dan Ryder didalam ruang ganti.

"Dude,apa yang kalian lakukan?"

"Nothing. we just talked."



Aku mendengus dan memutar mata ketika mendengar ucapan Michael.



'We just talked.'

Talked,my ass.

****

Fire StarterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang