15. Quality Time 2

12.6K 709 219
                                    

Selamat pagi menjelang siang. Mamak datang bawa anak kesayangan. Biar apahhh?

Biar readernya semangat kerjanya. Secara mendung syahdu begini.

Hyuk lahh mulai baca 💝❤

Seperti biasa, Alfredo tidak pernah melepaskan tangannya dari tubuh Aegea ketika mereka berada di tempat umum. Termasuk selama penerbangan singkat mereka dari Surabaya menuju Singapura.

Usai mengambil koper yang bersisi keperluan mereka, Alfredo membawa Aegea ke kedai kopi terkenal yang selalu menjadi kesukaannya dimanapun.

Memesan frappuccino green tea creme untuk Aegea dan caramel macciato untuk dirinya sendiri. Aegea menatap etalase kaca yang ada di depan antrian mereka dan matanya menemukan sesuatu yang menjadi favoritenya

"Alf, mushroom mudslide cookie sama chocolate croissant." Aegea mengatakan apa yang dia inginkan pada Alfredo sambil menunjuk dua makanan itu. Alfredo tersenyum dan mencium pelipisnya sekilas.

Selesai membayar, keduanya memilih duduk dipojok supaya tidak terganggu lalu lalang orang yang datang dan pergi. Aegea makan dengan tenang dan sesekali menyuapi Alfredo.

"Sayang mau belanja hari ini? Sudah tau mau beli apa saja?" Alfredo bertanya sembari membelai rambut panjang Aegea yang terurai.

Aegea terkekeh pelan, lalu menyesap frappuccinonya. "Baru juga sampai, makanku juga belum habis, malah mikirin belanja. Nggak hari ini lah, Alf. Sepertinya aku ingin wisata kuliner aja. Kamu punya uang kan?"

"Selera humor yang bagus, Sayang. Aku menyukainya. Wisata kuliner? Nggak takut gemuk, ya?"

Aegea berdecak. "Nyatanya aku gemuk apa enggak? Bilang aja kalau udah bosan ngasih makan aku. Nanti biar aku minta papaku saja."

"Jangan marah, Istriku. Aku hanya bercanda. Aku tidak ingin bulan madu kita terisi dengan pertengkaran. Sejujurnya aku menyukai ide wisata kuliner hari ini. Lalu kita bisa nonton kalau kau mau. Kita lakukan apa saja yang kamu inginkan."

Aegea tersenyum.manis. Alfredo menatapnya tanpa berkedip. Senyum yang jarang muncul jika berdua saja dengan Alfredo. Lalu tidak ada percakapan lagi di antara mereka berdua selain saling tatap dan Aegea yang lagi-lagi menyuapi Alfredo.

***

Konferensi yang diadakan oleh teman Alfredo berlangsung keesokan harinya. Cukup menarik bagi Aegea, tetapi dia tidak terlalu mengerti. Karena itulah dia hanya diam dan mendengarkan. Berbeda dengan Alfredo, suaminya itu justru banyak bertanya hingga menjadi sebuah diskusi menarik hari itu.

Menjelang sore acara itu selesai. Mereka kembali ke hotel untuk isirahat sejenak sebelum keluar makan malam bersama teman Alfredo. Merasa lelah, Aegea menyiapkan air hangat di bathup. Menuang bubble bath dan menatap busa yang mulai muncul. Aegea masuk kedalam tumpukan busa setelahnya.

Mata Aegea membuka begitu merasakan Alfredo menyusulnya masuk ke bathup dan duduk dengan santai serta membuat Aegea bersandar didadanya. Tangannya mulai memijat pundak Aegea dengan penuh perhatian. Mata Aegea kembali terpejam, menikmati kemewahan sensual yang diberikan suaminya.

"Aku benar-benar ingin tahu, bagaimana kau mengandung putera kita dan melahirkannya." Alfredo membuka pembicaraan ketika mengelus perut Aegea.

Kembali Aegea membuka mata. Menatap langit-langit kamar mandi lalu menghembuskan nafas pelan. "Sebulan setelah aku tahu kalau sedang mengandung, aku pergi ke Yunani menyusul papa dan mama. Mereka hanya mendukungku tanpa bertanya apapun, begitu juga saudaraku yang lain. Aku sudah mencintainya bahkan sebelum menatap wajahnya."

Alfredo mendekap erat Aegea. "Lanjutkan."

"Aku hyperemesis hingga trimester kedua. Keluar masuk rumah sakit untuk perawatan adalah hal biasa untukku. Aku berusaha memastikan kalau Ale baik-baik saja dengan keadaanku yang seperti itu. Menginjak trimester terakhir, keadaan berangsur membaik. Aku makan dengan normal dan terus begitu hingga saatnya melahirkan."

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang