09 Galau

19.5K 1K 78
                                    

Selamat siang kesayangan akuuuhh. Eeh udah jumat aja yakk. Weekend tlat tiba. Huraaayy 😁😁😁

Emak datang bawa babang bulu😝
Cek ahh ...

Aegea berlari-lari ke IGD setelah mendengar bahwa Mama nya masuk karena pingsan mendadak di rumah mereka. Hatinya kalut mengetahui kabar ini sekeluarnya dia dari ruang operasi beberapa saat lalu.

Matanya memindai IGD yang ramai seperti biasa. Salah seorang paramedis melihatnya dan memberi tahu di mana mamanya sedang ditangani. Menilik dari raut Dokter Raphael Yoseph, Aegea tahu bahwa segala sesuatunya tidak baik-baik saja. Beberapa alat medis terhubung dengan tubuh sang mama, ketika Aegea berhasil melihat keadaannya.

Ucapan Alfredo beberapa hari yang lalu benar, mamanya tampak pucat kala itu. Tetapi Aegea tidak berpikir bahwa keadaan saat itu ada hubungannya dengan kondisi pingsannya sang mama.

Aegea menemukan tulisan dr. Raphael Yoseph, Sp.JP yang tertera di sebuah pintu yang tak jauh dari ruang kerja miliknya. Dengan senyum ramah, Aegea duduk di depan Dokter Yoseph dalam ruang kerja pria itu. Tatapannya menyiratkan keingin tahuan yang besar. Di sampingnya, Papanya juga duduk dengan pandangan tidak kalah kawatir dengan Aegea.

"Dokter Aegea dan Mr. Aurora. Saya ingin tahu, apakah dalam waktu dekat ini Ibu Ratih ada keperluan mendesak?" tanya Dokter Yoseph.

Aegea mengernyit tidak mengerti. "Maksudnya, Dok?"

"Ya sesuatu yang penting. Yang tidak bisa ditunda atau sesuatu yang sifatnya darurat."

"Hmm ya. Menikahkan putri kami, Dokter." Papa Aegea menyahut di sertai pandangan penuh tanya.

"Kapan?"

"Kurang lebih sebulan lagi."

"Begini. Bisakah acara itu dimajukan saja?" Dokter Raphael bertanya.

Aegea mengerti. Sesuatu yang terjadi pastilah sangat serius. Sebagai Dokter, dia benar-benar paham apa yang akan di hadapinya kini. Seketika matanya berkaca-kaca. Tarikan nafas panjangnya tidak berhasil mencegah buliran air mata menuruni pipinya.

"Berapa lama?" menguatkan hati Aegea bertanya.

"Umur milik yang kuasa, Dokter. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk memperpanjang segala sesuatunya, sehingga pasien memiliki peluang untuk sembuh."

Aegea tergugu. Tangisnya tumpah sementara Yoseph Aurora tampak terpukul. Berlalu meninggalkan ruangan itu, papa Aegea memantapkan langkah untuk menemui istrinya.

Sepeninggal papa Aegea, Alfredo memasuki ruangan dan memeluk erat calon istrinya. Isyarat langsung diterimanya begitu mendapati tatapan Dokter Raphael padanya. Menarik Aegea dan menyamankannya di lekuk lehernya, Alfredo membelai punggung Aegea. Tetapi tangisan itu tidak berhenti dengan mudah.

Mencoba memahami keadaan, Dokter Raphael memberikan waktu pada Aegea untuk menenangkan diri. "Kita berusaha untuk yang terbaik,"ujarnya. Lakukan keperluan Ibu Ratih dan sesudahnya kita hanya akan fokus ke pengobatan saja.

***

Aegea menemani mama di kamar rawatnya. Menyuapi dengan telaten dan sesekali membersihkam mulut mamanya dengan tisu. Senyum manis selalu Aegea ulas waktu mamanya berusaha menolak makan lebih banyak.

"Sayang, Mama ingin pernikahanmu dipercepat. Apa kamu keberatan?" tanya mama setelah selesai makan dan menyandarkan punggungnya di atas tumpukan bantal.

Seperti apa yang sudah di isyaratkan Dokter Raphael beberapa hari kemarin, Aegea menatap dengan penuh kasih kepada wanita yang telah melahirkannya, Aegea tersenyum manis. "Iya, Ma. Aegea mau. Tetapi bolehkah Aegea bertanya satu hal?"

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang