Sudah tiga puluh menit sejak Seo Changbin menunggu di meja lima, dekat jendela. Tapi orang yang hendak ditemuinya tidak kunjung tiba.
Katanya sih masih di jalan.
Kim Woojin. Pemuda yang memutuskan untuk pindah sekolah pada semester 1 tingkat 2 dengan alasan Ayahnya yang dipindah kerja ke luar kota.
Tempo hari Woojin menghubunginya lewat media sosial. Changbin baru sempat mengeceknya kemarin dan mengirimkan balasan. Beruntung Woojin sedang online saat itu hingga segera membalasnya.
Denting lonceng pintu kedai berhasil mengalihkan perhatian Changbin.
Akhirnya orang yang ditunggunya datang juga.
"Maaf, Changbin. Busnya datang terlambat."
Mau tidak mau Changbin memakluminya dan mengangguk. Sementara Woojin melepas mantelnya dan duduk.
"Mau pesan lagi?"
"Tidak, terima kasih."
Setelah memesan minuman Woojin kembali fokus pada Changbin.
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku merasa baik-baik saja. Bagaimana dengan kehidupanmu?"
"Cukup baik." Woojin tersenyum tipis dan melanjutkan, "aku ada sedikit masalah dengan tes masuk ke Universitas. Apa kau juga punya masalah?"
Changbin terkekeh dan mengangguk antusias, "Masalah itu selalu ada. Bahkan sebenarnya manusia hidup dalam bayang-bayang masalah. Aku tidak pernah sekalipun lepas dari masalah karena masalahku adalah diriku sendiri."
Changbin tahu Woojin akan bertanya lebih banyak setelah itu.
[]