DUA

128 11 2
                                    

Jeon Yoo Ra berdiri mematung di depan gedung perkantoran di depannya. Rambut hitamnya yang tergerai bergerak-gerak diterpa angin musim semi. Kepalanya mendongak membaca huruf kapital yang tergantung angkuh di bagian atas gedung. 'HOJIN HILL INTERNATIONAL CORP'.

Sudah hampir dua menit gadis itu hanya berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar. Tidak perduli pada tatapan para karyawan yang melewatinya sambil terkikik melihat ekspresi wajahnya yang terus menyiratkan kekaguman.

Jangan salahkan Yoo Ra. HOJIN HILL memang bukan perusahaan sembarangan. Jika ingat HOJIN Elektronics yang bergerak di bidang pembuatan elektronik, HOJIN Insurance yang bergerak di bidang asuransi, HOJIN Central Property yang bergerak di bidang peroperti dan pengembangan real estate, maka HOJIN HILL adalah induk dari seluruh perusahaan milik HOJIN Group tersebut.

Yoo Ra hampir terus melongo jika saja ia tidak keburu ingat dengan tujuannya. Gadis itu akhirnya bergegas memasuki lobi untuk menemui orang yang memintanya datang.

Tidak butuh waktu lama bagi Yoo Ra untuk menemukan sosok pemuda jangkung dengan kemeja putih, celana hitam, dan dasi berwarna senada, sedang duduk di kursi melingkar yang di tengahnya berdiri artificial tress berukuran besar, di ujung kiri lobi.

Lagi. Yoo Ra dibuat kagum dengan interior kantor yang terkesan mewah. Lobinya saja sebesar ini. Sangat berbeda dengan lobi kantor tempat Yoo Ra bekerja. Yoo Ra masih sibuk mengedarkan pandangannya mengagumi interior, saat atensinya kembali tertuju pada sosok pria yang kini sedang menunggunya.

Yoo Ra mendesah kesal. Ia merogoh saku blazer-nya, mengeluarkan sebuah id card yang menjadi alasan utamanya datang.

Sedang Jeon Jungkook, pemuda pemilik id card itu rupanya tidak sadar dengan presensi Yoo Ra yang telah berdiri di sampingnya.

“Oi...” Panggil Yoo Ra dengan nada malas. Tapi sepertinya Jungkook sedang berada dalam mode ‘tuli’ karena ia sama sekali tak merespon.

“Jungkookie...”

"..."

"Bunny..."

“...”

“Kookie,”

“...”

"Jungkook?"

"..."

“Ya Tuhan, JEON JUNG-“ Yoo Ra hampir saja meneriaki Jungkook, namun urung ketika matanya melihat kaki jungkook yang bergerak-gerak gelisah, bibirnya bergumam seperti orang yang sedang merapalkan doa, dan kedua tangannya mencengkeram ujung tas kerja di pangkuannya. Membuat Yoo Ra seketika memalingkan wajah sambil mati-matian menahan senyum.

Ya ampun. Jungkook-nya sedang gelisah sekarang. Dan itu sungguh manis.

“Hei! Jungkook!” Yoo Ra menepuk keras bahu Jungkook. Membuat empunya berjingkat kaget sambil mengelus dadanya naik turun.

“Y-ya ampun, Nuna! Kau mengejutkanku, tahu!” Jungkook menggerutu sambil berusaha menetralkan kembali napasnya yang tersengal. Sedangkan Yoo Ra malah tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.

“Hei! Bocah! kau masih saja gugup? Apa yang kau khawatirkan sebenarnya, huh?” Tanya Yoo Ra sambil terus tertawa, lalu menyodorkan id card di genggamannya yang langsung diterima oleh Jungkook.

“Ini hari pertamamu magang di HOJIN HILL, by the way. Bukankah harusnya kau senang? Kenapa malah gelisah begitu, hm?”

Jungkook mengalungkan kartu identitas itu di lehernya sambil terus memberengut kesal. Tak menjawab pertanyaan kakaknya yang lebih seperti candaan baginya.

Boss With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang