SEPULUH

61 6 0
                                    

Sayup suara gerimis memasuki ruang dengar Yoo Ra saat dirinya mulai terjaga. Hal pertama yang dilihatnya begitu membuka mata adalah jam digital di atas nakas yang masih menunjukkan angka lima. Ia menggeliat kecil, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri.

Masih terlalu dini untuk memulai aktifitas. Apalagi di luar sana, cuaca seolah mencegah siapa pun untuk beranjak dari perduannya. Begitu pun dengan Yoo Ra. Ia tergoda untuk kembali menenggelamkan diri dalam hangatnya selimut tebal yang membungkusnya hingga dada.

Tapi tunggu sebentar.

Selimut?

Bukankah semalam ia tidur di sofa?
Kenapa bisa ada selimut? Bahkan sekarang ia sedang ada di kamarnya sendiri. Bukan di ruang tv.

Mungkinkah...

Yoo Ra bergegas bangun, menyingkap selimut yang tadi melingkupinya lantas berjalan cepat keluar kamar. Hal pertama yang dilihatnya begitu membuka pintu adalah Kim Taehyung yang sedang tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala.

"Apa ini? Bagaimana bisa--" Garis kerut di dahinya semakin jelas saat otaknya mengingat kejadian semalam, ketika Taehyung begitu santai menerima tawaran basa-basinya untuk tidur di kamar. Membiarkan dirinya tidur di sofa ruang tv yang dingin, sendirian, tanpa bantal dan selimut.

Lalu sekarang, begitu bangun kenapa yang terjadi malah kebalikannya? Mungkinkah makhluk menyebalkan itu yang telah memindahkannya ke kamar? Tapi benarkah? Rasanya sulit dipercaya mengingat hubungannya dengan Taehyung tak sebaik itu.

Tapi jika memang benar bagaimana? Bagaimana ia harus bersikap pada pria itu nanti? Haruskah ia berterima kasih? Atau marah saja? Karena bagaimana pun Taehyung adalah orang asing yang telah lancang berani menyentuhnya.

Sempat ada kobaran api di mata Yoo Ra saat membayangkan bagaimana pria asing bernama Kim Taehyung itu menggendongnya ke kamar. Meskipun niatnya mungkin baik, tapi tetap saja itu tidak sopan. Harusnya bangunkan saja. Kenapa malah main gendong segala? Siapa yang bisa menjamin pria itu hanya menggendong. Bagaimana kalau-- Ahh sekarang Yoo Ra makin yakin kalau Kim Taehyung itu pria berotak cabul.

Pikiran buruk masih terus bergelayut di otak Yoo Ra sampai ketika telinganya mendengar geraman rendah dari mulut Taehyung. Pria itu bergerak kecil memeluk lututnya sendiri dengan masih menutup kedua matanya. Taehyung kedinginan. Yoo Ra tahu itu.

Dengan tergesa Yoo Ra masuk ke kamar lalu kembali dengan selimut di tangannya. Setelah mematikan lampu utama, Yoo Ra melangkah pelan mendekati Taehyung. Menyalakan lampu duduk di atas nakas dan mematikan televisi yang masih menyala. Setelah itu ia menyelimuti tubuh Taehyung yang kedinginan dengan selimut yang dibawanya.

Melihat Taehyung yang tertidur pulas membuat pikiran buruknya tentang pria ini hilang begitu saja. Bahkan Yoo Ra sampai tersenyum kecil melihat betapa lucunya wajah Taehyung sekarang. Taehyung yang kini dilihatnya sama sekali berbeda dengan Taehyung yang biasa ia lihat dalam kondisi bangun.

Taehyung yang dingin, irit bicara dan menjengkelkan seolah hilang terkubur oleh wajah polosnya ketika terlelap. Jika diperhatikan dari dekat, Yoo Ra jadi menyadari kalau ternyata Taehyung memiliki alis yang tebal dan hitam. Bulu matanya panjang dan lentik, terlalu cantik untuk ukuran pria. Ada sebuah titik kecil berwarna hitam di ujung hidungnya yang mancung dan satu titik lagi di bibir bawahnya. Entah kenapa semuanya terlihat begitu pas. Bahkan Matanya yang terpejam saja bisa membuatnya makin memesona. Ya Tuhan, bagaimana seorang pria bisa setampan ini?

Ah!

Yoo Ra memukul kecil kepalanya yang mulai berpikiran ngawur. Kalau begini, ia merasa lebih cabul dari Taehyung. Setelah memastikan deru napas Taehyung kembali teratur, Yoo Ra lantas berjalan menuju dapur. Meneguk air dingin banyak-banyak untuk mendinginkan otak, lalu mulai berkutat dengan alat memasak untuk membuat sarapan.

Boss With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang