Satu minggu pun berlalu, kini aku sudah mulai terbiasa tinggal di rumah Felix.
Satu hal yang kalian harus ketahui, mungkin hubungan kita memanglah sepasang suami istri tapi itu hanya sebatas perjanjian pernikahan di atas kertas.
Sejak awal, kita memang tidak saling mencintai. Sampai sepulang dari Honeymoon seminggu yang lalu, Felix ternyata telah menyediakan kamar khusus untukku yang bersebelahan dengan kamarnya.
Sadis kah? Mungkin menurutku tidak. Karena aku lebih nyaman jika seperti ini. Hanya saja, peranku sebagai istrinya masih berlaku. Aku selalu menyiapkan keperluannya di rumah. Ya.... Sebatas itu saja.
Dan hari ini, aku memiliki janji dengan seseorang yang mengajakku bertemu di suatu tempat. Aku tidak tau siapa, tapi orang itu hanya memberitauku lewat pesan singkat tentang satu hal,"You're Someone Special" hanya itu yang ia tuliskan di akhir pesannya.
Sebelum itu aku akan pergi bersama dengan teman-temanku lebih dulu.
06.35
Felix's HouseAku berencana memberi tahu Felix, tentang rencanaku pergi hari ini. Saat dia akan berangkat kekantornya, aku memberikan tasnya sambil bertanya.
Bagaimanapun juga, dia sudah jadi suamiku. Jadi, aku harus bilang saat mau pergi keluar.
"Hari ini, teman-temanku ngajakin Shopping."
"Pergilah."
"Okay," Sedikit jengkel dengan jawabannya itu. Aku hanya membalasnya singkat.
.
.
.At a Shopping Mall
"Kamu kenapa Dhi? Kok kesel gitu dari tadi?" tanya Hani padaku.
"Iya nih? Dhianda ga seru ya. Kita kan lagi kumpul loh, jangan di tekuk mulu lah itu muka!" tambah Hana yang ikutan manyun.
"It's okay gaesss!" jawabku sambil senyum.
"Oh aku tau," kata Hana mendadak dan membuat aku dan Hani sedikit terkejut.
"Tau apa sih kamu Do Hana?" ~Hani.
"Tau..." ~Hana.
"Udah-udah, mau tetep ngobrol apa Shoping sih?" kataku merelai keduanya.
"Iya-iya," jawab keduanya serempak.
"By the way Dhi, gimana kabar hubungan kalian berdua?" sambil memilih baju, Hani yang berada disampingku tiba-tiba bertanya padaku. Sedangkan Hana entah dimana sekarang. Mungkin kebagian kosmetik.
"Baik."
"Syukur lah."
"Kamu sendiri gimana sama si Bangchan?" godaku padanya.
"A-apa?"
"Iya, kamu sama Bangchan gimana sekarang? Kemarin aja pas aku nikah kalian dateng berdua kan?"
"Lebih baik dari pada sebelumnya sih."
"Aku baru tau loh, kalo yang sering kamu ceritain ke aku dulu, ternyata itu Bangchan temen dekatnya si Felix."
"Lagipula, aku sendiri yang sejak dulu cuma dianggap temen sama dia, ga kenal sama suamimu itu."
"Ya kamu kan kenal Bangchan juga gara-gara si Minho kan? Terus kalian jadi dekat sebagai teman, malah hampir sahabatan lagi."
"..."
"Tapi aku ga heran sih Han, ternyata gaada yang namanya sahabat antara cewek cowok tanpa melibatkan perasaan satu sama lain. Buktinya, kamu yang cuma dianggap temen aja, bisa jadi pacar kan?"
"Apaan sih Dhi, udahlah." Hani pun merona karna perkataanku.
.
.
.Kita pun sudah selesai bersenang-senang. Aku teringat memiliki janji dengan seseorang. Jadi aku pergi duluan untuk menemuinya.
'Apa ga seharusnya aku temuin ya?' aku sendiri bingung harus gimana, takutnya kalau ada yang mau berbuat macem-macem gitu.
'Yaudahlah, berdoa aja ga terjadi apa-apa.'
Aku berjalan ke alamat yang dikirimkan orang itu. Tiba-tiba, ada seseorang yang memegang pundakku dari belakang.
"Jae?" aku terkejut mendapati seseorang yang sedang berdiri di hadapanku itu.
"Hai," sapanya padaku.
"..." Aku hanya diam mematung.
//
Hari ini aku update 2 loh, jangan lupa yang part sebelumnya. Dan...
Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationships in Marriage || Lee Felix
Fanfiction[HIATUS dan akan kembali pada bulan Oktober] Pertemuan pertama yang menyebalkan, di tambah dengan masalah perjodohan yang tidak di dasari oleh rasa cinta. Akankah mereka tetap bersama atau malah berakhir perpisahan? . . . "Hei, berhenti kau, brengse...