Matahari baru saja terbit. Jalan masih lenggang dan udara masih segar ketika dua insan tengah menghabiskan waktu weekend mereka di Malioboro.
Setelah puas menjelajah beberapa tempat wisata, tak lupa membeli pernak-pernik souvernir, dan diakhiri dengan makan siang disalah satu lesehan sekitar Malioboro. Keduanya memutuskan untuk mengakhiri kegiatan hari ini.
“Mau ngopi dulu nggak?”
Kean melirik sekilas, sebab pandangannya diharuskan fokus pada jalanan di depan. “Boleh.”
“Kalo bisa sekalian cari yang jual macam-macam dessert yaa.” Pinta Esha.
“Lagi pengen makan dessert?”
Esha menganggukkan kepalanya secara berirama. Kean terkekeh sebentar sebelum mengulurkan tangannya, mengusak gemas helaian legam miliknya.
Dan disinilah mereka, baru saja sampai di area parkir kafe yang memiliki aneka macam dessert didalamnya.
Warna putih dan cokelat mendominasi area kafe. Lantainya dilapisi dengan keramik putih berbentuk segi enam dan sebagian lagi dibiarkan menjadi lantai semen. Bagian dinding yang berwarna putih dipadukan dengan potongan papan kayu. Tak lupa ada juga jendela berukuran besar di setiap sisi kafe. Selamat Esha, kamu akan mendapat pencahayaan terbaik untuk berfoto disini.
Keduanya bergegas menuju kasir pemesanan, “Cappucinonya satu, Americanonya satu, samaa....” Esha mulai menyebutkan pesanannya.
“Menu dessert favorit disini apa?” Esha lanjut bertanya karena banyaknya pilihan di etalase.
“Mas.... ada yang tanya tentang dessert nih. Adek belum paham.” Seru sang pegawai.
Esha terhenyak sesaat, hampir saja menyerukan sebuah komplain karena kelalaian pegawai tersebut. Tetapi telponnya malah berbunyi, membuatnya bergerak menjauh dari area kasir.
Sedangkan Kean malah mengembangkan sebuah senyum manis. Dugaannya benar.
“Kean kan?” Sapa pegawai lain, si pemilik kafe.
Kean menjabat tangannya, “Yoi, apa kabar?”
“Baik, lo sendiri gimana?”
“Sama. Btw itu adek lo?” Topik pembicaraan mulai merambat ke tujuan utamanya datang kesini.
Adyva yang sedari tadi membuat minuman pesanan Esha segera melirik sekilas kearah kakaknya, merasa terpanggil.
“Ah iya. Dia baru pindah kemarin malam.” Jelas Afka; Kakak Adyva segera merangkul bahu adiknya. “Div, gamau nyapa teman lama nih?”
Esha menghentikan obrolan ringan keduanya. “Dek, Kakak harus mengurus beberapa pekerjaan yang belum kelar. Kamu....”
Sudah Kean duga. Memang selalu begini.
“Gapapa. Ayo Kean anterin.” Tak mau ambil pusing, Kean bergegas mengambil dompetnya untuk membayar pesanan.
“Gausah, kakak naik taksi aja.”
┄────── ⌯ ♡ ⌯ ───────┄
Bersama Americano dan Cheese cake strawberry, serta seorang wanita berpipi chubby yang menemani. Kean tiada henti menebar senyum tampannya.
“Gue masih kerja, gausah nyebelin ngajakin duduk-duduk manis disini.” Sungut Adyva membuat senyum Kean semakin lebar.
“Kata Bang Afka gapapa, pelanggan juga lagi sepi.”
Adyva tak menggubris ucapan Kean sedikitpun, sampai...
“Lo lupa kejadian semalam?” Kean mengungkit kejadian dimana si pemilik mata besar, hidung mancung, dan bibir yang lumayan berisi tersebut tengah menangis sesenggukan di trotoar.
Tak kunjung merespon, Kean mulai memberikan clue lagi, “Power bank.”
“Oh.” Adyva bangkit sejenak untuk mengambil power bank yang sengaja dia bawa pagi tadi. “Makasih.”
“Urwell.”
“Kenapa—”
“Mending lo cobain tuh dessert bikinan gue, terus kasih komentar.” Sela Adyva merubah topik pembicaraan.
Tak mau berlama-lama, Kean segera mencicipi dessert buatan wanita didepannya. Dan ya, manis, seperti si pembuat.
“Gimana rasanya?” Adyva tampak antusias juga was-was secara bersamaan.
Pemuda tersebut langsung berlagak seperti chef yang tengah mencicipi hidangan peserta lombanya. “Um.... Rasanya pas.”
“Pas gimana?”
“Pas sekali untuk dijadikan calon istri.”

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] F W A : Asahi x Winter
Teen Fiction[END - Short Story] FWA ; Friend with Affection[re : Affair] Tentang dua orang yang pernah memiliki waktu bersama dan berpisah begitu saja. Aku, Kamu, Dia, dan Taman Pelangi. . . . AU Lokal Hamada Asahi as Keandra Abhista Kim Minjeong as Adyva Shara...