VI

127 19 0
                                    

Apa yang dia lakukan sebelumnya? Mengapa dia harus bertemu dengannya lagi. Dan waktu yang sangat panjang itu, tidak bisakah menghapus segala kenangan yang telah mereka lalui bersama?

Apa-apaan ini? Apakah dia merasa sakit hati?

Mereka bertemu hanya untuk saling singgah. Selesai tanpa meninggalkan apapun. Hanya dua orang yang memiliki waktu bersama dan berpisah begitu saja

Lalu... jika dia datang kembali, kenapa dia harus peduli?

Guyuran shower menghapus jejak air matanya. Sudahlah. Tidak ada waktu untuk menangisi hal seperti ini. Dia harus pulang dan melanjutkan tangisannya di rumah.

┄────── ⌯ ♡ ⌯ ───────┄

"Kak anterin— E-eh....?" Langkahnya terhenti, rasa sesaknya melebur.

Cantik. Romantis sekali. Bukan main.

Kean melangkah menghampirinya, meninggalkan meja makan malam yang baru saja dia dekorasi seromantis mungkin. Dengan setangkai bunga mawar di tangan kanannya dia semakin percaya diri menjemput Adyva yang masih ternganga di depan pintu kamarnya.

Di ulurkan tangan kanannya sembari mengulas senyum semanis mungkin. "Do you want to be my girlfriend?"

"No. Dyva gamau jadi selingkuhan kakak. BIG NO." Tanpa sadar dia kembali menangis. "Kakak sadar nggak sih sama apa yang kakak lakuin sekarang?"

Kean segera membawa tubuh yang bergetar itu kedalam pelukannya. "Asal kamu tahu, kakak sudah nunggu 6 tahun lamanya buat momen ini."

"Nggak ada yang namanya seorang Adyva Sharadista jadi selingkuhan kakak. Kakak sayang sama Dyva. Cuman adek, nggak ada yang lain."

"Kakak janji, bakal secepatnya mutusin tunangan kakak. Tapi Adek janji tetap di samping kakak. Jangan tinggalin kakak, meski kedepannya bakal susah."

Perlahan Adyva menganggukkan kepalanya. Ia menyedihkan. Sungguh. Sangat menyedihkan.

┄────── ⌯ ♡ ⌯ ───────┄

Hari ini mereka memutuskan membuat sebuah cake sederhana sebagai perayaan kecil-kecilan. Keduanya tengah fokus pada adonan dan sesekali memperhatikan vidio di layar kecil yang mereka putar sebagai panduan.

Tak lama kemudian, cake buatan keduanya sudah siap di santap. Adyva membuka mulutnya, menjadi oknum pertama untuk mencicipi.

"Gimana rasanya?" Kean bertanya. Menurutnya enak, tapi bagaimana dengan pendapat Adyva?

"Enak."

"Enak gimana?" Kean kembali bertanya, belum puas mendengar jawabannya.

"Enak di jadiin suami."

Loh, loh.

┄────── ⌯ ♡ ⌯ ───────┄

Seharian ini mereka habiskan untuk sekedar bersantai-santai saja. Menonton televisi, membahas hal-hal yang sedang hits saat ini, atau sekedar saling menjahili satu sama lain.

Keduanya tak ada jadwal kuliah. Hanya saja Kean akan mampir ke kampus untuk sekedar menilik hasil sidang skripsinya. Nanti siang sekalian mengantarkan adik manisnya pulang ke rumah.

"Loh, ada tamu?" Figur lain mendadak muncul. Membuat keduanya tertegun bersamaan.

Otaknya berpikir keras, mencoba mencari celah kecil untuk ia jadikan alesan. Tolong selamatkan keduanya dari keadaan mencekik ini.

"Ohh Kak Esha. Kenalin, ini Dyva. Junior aku di kampus. Dia disuruh dosen minta contoh file tugas analisis ke katingnya, dan kebetulan kita kenal." Semoga Adyva mengerti alasannya berbohong seperti ini. Dia tidak mau hubungan yang baru saja dibangun semalam harus rusak begitu saja.

Esha menatap curiga. Wajar bukan jika Esha curiga? Dia yang menyandang status sebagai tunangannya saja tidak pernah di bawa kemari. Dan apa tadi? Tugas? Tak ada laptop maupun sekedar kertas kecil di atas meja, malah terpampang aneka jenis makanan di sana.

"Esha Shakira, tunangannya Kean." Esha menjulurkan tangannya dengan tatapan meremehkan.

Adyva menjabat tangan tersebut, "Adyva, junior Kak Kean di kampus."

Keduanya menghela nafas saat Esha ijin mengangkat sebuah panggilan. Seolah atmosfer canggung itu ikut hilang bersama dengan kepergiannya.

Adyva berdiri, bersiap meninggalkan tempat ini. "Gapapa, resiko aku. Mau-mau aja nerima kakak, jadi yaaa adek terima semua konsekuensinya."

"Maaf." Kean menyesal telah membuat Adyva menjadi miliknya.

Tapi katakan ia egois. Ia tidak akan membiarkan Adyva pergi, lagi. Meskipun Adyva harus tersakiti nantinya.

"I'm fine, really. Gausah minta maaf." Adyva melempar senyum manisnya, yang malah terlihat menyedihkan dimatanya.

[END] F W A : Asahi x WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang