Jisoo sempat tersentak ketika Joohyun berteriak padanya
"tenangkan dirimu Joohyun-ssi, eomma-mu pasti sudah bahagia di sisi tuhan dan lagi eomma-mu pasti tidak ingin kau terus menyalahkan orang lain dalam hal ini, saya yakin jika eomma-mu pasti sudah memaafkan-nya tidak perduli sebesar apapun kesalahan orang itu pada eomma-mu,saya sendiri bisa mengatakan ini karena saya yakin dan percaya jika eomma-mu orang baik" Jisoo menoleh kearah Joohyun sekilas "Seperti halnya putrinya yang sudah baik menolong saya pagi ini" lanjut Jisoo berusaha meredam emosi Joohyun sambil menepuk punggung gadis itu menenangkan
Joohyun menatap Jisoo dan gadis kim itu hanya memberikan senyuman terbaik yang dia miliki
"joseonghamnida Jisoo-ssi saya tidak bermaksud berteriak padamu" Joohyun menyesal ia masih menangis
Jisoo tersenyum menatap Joohyun "Gwencanayo Joohyun-ssi"
"saya minta tersenyumlah jangan menangis ataupun bersedih lagi setidaknya demi eomma-mu" Jisoo tersenyum sedikit memberi jarak antara dirinya dan Joohyun
Joohyun perlahan menampilkan senyumnya meskipun sisa-sisa airmata masih terlihat di wajah cantiknya
Tanpa ragu Jisoo mengarahkan tangannya menghapus sisa-sisa airmata Joohyun dengan tangannya. Joohyun sendiri hanya diam tidak berkomentar ia membiarkan Jisoo menyentuh bagian wajahnya..membiarkan Jisoo menghapus airmata-nya
"terimakasih Jisoo-ssi"
"tidak masalah"
Suasana hening setelah itu baik Jisoo ataupun Joohyun tak berbicara
Sepuluh menit berlalu dalam keheningan sampai akhirnya Jisoo membuka suara
"Joohyun-ssi"
Joohyun menoleh menatap Jisoo "waeyo? kau ingin bertanya sesuatu" Jisoo mengangguk mengiyakan
"Dongwook Ajusshi itu siapa-mu?" Jisoo bertanya pelan dan hati-hati takut menyinggung gadis disebelahnya
Joohyun diam gadis itu hanya menatap Jisoo dengan tatapan sedih
"Mianaeyo Joohyun-ssi saya tidak bermaksud membuatmu sedih lagi..jangan dipikirkan, kau tidak perlu menjawabnya jangan sedih lagi nde" Jisoo panik mendapati tatapan sedih Joohyun
Joohyun menghela nafas berat sebelum menjawab "dia appa saya Jisoo-ssi walaupun sejak saat itu saya tidak ingin mengakuinya lagi" ucapnya mengakui Joohyun menatap Jisoo sejenak dan menunduk diakhir kalimatnya
Jisoo menampilkan ekspresi terkejut beberapa detik mendengar jawaban Joohyun. sebisa mungkin Jisoo cepat menetralkan ekspresinya
"jangan sedih lagi Joohyun-ssi, lihat lah kesini jangan menunduk seperti itu tersenyum lah lagi" pinta jisoo menatap Joohyun lembut
Joohyun mendongak menatap Jisoo ia tersenyum tipis ke arah Jisoo meski tipis Jisoo mampu melihatnya
"Joohyun-ssi boleh saya bercerita padamu" tanya Jisoo menatap Joohyun
Joohyun menoleh balas menatap Jisoo gadis itu nampak mengangguk mengizinkan Jisoo bercerita
"kau tahu sejak kecil saya tidak pernah tahu siapa appa, saya tidak pernah melihatnya sampai detik ini begitu juga Seungwan..kami hanya tahu seseorang yang kami sebut eomma,Eomma yang ada di hidup kami,eomma yang selama ini merawat kami,kemanapun hanya eomma yang menemani kami walaupun tak jarang eomma pergi dengan urusan pekerjaan" Jisoo menoleh menatap Joohyun sekilas dan melanjutkan "kau tahu dulu kami pernah di bully karena appa kami tidak pernah terlihat mengantar sekolah atau semacamnya"
"kau dibully? Seungwan juga?" tanya Joohyun tak percaya
"saya bahkan pernah di lempar telur busuk bersama Seungwan mengingat kami memang selalu satu sekolah meski beda tingkatan,kami berdua selalu dijadikan objek pembullyan oleh anak-anak hanya karena seorang Appa" Jisoo menghentikan ucapannya sejenak
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally (New York, New Love)
FanfictionJoohyun X Jisoo ❗ GxG ❗ Cerita ini murni karangan author kalau ada kesamaan atau kemiripan dari segi apapun itu bukan kesengajaan ❗ Bagi yang tidak suka yuri story Jangan di baca simple kan tidak usah saling menjelekan OK ❗ Dilarang mengcopy story...