Tujuh

247 22 2
                                    

Happy reading^^

"Koko? Eum bu, minumnya gak jadi" gue langsung naroh botolnya terus pergi.

"Nesya tunggu," Ko Yanan megang pergelangan tangan gue.

"Ko-"

"Maafin koko karena waktu datang ke rumah, koko gak bilang sama kamu dulu" - Ko Yanan.

"Bukan itu, tapi-"

"Koko masih sayang sama kamu, koko mau kita balik lagi kayak dulu meskipun tau kalo kamu udah bersuami" Ko Yanan natap mata gue.

"Ko, Nesya-"

"Koko tau, Nesya juga masih sayang kan sama koko?" Ko Yanan ngangkat dagu gue dan gue cuma bisa ngangguk pelan.

"Ko," gue beraniin diri buat natap mata dia.

"Hm?" -Ko Yanan.

"Koko masih kuliah di kampus kita kan?"

"Koko-" - Ko Yanan.

"Nesya," - Guanlin.

"Lin," Ko Yanan senyum ke Guanlin.

"Mau belajar jalan?" Guanlin natap tangan gue yang ada di genggaman Ko Yanan.

"Gak," Ko Yanan ngelepas satu genggaman.

"Sekarang, mau nyebrang?" - Guanlin.

"Bukan," Ko Yanan ketawa.

"Terus ngapain pake gandengan? Truk kali ah gandengan, lepas kali" Guanlin ketawa sambil ngambil gue dari Ko Yanan.

"Nes, koko pulang dulu ya" - Ko Yanan.

"Iya ko, hati-hati" gue senyum.

"Nanti koko telpon," Ko Yanan bisik di telinga gue terus pergi.

"Ayo pulang Nes, kamu tuh belom mandi" Guanlin narik tangan gue.

"Ya gak usah kenceng-kenceng ngomongnya!" Gue pukul lengan dia kenceng.

"Biar gak ada yang berani deketin kamu," - Guanlin.

"Terserah ya, kita mau makan dulu atau pulang?"

"Pulang, ke rumah" - Guanlin.

"Kok ke rumah? Ih kan masih mau jalan-jalan di sini!" Gue liatin dia.

"Jangan berisik, tunggu sini" Guanlin lari masuk ke hotel.

Ting!

"Nesya?"

"Ya ko?"

"Lagi ngapain?" - Ko Yanan.

"Nesya lagi di jalan, koko lagi apa?"

"Lagi beres-beres nih, eum Nes" - Ko Yanan.

"Ya, ko?"

"Kapan-kapan mampir ke tempat koko ya? Nanti koko share locnya, tapi" - Ko Yanan.

"Tapi apa, ko?"

"Boleh gak kalo kamu datengnya sendiri aja?" - Ko Yanan.

"Iya ko, koko kabarin aja tanggal sama waktunya" gue liat keluar.

"Oke nanti koko kabarin kamu," - Ko Yanan.

"Udah dulu ya ko, nanti Nesya telpon koko lagi."

"Iya, kamu hati-hati di jalan" - Ko Yanan.

"Iya ko," gue matiin telponnya terus buru-buru masukin ke tas.

"Siapa?" Guanlin natap gue sambil ngasih dompet sama hpnya ke gue.

Senior Husband - Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang