O2: you said it ✧

289 30 0
                                    

[Need your vote & comment to unlock the next chapter, thank you!]

Memory ft. Ham Wonjin





Saat ini Wonjin sudah sampai di dalam sekolahnya. Dan seperti biasa, suara teriakan dari beberapa penggemarnya membuat gendang telinganya hampir pecah.

Wonjin terus berjalan, ia tidak peduli dengan sapaan dari orang-orang yang ia lewati.

Terkesan cuek kan? Itulah ciri khas seorang Ham Wonjin.

Ah tidak, itu bukan ciri khasnya, yang benar adalah ciri khasnya yang terkesan imut tapi tampan kan?

Jangan heran dengan dirinya yang terlihat cuek. Wonjin sebenarnya adalah orang yang sangat baik dan ramah kepada semua orang.

Tapi hanya saja itu, dia tidak ingin ketenangannya dirusak begitu saja.

Apalagi ditambah dengan cita-citanya yaitu menjadi idol tapi ditentang keras oleh ayahnya.

'Dengan menjadi idol, itu hanya akan membuat dirimu tersiksa'

Seperti itu lah kalimat yang sering ayahnya katakan.

Namun, kau kira Wonjin akan secepat itu menurutinya? Tentu saja tidak, Wonjin yang keras kepala tentu saja tidak akan peduli.

Bahkan jika ayahnya mengusir dirinya dari rumah, ia akan tetap memperjuangkan cita-citanya.

"WONJIN AKU MENCINTAIMU!!!" Teriak salah satu penggemar akutnya, Jeon Nara.

Wonjin tak meliriknya sedikitpun, ia terus melangkahkan kakinya.

Saking fokusnya ia bermain dengan ponselnya, sampai ia tidak menyadari ada orang yang berjalan ke arahnya dari arah yang berlawanan.

Bugh!

Orang yang ada di hadapan Wonjin langsung terjatuh ke lantai diikuti dengan beberapa bukunya yang berserakan di lantai.

Sedangkan Wonjin juga hampir jatuh, tapi ia berhasil menjaga keseimbangannya. Namun sayang, ponsel miliknya malah jatuh ke lantai hingga sebagian layarnya retak.

Mata Wonjin menatap tajam ke arah gadis itu. Dan gadis itu tidak menyadarinya karena ia sibuk mengumpulkan buku-bukunya yang jatuh ke mana-mana.

Baru saja ia akan mengambil bukunya yang terakhir, tapi sebuah kaki telah menginjak-injak bukunya hingga menjadi lusuh dan kotor.

"Yaampun buku fisika ku." Ujar gadis itu.

Kepala gadis itu mendongak ke arah sang pemilik kaki. Kedua pasang mata mereka bertemu, hingga kedua ujung bibir gadis itu terangkat sedikit dan membentuk sebuah senyuman tipis.

Tapi ia menyadari tatapan Wonjin padanya, maka dari itu senyumnya langsung luntur.

"Dasar gadis sialan! Apa kau tidak menyadari kesalahanmu dan malah tersenyum seperti itu? Sangat menjijikan!"

Wonjin menunjuk ke arah ponselnya yang tergeletak di lantai, hingga gadis itu kaget. Ia langsung mengambil ponsel itu dan memberikannya kepada Wonjin.

"Ma-maaf Kak Wonjin,” Ucapnya sambil berusaha berdiri, tapi Wonjin dengan cepat mendorongnya hingga ia tersungkur ke lantai.

"Kau kira dengan kata maaf itu akan mengembalikan ponselku yang sudah retak huh?!" Gadis itu tersentak kaget saat melihat amarah Wonjin yang menggebuh. Ini adalah pertama kalinya Wonjin memarahinya dan mempermalukannya di depan umum.

"Ta-tapi Kak Wonjin, aku tidak sengaja," Ia berusaha memohon kepada Wonjin.

Namun, kau kira Wonjin si keras kepala itu akan langsung memaafkannya? Tentu tidak.

Tangan pemuda itu langsung menjambak rambut sang gadis.

"BERDIRI!." Titah Wonjin, dan gadis itu hanya mengikutinya.

"Ingat ya, aku tidak mau tahu, kau harus mengganti ponselnya gadis sialan!." Pemuda itu menunjuk jari telunjuknya tepat di depan wajahnya.

Seluruh mata siswa tertuju pada kejadian mereka berdua. Banyak siswa-siswi yang saling berbisik.

"Bukannya dulu mereka itu dekat sekali ya?."

"Iya, perasaan dulu Wonjin tidak pernah ingin memarahinya."

"Ada apa sebenarnya dengan mereka berdua?."

Itulah kira-kira pembicaraan beberapa siswa.

Hingga tiba-tiba Minhee dan Hyeongjun datang untuk menghentikan pertengkaran Wonjin.

"Wonjin hyung sudah sudah. Kasihan dia." Ujar Hyeongjun sambil menahan badan Wonjin yang seakan-akan siap kapan saja untuk memukul gadis itu.

"Wonjin sudah. Ayo kita pergi." Minhee menarik tangan sahabatnya dan mulai menjauh.

Gadis itu hanya terisak, hatinya benar-benar sakit saat melihat perlakuan Wonjin padanya tadi.

Ia mengambil buku fisikanya yang sudah lecet dan berjalan ke arah kelasnya.

"Ingat ya, aku akan selalu menjaga kamu. Tidak akan ada orang yang berani untuk menyakitimu."

"Kau yang mengatakannya Ham Wonjin, dan kau juga yang melanggarnya."







TBC









Yeayyy akhirnya update, jgn lupa vote yaa gaiss:))

[✓] Memory - WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang