[Need your vote & comment to unlock the next chapter, thank you!]
Memory || ft. Ham Wonjin & Jang Wonyoung
Lima belas menit kemudian, Wonjin kembali dengan pesanan kedua sahabatnya.
"Ini."
Wonjin meletakkan tiga mangkok bakso di meja makan yang mereka tempati.
"Minumannya nanti Irene ahjuma yang antar." Ucap Wonjin.
Keduanya pun mengangguk paham sambil mulai menikmati makanannya masing-masing.
Beda dengan dua sahabatnya yang sedang makan, Wonjin malah melamun.
Dia ingat saat pertama kali mereka berdua tak sengaja bertabrakan di koridor yang mengakibatkan sebagian layar ponsel Wonjin retak. Ada juga saat mereka berdua pulang dengan bus yang sama saat hari piket. Aneh, kenapa gadis itu terlihat sangat mengenalnya?. Padahal mereka baru saja bertemu.
Hanya satu pertanyaan yang ada di pikiran Wonjin sekarang.
'Apa yang sebenarnya terjadi padanya?'
Minhee yang ada di hadapannya segera menyadari kalau sahabatnya sedang melamun.
"Hyung, makanannya dimakan jangan cuma diaduk saja."
"Eh?."
Suara Minhee berhasil membuyarkan lamunan Wonjin.
"Kamu kenapa hyung?." Tanya Minhee
"Hah?. Aku tidak apa-apa." Ucap Wonjin sambil tersenyum tipis lalu mulai menikmati makanannya.
Minhee dan Hyeongjun yang sudah selesai makan segera berdiri.
"Kalian berdua ingin kemana?." Tanya Wonjin yang masih makan.
"Aku lupa kalau hari ini tugas biologi harus dikumpulkan. Dan kita berdua belum mengerjakannya. Jadi aku dan Minhee harus balik ke kelas sekarang. Hyung tidak apa-apakan jika kita tinggalkan sendiri?." Ujar Hyeongjun
"Oh, pergilah. Tidak apa-apa." Jawab Wonjin.
"Oke hyung, sampai bertemu saat pulang sekolah nanti!." Teriak Minhee yang mulai meninggalkan Wonjin yang makan sendiri di meja.
Kini tersisa Wonjin sendiri yang makan di meja tersebut. Kantin pun sudah penuh dengan banyaknya siswa-siswi yang sedang menikmati jam istirahat.
Mata Wonjin tak sengaja menangkap seorang gadis yang baru masuk ke area kantin dan tampak kesusahan mencari tempat duduk.
Namun, kedua mata mereka akhirnya bertemu. Gadis itu tersenyum tipis dan berjalan ke arah meja yang Wonjin tempati.
Dia adalah Wony.
"Wonjin-ah, bolehkah aku ikut duduk di sini?." Tanya gadis itu.
Wonjin menatapnya sebentar. "Duduk saja."
Gadis itu segera duduk di kursi yang berhadapan dengan Wonjin. Dia membuka kotak bekal yang dia bawa.
Mata Wonjin tak pernah lepas menatap gadis itu terus. Jika dilihat-lihat, Wony terlihat cantik dan menggemaskan saat makan. Ia tidak sadar jika kedua ujung bibirnya mulai terangkat sedikit.
Tapi senyumnya langsung hilang karena---
"Uhuk uhuk."
Wony tersedak makanannya.
Wonjin juga ikut kaget. Ia segera mengambil es teh dingin miliknya dan memberikannya pada Wony.
"Ini, minum."
Gadis itu dengan cepat mengambilnya dan meminumnya.
"Hampir saja."
"Ck, dasar ceroboh." Ujar Wonjin.
Wonyoung hanya tertawa pelan.
"Terima kasih Wonjin-ah."
"Hm."
"Untung saja ada aku, kalau tidak kau bisa mati." Wonjin memutar bola matanya malas.
Wonyoung merasakan geli di dalam tubuhnya. Seperti ada kupu-kupu yang beterbangan.
Sedangkan lelaki itu dapat melihat wajah Wonyoung yang mulai bersemu memerah.
"Kenapa wajahmu merah?." Tanya Wonjin dengan alis sebelahnya yang terangkat.
"H-hah?. Tidak apa-apa."
"Baper." Ucap Wonjin ketus.
"Wonjin."
"Hm."
"Apa sekarang aku sedang bermimpi?."
Wonjin menatapnya dengan bingung.
"Tentu saja tidak, pabo."
"Aku tidak bisa percaya kalau kau dan aku bisa saling berinteraksi walaupun belum akrab." Ujar Wony sambil tersenyum tipis.
"Aku hanya menolongmu tadi."
"Hanya menolong?. Kau lupa kalau dulu kau sangat benci padaku?."
Wonjin membisu.
Wony menutup kotak bekalnya lalu menatap Wonjin dengan lekat.
"Aku tahu kau adalah orang yang baik. Dan aku ingin kau selalu seperti ini kepadaku. Akan kubuktikan padamu bahwa rumor buruk tentangku itu tidak benar."
"Tolong buat aku senang Wonjin-ah, walaupun sebenarnya aku bukan siapa-siapa bagimu. Aku ingin mempunyai kenangan indah yang tak akan pernah terlupakan bersamamu."
"Dan jika suatu saat nanti aku akan pergi jauh, akan ku pastikan sebelum itu semuanya akan kembali. Karena aku tidak pernah menyesal sedikitpun untuk membantumu."
"Aku tahu mimpimu adalah menjadi seorang idol kan?."
Wonjin mengerutkan dahinya. Bagaimana gadis itu bisa tahu tentang keinginannya?. Hanya keluarga Ham saja yang tahu tentang itu. Bahkan sahabat Wonjin saja tidak pernah tahu tentang itu.
"Ka-kau tahu dari mana?."
"Aku tahu semua tentangmu Wonjin."
"Apa kau seorang penguntit?."
Gadis itu malah tertawa saat mendengar pertanyaan Wonjin.
"Tentu saja tidak. Kau akan segera mengetahuinya saat aku sudah pergi. Dan jangan lupa untuk mengabariku jika kau telah berhasil debut menjadi idol."
TBC
double update eheyy
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Memory - Wonjin
Fanfic"Tidak semua cerita cinta itu akan berakhir bahagia, bukan? Karena setiap pertemuan, mungkin ada perpisahannya juga." Kelanjutan cerita bahagia mereka berlanjut disini. Tapi, akankah cerita itu berakhir bahagia? ataukah hanya akan menjadi sebuah mem...