[Need your vote & comment to unlock the next chapter, thank you!]
Memory || ft. Ham Wonjin & Jang Wonyoung
Pagi ini Wonjin dan kakaknya sedang duduk di depan meja makan untuk sarapan.
Wonjin hanya melamun, dia sebenarnya sedang kepikiran dengan ucapan kakaknya tadi malam.
"Wonjinie jangan melamun. Ayo habiskan sarapanmu cepat, nanti kau terlambat.
"Nuna?." Panggil Wonjin.
"Ada apa hm?." Tanya Dayoung.
"Apa sebenarnya hubunganku dengan Wonyoung?." Akhirnya dia lega setelah menanyakan pertanyaan yang sudah lama ia pendam dari lama.
Dayoung tampak menarik nafasnya. "Aku tidak bisa mengatakannya Wonjinie, maaf."
"Kenapa?."
"Appa dan eomma tidak akan pernah memaafkanku nanti." Perempuan itu menunduk, tidak ingin menatap wajah adiknya itu.
Wonjin mendengus kesal, dia berdiri dan mengambil ranselnya. "Aku pergi dulu nuna."
"Wonjin..." Panggil kakaknya.
"Aku sudah terlambat nuna." Wonjin meninggalkan kakaknya di meja makan dan segera berangkat ke sekolah.
"Aku ingin kau mengetahuinya sendiri Wonjinie." Lirih Dayoung ketika Wonjin sudah pergi dari rumah.
▪▪▪
Selama jam pelajaran Wonjin tidak bisa fokus. Ia sering melamun membayangi kejadian semalam.
Jang Wonyoung benar-benar mengganggu konsentrasinya. Hanya nama gadis itu yang ada di pikiran Wonjin sekarang.
Ditambah lagi dengan kata-kata kakaknya semalam, tambah membuat Wonjin pusing. Jadi haruskah Wonjin menjaga Wonyoung?.
Wonjin pun membanting pulpennya, sehingga membuat teman sebangkunya kaget. Dan untung saja guru yang mengajar tadi sudah keluar.
"Kau kenapa Wonjin?." Tanya Minkyu.
"Tidak apa-apa Minkyu-ah." Wonjin berdiri, hendak menenangkan pikirannya.
"Kau mau kemana Jin?."
"Ke perpustakaan."
"Oh, oke."
Wonjin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berjalan menuju perpustakaan sekolah.
Di perpustakaan, Wonjin meletakkan kepalanya di atas meja. Sekarang ia malah rasa mengantuk. Dan tanpa sadar, lelaki itu sudah masuk ke alam mimpinya.
▪▪▪
"Wonjin-ah bangun!."
Mata Wonjin mulai terbuka ketika mendengar suara seorang gadis diiringi dengan tepukan pelam di pipinya.
"Eumm!."
Wonjin mengucek-ngucek matanya dan kaget karena melihat Wony di sampingnya.
"Kau sudah bangun?." Tanya Wony
"Wo-wonyoung? kau sedang apa di sini?." Wonjin justru balik bertanya.
"Sedang membangunkanmu tentunya!. Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada di sini hingga ketiduran?. Apa kau membolos?." Wony menyipitkan matanya.
"Apa? aku ketiduran?. Berarti aku bolos pelajaran Pak Seungwoo dan Bu Sejeong!." Wonjin menepuk kepalanya.
Sedangkan Wony hanya tersenyum dengan tingkah laku Wonjin.
Lelaki itu hendak pergi, tapi ia jadi ingat dengan kata-kata kakaknya semalam. Dia menoleh dan mendapati Wony yang sedang mencari sebuah buku yang ada di berjejer di rak-rak.
"Kau belum pulang?." Tanya Wonjin.
Wonyoung meliriknya. "Aku?." Gadis itu memastikan jika Wonjin bertanya padanya.
"Ya kau, Jang Wonyoung. Siapa lagi kalau bukan kau?."
"Belum Wonjin-ah, aku sedang mencari sebuah buku."
Wonjin hanya ber 'O' ria lalu duduk kembali di tempat yang ia duduki tadi.
"Kenapa kau belum pulang?." Tanya Wony yang masih setia memilih buku-buku.
"Aku akan menunggumu. Takutnya ada hal-hal buruk jika aku meninggalkanmu sendiri di perpustakaan."
Perkataan Wonjin membuat gadis itu terkekeh. "Tidak apa Wonjin-ah. Aku hanya tidak lama. Kau bisa pulang."
"Jadi kau mengusirku?."
"Eh tidak-tidak, bukan begitu maksudku." Raut wajah Wony membuat Wonjin merasa gemas sehingga Wonjin pun tertawa.
"Hahaha."
"Mwo? Ada yang lucu kah?." Ujar Wony
"Raut wajahmu lucu sekali haha."
Seketika pipi Wony terasa panas. Dia benar-benar malu. Tapi selain itu ada rasa senang pada dirinya. Untuk pertama kalinya Wonjin
tertawa lepas karena ulahnya."Tertawalah seperti ini terus Wonjin-ah. Aku sangat senang."
Disementara Wonjin tertawa, Wony melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Tiga menit kemudian, ia menemukan buku yang ia cari dari tadi. Tapi letak buku itu sangat tinggi, walaupun badannya tinggi ia tetap tidak bisa menggapainya.
Dengan ragu ia akan meminta bantuan Wonjin.
"Wonjin-ah.."
Wonjin yang tadinya bermain ponsel segera mengalihkan pandangannya ketika gadis itu memanggilnya. "Kenapa?."
"Hm bolehkah aku meminta bantuanmu?."
"Kau ingin aku membantu apa?."
"Bolehkah kau mengambil buku yang ada di atas sana?."
Wonjin berjalan menghampirinya. "Yang mana?."
"Yang warnanya biru."
Tangan Wonjin segera mengambil buku yang dimaksud Wonyoung.
"Ini." Wonjin memberikan buku yang ia ambil.
Wony pun berbalik untuk mengambilnya.
Dag
Dig
DugWonyoung merasakan bahwa jantungnya berpacu dua kali lipat dari biasanya. Dan gadis itu baru menyadari kalau posisinya dengan Wonjin sangat dekat. Pasalnya gadis itu ada tepat di depan rak buku, dan Wonjin di hadapannya. Ya lebih singkatnya posisi Wony di himpit antara Wonjin dan rak buku.
Dan akhirnya tak sengaja kedua mata mereka bertemu.
"Ah, maaf." Ucap Wonjin karena baru sadar posisi mereka saat ini.
"Um terima kasih Wonjin-ah."
TBC
huwaaaaa senenggg bgttt akhirnyaa Starshipz udah resmi punya nama grup Cravity...berarti rinduku pada Wonjin akan segera berakhir hehee
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Memory - Wonjin
Fanfic"Tidak semua cerita cinta itu akan berakhir bahagia, bukan? Karena setiap pertemuan, mungkin ada perpisahannya juga." Kelanjutan cerita bahagia mereka berlanjut disini. Tapi, akankah cerita itu berakhir bahagia? ataukah hanya akan menjadi sebuah mem...