O7: i think ✧

172 29 1
                                    

[Need your vote & comment to unlock the next chapter, thank you!]

Memory || ft. Ham Wonjin & Jang Wonyoung












Hari Senin adalah hari yang paling dibenci kebanyakan siswa. Benar-benar hari yang panjang untuk belajar. Ditambah lagi dengan upacara bendera setiap paginya.

Untung saja hari ini gadis itu tidak telat. Ya bisa dikatakan hampir telat. Beruntung ia bisa sampai di sekolah dua menit sebelum upacara dimulai.

Ia bergegas berlari ke arah kelasnya, tak sengaja kedua matanya mendapati sosok Wonjin yang terburu-buru berjalan ke arah lapangan.

Sampai di kelas, ia langsung meletakkan ranselnya di atas kursi, dan tak lupa juga untuk mengambil topi.

Lalu ia kembali menuruni tangga dan berjalan ke arah lapangan.

Di lapangan, ia langsung bertemu dengan sahabat karibnya Jeong Dahyun.

"Tumben kamu telat haha." Tawa Dahyun ketika melihat Wony yang baru sampai di lapangan dengan nafas yang terenga-enga.

"Yak, aku tidak telat!. Semua ini adalah salah Kak Daehwi pft." Ujarnya sambil membenarkan pakaian seragamnya.

"Hm ya, dan ngomong-ngomong kau terlihat pucat. Apa kau sakit?."

Dahyun memperhatikan Wony yang terlihat pucat pasih. Sedangkan Wong hanya menggeleng pelan.

"Tidak, aku tidak sakit. Aku hanya lupa memakai lipbalm." Jawabnya sambil melihat ke arah depan.

Satu menit kemudian, seluruh siswa sudah siap berbaris dengan seragam rapi dan lengkap.

Upacara pun berlangsung dengan tenang dan tertib. Dan sekarang waktunya amanat pembina upacara, seluruh siswa pun menperhatikan dan mendengarnya dengan cermat.

"Oke, ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan." Ucap kepala sekolah.

"Minggu depan akan berlangsung lomba OSN antar sekolah. Dan saya sudah mengadakan rapat bersama para dewan guru untuk mengutus dua orang siswa terbaik dari sekolah kita. Saya harap yang namanya dipanggil dapat maju ke depan sini." Ujarnya sambil membuka sebuah lipatan kertas, yang diyakini adalah nama peserta yang akan ikut lomba OSN.

"Kelas sebelas IPA dua, atas nama Jang Wonyoung. Dan kelas dua belas IPA satu, atas nama Ham Wonjin. Dua nama tersebut saya mohon agar dapat maju ke depan."

Seluruh mata siswa langsung menatap dua orang tersebut. Sedangkan Wony hanya diam mematung. Ia masih kaget dengan kenyataan bahwa ia akan ikut lomba OSN bersama Wonjin. Apakah semua ini adalah mimpi?.

Dahyun yang ada di sampingnya langsung memeluknya karena bahagia.

"Kau hebat Wony!. Dan sudah kubilang bahwa jodoh tidak akam kemana-mana." Ucap Dahyun.

"A-apa? Namaku? Benarkah?." Tanya Wony gelagapan.

"Jangan banyak tanya, ayo maju."

Dahyun mulai mendorong Wony agar maju ke depan. Gadis itu pun maju ke depan dengan tatapan kaget dari seluruh siswa.

Mata Wony bisa melihat Wonjin yang sudah berdiri dari tadi di depan dengan wajah lempengnya.

Kini mereka berdua telah berdiri di depan yang langsung mendapat teriakan histeris dari beberapa orang, termasuk penggemar Wonjin.

"Jadi anak-anak, dua orang yang ada di depan ini akan menjadi utusan sekolah kita untuk mengikuti lomba OSN yang akan diselenggarakan minggu depan."

"Saya harap dua orang ini dapat membawa nama baik sekolah kita. Mari kita dukung dua teman kita ini agat berhasil."

Wonjin hanya tersenyum tipis, jujur saja ia gugup saat ditatap oleh ratusan siswa. Walaupun ia adalah siswa yang populer di sekolah, tapi rasa gugup itu pasti ada.

Lain halnya dengan Wony yang hanya menahan rasa sakitnya dari tadi. Ya, sebenarnya ia sudah merasa kurang sehat saat penaikan sanga bendera merah putih. Dan saat ini dia harus kuat, dia tidak boleh pingsan. Ia juga tidak mau dipandang lemah oleh seluruh siswa, terutama Wonjin.

"Aku harus bisa menahannya. Ayolah Wony, kau pasti kuat."

Keringat terus bercucuran dari kepalanya. Iapun menggigit bibir bawahnya karena rasa sakit di tubuhnya.

Untung saja, kepala sekolah segera menyuruh mereka berdua agar dapat balik ke barisan.

Namun belum saja sampai di barisan, tubuh Wony langsung terasa lemas, sehingga seluruh tubuhnya mendarat ke aspal yang diikuti dengan matanya yang tertutup.

Sebelum itu dia sempat tersenyum karena ia bisa mendengar suara seseorang yang meneriaki namanya.

"Wonyoung!."

Dan ia sangat yakin bahwa orang itu adalah,

Ham Wonjin













[TBC]









aku bakal update terus walaupun readers nya dikit:( jgn lupa vote dan komen

[✓] Memory - WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang