Fate [Huang Renjun]

3.5K 314 28
                                    

Fate [Huang Renjun]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fate [Huang Renjun]

sambil dengerin lagu Ailee-I will go to you like the first snow (wajib,di mulmed juga ada)
---

"tak seharusnya kita begini" huang renjun.

"kita bersatu renjun, bukan disatukan, lupakan aku, anggap saja kau tak pernah mengenalku" lalisa manoban.

-F A T E-

"Lisa?" kepala renjun menyembul dibalik pintu kamar lisa.

"kau sedang apa?" ujar renjun, badannya kini sepenuhnya menampakkan dirinya.

"nothing, kau sendiri sejak kapan kesini?"

"barusan, hehe, kau. . . tak apa? sepertinya kau terlihat pucat sekarang" tanya renjun.

"aku. . . tak apa apa renjun, kemarilah, apa kau tak lelah berdiri?" ujar lisa menepuk nepuk kasur disampingnya.

renjun beranjak dari tempatnya, ia berjalan menuju tempat sang kekasih berada.

ia mendudukan dirinya tepat di samping lisa.

"kau sedang apa?" tanyanya seraya memperhatikan lisa, ia mendapati sang kekasih yang menulis di sebuah buku, buku itu sangat indah, rapi, ciri khas perempuan sekali.

"just writing on my diary book" ujarnya bergegas menutupnya, lalu menatap sang kekasih lekat, renjun melihat mata sayu itu, tak biasanya.

"about?"

"nothing" ujar lisa, keheningan menyelimuti keduanya sejenak.

"let's make a memories!" ujar lisa menatap renjun, renjun melihat pancaran. . . kesedihan? entahlah, rasanya ada yang berbeda pada kekasihnya ini, tatapan matanya, perilakunya.

tak biasanya.

-F A T E-

Renjun saat ini tengah berbaring diatas ranjang lisa, sedangkan lisa sedang memasakkan sesuatu untuk renjun.

renjun beranjak dari kasurnya, ia ingin melihat kamar sang kekasih, sangat rapi, seperti biasa.

saat ia mengedarkan pandangannya, matanya menangkap secarik kertas dengan buku diary milik lisa disampingnya.

ia mendekati kertas tersebut, sangat aneh, umm seperti kertas dari rumah sakit?

ia mengambil kertas itu, lalu membacanya.

air matanya menetes kala membaca surat itu.

leukimia

stadium 4

hatinya sakit, bagaimana masalah sebesar ini disembunyikan oleh kekasihnya? kenapa lisa tak bercerita?

ia benar benar merasa menjadi kekasih yang sangat buruk.

"renjun?" ujar lisa mendekati renjun secara perlahan.

renjun berbalik, mendapati senyum lisa yang terpantri dibalik tatapan sayunya.

ia memeluk lisa, dan menangis sejadi jadinya.

"wae?" tanya lisa lembut.

"kenapa?! kenapa kau tak pernah bercerita lisa? kenapa kau menyembunyikannya dariku?" ujar renjun mempererat pelukannya, ia tak ingin kehilangan kekasihnya.

"jadi. . . kau sudah tau?"

"tentu, kenapa kau menyembunyikannya dariku?"

"aku hanya tidak ingin membuatmu sedih, renjun"

"but it's hurt me more, lisa"

"i'm sorry" ujar lisa melepas pelukan

lisa membenahi tatanan rambut renjun dan mengusap air matanya

"tolong lupakan aku ya? ikhlaskan aku saja, arra? jangan membuatku pergi dengan hati yang sedih" ujar lisa mengelus elus kepala renjun.

renjun menggeleng dengan keras, lalu memeluk lisa kembali.

"Never! tolong jangan memintaku untuk melakukan hal itu" bisik renjun lirih.

"you can do it, kau bisa mencari gadis yang lebih layak berdamping dengan mu"

"kau lah gadis yang layak itu, lisa. . . promise always with me?"

"i'll try it"

-F A T E-

"Dok! Dokter!!" renjun berlari sangat keras dengan menggendong lisa, air matanya berdesakkan untuk keluar.

"bapak tunggu disini ya?" renjun mengangguk lemah, badannya merosot, ia bahkan menangis, dirinya hanya dapat berdoa disini.

setelah beberapa jam menunggu, akhirnya sang doker keluar, ia lekas bergegas berdiri.

"bagaimana dengan keadaan kekasih saya dok?!" ujar renjun mengguncang badan sang dokter.

sang dokter tampak tak menjawab, hanya menatap sedih renjun.

"maaf"

kaki renjun melemas, jadi inikah akhirnya?

"maaf untuk apa dok?" tidak, renjun ingin menangkal realita, ia tak mau kehilangan berlian berharganya, tak akan pernah.

"maaf, sepertinya ia sudah lelah berjuang, ia memilih tidur, dia wanita yang sangat kuat bukan? bisakah kau mengikhlaskan?"

"tidak, dokter pasti bercanda kan? dok?!" tiba tiba ia teringat, otaknya memaksanya memutar ke memori sebelumnya.

"renjun, aku lelah" kata kata lisa terngiang ngiang di telinga renjun.

"maafkan kami, saya izin undur diri" bahu renjun merosot, ia terduduk di lantai menatap nanar ruang operasi kekasihnya.

tuhan adil kan? tuhan baik kan?

renjun tak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa berdoa yang terbaik.

-F A T E-

hehe, ini mau dibuat book baru.

ini masih bakal ada lanjutannya, ini baru sepenggal ceritanya nanti, hehe.

cuma nggak tau kapan aku pub, hehe. tapi aku ragu, takut gagal, dan aku tau ini nggak nge feel sama sekali _- jadi ragu.

ini aku up spesial buat ultah nya injun💚💚

happy birthday to the one who LIGHTS up our wolrd💚💚 HUANG RENJUN💚

LISA X NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang